Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

PHK di Jawa Timur Tertinggi ke-5, Pakar Ekonomi Unair Sebut Pentingnya Dukungan Investasi

Menurut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Jawa Timur menjadi provinsi ke-5 dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar pada 2024.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Samsul Arifin
aquent.com.au
PENTINGNYA DUKUNGAN INVESTASI - Karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ). Pakar ekonomi Unair sebut pentingnya dukungan investasi untuk serap tenaga kerja. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur mengumumkan sepanjang 2024 ada 8.394 pekerja di 21 Kabupaten/Kota terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Bahkan, menurut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Jawa Timur menjadi provinsi ke-5 dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar pada 2024.

Kemnaker juga memperingatkan adanya potensi berlanjutnya gelombang PHK yang mengancam dunia usaha, di mana akan ada sekitar 60 perusahaan yang berencana melakukan PHK dalam waktu dekat.

Jika kondisi ini tidak segera di atasi, maka akan ada ribuan pekerja yang berisiko kehilangan mata pencahariannya.

Menyikapi situasi yang terjadi, Pakar Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Gigih Prihantono menilai, Jawa Timur membutuhkan arus investasi yang lebih besar guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan kerja.

Baca juga: Curhat Karyawan KemenPU Kena PHK Imbas Efisiensi Anggaran, Fasilitas Kantor Dipangkas: Jadi Gelap

Pemerintah daerah juga harus berupaya meningkatkan iklim investasi di Jawa Timur agar investor merasa aman dalam menanamkan modalnya.

“Arus investasi yang meningkat membawa dampak signifikan terhadap perekonomian Jawa Timur. Peningkatan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih pesat.  Yakni akan ada peningkatan produksi, nilai tambah, dan tentu saja, kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur," kata Gigih, dalam rilisnya Kamis (20/2/2025).

Tak hanya itu, salah satu dampak positif yang langsung terasa dari arus investasi yang masuk adalah penyerapan tenaga kerja.

Baca juga: Nasib Pegawai Honorer usai Terbit Inpres Efisiensi Anggaran, Bakal Ada PHK? ini Penjelasan Menkeu

Menurutnya, banyak proyek investasi yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar, mulai dari tenaga terampil hingga tenaga kerja di sektor-sektor lain.

PHK Melonjak 

Gigih melanjutkan, di sisi lain angka PHK di Jawa Timur melonjak dalam beberapa bulan belakangan. Beberapa perusahaan diantaranya terpaksa melakukan PHK sebagai upaya mengurangi beban operasional.

Terlebih, ada dorongan boikot terhadap produk tertentu membuat perusahaan yang tengah berjuang untuk bertahan harus mengambil langkah. 

Baca juga: 14 Tahun Kerja, Sidiq Petugas Pintu Air Nelangsa Kena PHK karena Efisiensi Anggaran: Inikah Balasan?

"Ketika konsumsi menurun drastis, maka langkah drastis yang diambil salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan," jelasnya.

Kondisi itu patut disayangkan. Pasalnya, menurut Gigih, dengan angkatan kerja yang relatif besar, Jawa Timur jadi sasaran ideal investor yang ingin mendapatkan tenaga kerja kompeten dengan biaya yang lebih efisien. Selain itu Jawa Timur memiliki berbagai keunggulan yang menarik bagi investor seperti sumber daya alam, pasar yang besar dan lokasi strategis.

Baca juga: Tunggu Pembeli Sambil Ngaji, Pak Suhendar Penjual Kopi Dulunya Kerja di Industri Pesawat: Kena PHK

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved