Berita Viral
Kepsek SMAN 6 Depok Langsung Dipecat, Dedi Mulyadi Diminta Bijak: Enggak Menyelesaikan Masalah
Dedi Mulyadi dimohon agar lebih bijak dalam menangani polemik study tour, dalam artian lebih jelas dahulu soal regulasinya.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Dedi Mulyadi membuat gebrakan setelah dilantik yakni menonaktifkan kepala SMAN 6 Depok.
Ia menonaktifkan kepsek lantaran dianggap melanggar surat edaran gubernur mengenai larangan study tour.
Surat edaran tersebut bernomor 64/PK.01/Kesra yang dikeluarkan oleh Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin.
Baca juga: Remaja Pencuri Pisang Ingin Jadi Presiden, Dedi Mulyadi Hadiahi Kambing Rp4 Juta 4 Ekor: Seneng Saya
Kini Gubernur Jawa Barat tersebut diminta menjelaskan alasan melarang sekolah melakukan study tour.
Selain itu, regulasinya seharusnya dibikin terlebih dulu.
Hal itu disampaikan pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Cecep Darmawan.
Ia menganggap aturan tersebut patut dihargai atas niat baik Pemprov Jabar untuk melarang kegiatan study tour.
Tetapi, kata Cecep, dimohon agar lebih bijak, dalam artian lebih jelas dahulu regulasinya.
"Kalau dilarang, saya kira mesti dijelaskan dahulu karena apanya," kata Cecep, Minggu (23/2/2025), melansir Tribun Jabar.
"Saya pikir sebetulnya bukan masalah study tour, melainkan hal lain yang dirasa memberatkan orang tua siswa, semisal uang administrasi atau lainnya," imbuh dia.
Cecep berharap, Dedi Mulyadi sebaiknya membuat dahulu regulasinya dengan baik.
Kemudian katanya, para pemangku kepentingan, mulai pihak sekolah, orang tua siswa, hingga sektor wisata, misal travel, diajak berdiskusi untuk bisa menghadirkan regulasi ke depannya.
"Nanti kan akan keluar tuh SOP dan lainnya. Lalu, sisi kebijakan studi dilihat metodologi, kan itu (study tour) sebagai metode pembelajaran mengenalkan anak-anak pada lingkungan luar," jelasnya.
"Tapi kan soal jaraknya enggak melulu harus jauh, bisa juga yang dekat, namun tetap berkaitan dengan mata pelajarannya," kata Cecep.

Cecep pun menegaskan juga tak setuju bila lebih banyak mainnya ketimbang studinya.
Sehingga hal itu harus diperbanyak porsi studinya.
"Lalu, jangan sering-sering juga study tour, serta jangan jauh-jauh."
"Bisa lingkup kecil, namun masuk dengan mata pelajarannya," ujarnya.
Pada prinsipnya, Cecep berharap kepada Dedi Mulyadi lebih bijak dalam mengambil keputusan, termasuk dalam hal memberhentikan kepala sekolah.
"Saya kira harus dipertimbangkan ulang. Sebab, dengan tindakan pecat begitu enggak menyelesaikan masalah."
"Mesti diajak berdialog dengan berbagai pihak guna menghasilkan solusi yang terbaik."
"Jadi, Pak Dedi harus pikirkan bagaimana pendidikan Jabar ini bisa istimewa ke depan," ucapnya.
Menurutnya, bicara pendidikan bukan lah kasus per kasus.
"Tapi mesti holistik dan perlu dukungan para ahli dari berbagai perguruan tinggi supaya kebijakannya tepat," katanya.
Baca juga: Pengusaha Sudah Bayar Pajak Masih Dipalak, Dedi Mulyadi Akan Lindungi Investor: Ketenangan Itu Mahal
Polemik siswa SMAN 6 Depok berangkat mengikuti kegiatan study tour ke Jawa Timur dan Bali rupanya berbuntut panjang.
Kini pihak SMAN 6 Depok meminta maaf kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Permintaan maaf disampaikan Humas SMAN 6 Depok yaitu Syahri Ramadhan.
"Sekali lagi Bapak (Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi), mohon arahannya dan kami juga mohon maaf atas segala kekhilafan," ujarnya, Jumat (21/2/2025).
Dia mengaku menginterpretasikan pernyataan Dedi Mulyadi di media sosial soal study tour tersebut sebagai imbauan agar tidak berkegiatan.
"Kami menginterpretasikan kata-kata imbauan adalah sebagai bukan larangan," lanjut Syahri.

Usai mendapatkan imbauan tersebut, pihak sekolah mengadakan musyawarah dengan wali kelas dan orang tua para siswa.
Hasil musyawarah tersebut, study tour SMAN 6 Depok tetap dilaksanakan sebagaimana kesepakatan awal.
Kata dia, pernyataan Dedi Mulyadi di media sosial tersebut ditulis pada H-1 sebelum keberangkatan.
"Karena pada saat itu beliau menyampaikan melalui sosial media itu jaraknya hanya H-1 dari keberangkatan, akhirnya kami melakukan mekanisme rembukan," jelasnya.
Baca juga: Rawat Ibu ODGJ, Slamet Bocah Usia 7 Tahun Terpaksa Tidur di Jalanan Tak Bisa Sekolah, Ayah Pergi
Menurut dia, SMAN 6 Depok selaku penyelenggara study tour terikat MoU dengan pihak travel.
"Pada saat itu pertimbangannya adalah H-1, dimana kita sudah membayarkan pembiayaan-pembiayaan dan sebagainya ke pihak travel selaku penyelenggara perjalanannya," papar dia.
Jika acara dibatalkan, maka dana yang sudah dibayarkan tidak dikembalikan sepenuhnya.
"Itu ada satu klausa MoU, ketika kita membatalkan kegiatan tersebut di rentang waktu kurang dari satu hari misalnya, maka pembiayaan itu yang sudah dibayarkan hanya dikembalikan 25 persen," beber Syahri.
Selain itu, kata dia, jika dibatalkan, pihak sekolah khawatir akan menimbulkan polemik lebih lanjut.
Hal ini karena pihak orang tua murid sudah membayar sejumlah biaya untuk study tour.
"Itu kan berpotensi menjadi polemik, pasti orang tua murid yang sudah bayar, 'Kok kita enggak jadi, tapi dikembalikan uangnya segini'."
"Itulah pertimbangannya," pungkas pihak SMAN 6 Depok, seperti dilansir dari TribunnewsDepok.com.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Dedi Mulyadi
SMAN 6 Depok
larangan study tour
Cecep Darmawan
berita viral
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Izzah Gadis Bandung Nangis Tak Sadar Telantar di Lamongan, Uang Rp 700 Ribu Diambil Ojek |
![]() |
---|
Sosok Erick Thohir, Menteri BUMN Santer Disebut Bakal Bergeser Jadi Menpora Gantikan Dito Ariotedjo |
![]() |
---|
Baru Duduk di Kantor saat Mediasi, Wabup Diusir Warga Sendiri: Sesuai Permintaan Masyarakat |
![]() |
---|
Pengakuan Orang Tua Bantah Biarkan Anaknya Aniaya Guru SMAN 1 Sinjai di Ruang BK: Bikin Malu |
![]() |
---|
Ratusan Siswa Keracunan Menu MBG, Ternyata Makanan Mengandung Ecoli dan Salmonella |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.