Prihatin Jombang Darurat Ruang Aman, Aktivis sampai Lansia Demo Minta Pelaku Kekerasan Dihukum Mati
Salah satunya menimpa gadis muda asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Jombang PRA (18).
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Awal tahun 2025, Kabupaten Jombang dilanda beberapa kasus pembunuhan gempar.
Salah satunya menimpa gadis muda asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Jombang PRA (18).
Jasad PRA (18) ditemukan di sungai di wilayah Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Jombang. Hingga pada akhirnya terungkap jika korban mendapatkan pemerkosaan oleh 3 pria sebelum dibuang dan tewas di sungai.
Kasus ini semakin menambah daftar hitam kekerasan terhadap perempuan berujung kematian yang ada di Kabupaten Jombang. Bahkan, Women Crisis Center (WCC) Kabupaten Jombang menyebut kasus ini merupakan Femisida.
Baca juga: Serang Warga dengan Brutal, Tiga Anggota Gangster di Jombang Dibekuk Polisi, Ternyata masih Pelajar
Sebab itu, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, kalangan muda, keluarga hingga tetangga korban menyuarakan aksi solidaritas agar para pelaku dihukum mati.
Aksi unjuk rasa yang melibatkan ratusan orang dengan menggunakan baju serba hitam ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB dari Taman Informasi menuju Gedung DPRD Kabupaten Jombang.
Di depan gedung DPRD Jombang inilah para pengunjuk rasa menyampaikan sejumlah tuntutannya agar masyarakat dilibatkan dalam proses perlindungan dan pemulihan korban kekerasan.
"Angka kriminalitas di Jombang di awal tahun 2025 ini sangat mengerikan. Jadi bisa kami sebut Jombang sudah lagi tidak aman," ucap Ana Abdillah, Koordinator Women Crisis Center (WCC) saat dikonfirmasi usai aksi unjuk rasa pada Selasa (25/5/2025).
Aksi yang digelar oleh masyarakat dan gabungan organisasi mahasiswa ini punya tujuan untuk mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus Femisida serta kasus lainnya.
"Kami ingin dari pemerintah daerah untuk bisa meningkatkan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dan bisa menciptakan ruang aman di seluruh wilayah Kabupaten Jombang," ujarnya.
Baca juga: Merasa Tanahnya Diserobot Pengembang Perumahan, Puluhan Petani di Jombang Gelar Aksi Unjuk Rasa
Pihaknya ingin Kabupaten Jombang menjadi aman dengan adanya pencegahan kekerasan dan penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Terlebih, pada kasus PRA ini, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) cenderung tutup mata dan sangat minim mengucapkan rasa belasungkawa. Mengingat kasus ini sudah menjadi atensi banyak masyarakat.
Ana melanjutkan, dalam proses hukum yang berjalan, ia mengapresiasi kerja polisi yang gerak cepat mengungkap kasus ini. Namun, yang belum bisa dipastikan adalah pemulihan dampak kepada keluarga korban.
"Kami belum bisa memastikan bagaimana trauma healing yang dilakukan keluarga korban pasca kejadian tersebut. Psikologis orang tua yang ditinggalkan anaknya belum sepenuhnya pulih," katanya.
Women Crisis Center (WCC)
aksi unjuk rasa
pengunjuk rasa
DPRD Jombang
pelaku dihukum mati
TribunJatim.com
Mantan Istri Bung Karno Ikuti Pemakaman Hidup, Dewi Soekarno Tidur di Peti Mati, 'Aku Ingin Terbang' |
![]() |
---|
Penyebab Bangunan Kecil di Tengah Sawah Habiskan Anggaran Rp 112 Juta, Dinas Pertanian: Produktif |
![]() |
---|
Terima Keluhan Gaji Buruh Dicicil, DPRD Jombang Sidak Pabrik Plywood |
![]() |
---|
Hanya Diikuti 2 Orang, Pendaftaran Lelang Jabatan Sekda Bojonegoro Diperpanjang Sepekan |
![]() |
---|
Aksinya Halangi Ambulans di Tuban Viral, Sopir Mobil Toyota Innova Mengucapkan Permohonan Maaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.