Berita Viral
Pemilik Katering Bingung Ratusan Siswa Jatinangor Tolak MBG karena Nasi Bau, Dikembalikan Tak Utuh
Inilah penjelasan pemilik katering soal ratusan siswa SMAN Jatinangor tolak Makan Bergizi Gratis (MBG) karena nasi bau.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
"Tidak ada keluhan dari sekolah lain, bahkan kita dapat surat cinta, tulisan dari muridnya, bahkan apresiasi siswanya," katanya.
Baca juga: Alasan ASN yang Tendang dan Injak Siswa saat Demo MBG Sebut Narasinya Hoaks: Bukan
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengeklaim, kasus keracunan dan masakan makan bergizi gratis (MBG) yang tidak matang disebabkan oleh mitra yang kurang berpengalaman memasak dalam jumlah besar secara bersamaan.
Sebab, menurut Dadan, kasus-kasus tersebut hanya ditemukan pada mitra-mitra yang baru terlibat dalam program MBG.
"Rata-rata yang muncul di berita terakhir ini adalah semua satuan pelayanan yang baru melaksanakan. Yang baru-baru, yang lama-lama sudah tidak (ada masalah). Kenapa? Karena sudah terbiasa," kata Dadan di Magelang, Kamis (27/2/2025).
Ia menuturkan, satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang baru beroperasi biasanya belum memiliki pengalaman memasak dalam jumlah yang besar, sehingga muncul makanan yang belum matang dan beracun.
Dadan pun menekankan bahwa para mitra perlu mempunyai kebiasaan untuk dapat menjalankan program sebesar MBG, tidak cukup hanya pengetahuan.
"Karena untuk bisa memasak, yang biasa masak 1-10, untuk bisa masak 1.000-3.000, butuh waktu membiasakan sampai kematangannya cukup, sampai rasanya sama," ujar Dadan.
Baca juga: Polda Jatim Bangun SPPG di Mojokerto Dukung Makan Bergizi Gratis, Akan Berkapasitas 3.299 Porsi MBG
Dadan juga menegaskan, BGN telah menetapkan empat standar MBG, yakni pertama, pemenuhan terkait kebutuhan kalori untuk setiap tahap kebutuhan;
Kedua, memenuhi komposisi gizi, yaitu 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat; ketiga, higienis; dan terakhir, keamanan.
Namun, mitra MBG tetap harus membiasakan diri dengan jumlah porsi yang harus disediakan.
Sebab itu, Dadan meminta agar mitra MBG bisa memulai secara bertahap kebiasaan memasak dari jumlah yang kecil terlebih dahulu.
"Oleh sebab itu, kami evaluasi setiap hari, dan kami menyarankan untuk yang baru-baru, tidak mulai langsung banyak, tetapi harus mulai dari kecil. Jadi kalau mereka menjadi mitra, kemudian ingin melakukan penyaluran makan bergizi, maka kami sarankan mulai dari 100-190," kata Dadan.
Tahap berikutnya, jika sudah bisa membuat masakan lebih dari 500, SPPG akan diminta memasak lebih banyak sehingga makanan yang diproses bisa menjadi lebih sehat dan bergizi.
"Rata-rata yang muncul di berita terakhir ini adalah semua satuan pelayanan yang baru melaksanakan. Yang baru-baru, yang lama-lama sudah tidak. Kenapa? Karena sudah terbiasa," ucap Dadan.
"Jadi memang untuk program yang besar seperti ini, selain pengetahuan, kebiasaan pun penting," kata dia.
tolak Makan Bergizi Gratis (MBG) karena nasi bau
SMAN Jatinangor
Kabupaten Sumedang
berita viral
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Isi Posko Demo Pati yang Tersebar di 20 Titik: Ada Pisang hingga Kerupuk, 'Anak Jaksel Bersamamu' |
![]() |
---|
Edi Habisi Nyawa Samiran usai Tahu Korban Nikah dengan Mantan Istrinya, Merasa Belum |
![]() |
---|
100 Ribu Warga Pati Desak Bupati Sudewo Lengser, Duduki Alun-alun sampai Tuntutan Terwujud |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Disebut Punya Garis Keturunan Raja Jogja Sultan Hamengku Buwono II |
![]() |
---|
Singgung Orientasi Seksual Prada Lucky, Istri TNI Kini Minta Maaf setelah Diburu Serma Christian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.