Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2025

Laris Manis Usaha Kue Kering, UMKM Banyuwangi Banjir Pesanan Jelang Lebaran, Palm Cheese Terfavorit

Perajin UMKM pembuat kue di Kabupaten Banyuwangi kebanjiran pesanan menjelang Lebaran 2025. Peningkatan meningkat signifikan sejak sekitar dua pekan t

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Ndaru Wijayanto
TribunJatim.com/Aflahul Abidin
LARIS MANIS - Pinisri (50), perajin kue kering asal Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi menata dagangannya. Ia kebanjiran pesanan menjelang Lebaran. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI- Perajin UMKM pembuat kue di Kabupaten Banyuwangi kebanjiran pesanan menjelang Lebaran 2025. Peningkatan meningkat signifikan sejak sekitar dua pekan terakhir.

Salah satu pelaku UMKM pembuat kue, Pinisri (50), mengaku pesanan kue kering meningkat berkali-kali lipat dibanding hari-hari biasa. Mayoritas kue kering yang dipesan adalah jajanan yang biasa disajikan saat Hari Raya.

"Saat ini saya mendapat orderan sekitar 10-40 kilogram per hari," kata warga Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi itu, Senin (17/3/2025).

Banyaknya pesanan membuat Pinisri harus merekrut tiga orang pekerja selama Ramadan ini. Mereka membuat aneka kue kering seperti nastar, kastengel, pasetel, nagiak, putri salju, dan kue kacang.

"Yang paling laris itu kue kering palm cheese. Saya dapat pesanan sampai sehari 40 kg," terangnya.

Baca juga: 2 Saudara Kembar di Blitar Raup Cuan Rp 500 Juta di Momen Ramadan, Bisnis Kue Kering

LARIS MANIS - Pinisri (50), perajin kue kering asal Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi menata dagangannya. Ia kebanjiran pesanan menjelang Lebaran.
LARIS MANIS - Pinisri (50), perajin kue kering asal Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Banyuwangi menata dagangannya. Ia kebanjiran pesanan menjelang Lebaran. (TribunJatim.com/Aflahul Abidin)

Untuk memaksimalkan produksi, Pinisri dan karyawannya hanya membuat satu jenis kue dalam sehari. Puluhan toples bisa dibuat dalam sekali pembuatan.

"Untuk harganya per toples antara Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu. Bergantung jenisnya," ujarnya.

Pesanan yang diterima Pinisri bukan hanya dari Banyuwangi. Tapi juga luar kota hingga luar provinsi. Kebanyakan dari mereka adalah pelanggan-pelanggan lama yang selalu memesan saat Ramadan.

Untuk menjaga kepuasan para pelanggan itu, Pinisri mengaku berupaya menjaga kualitasnya. Termasuk menghindari bahan pengawet dan sebagainya yang akan mempengaruhi rasa.

"Kue-kue ini meski tidak pakai bahan pengawet, bisa tahan sekitar 6 bulan. Bisa awet karena teknik pengeringannya dan cara pengemasannya," imbuh dia.

Selain kue kering toplesan, Pinisri juga melayani pembuatan parcel bagi pelanggan. Ia menyediakan parcel berisi kue dengan dua jenis kemasan. Kemasan kecil dibanderol Rp 100 ribu, sementara kemasan besar seharga Rp 300 ribu.

Baca juga: Kisah Eks Guru Honorer Dulu Digaji Rp70 Ribu per Bulan, Kini Sukses Bisnis Jualan Kue & Pempek

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved