Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ingin Gabah Hasil Panen Petani Terserap Optimal, Kang Marhaen Usulkan Nganjuk Punya Mitra Maklon

Ingin gabah hasil panen petani bisa terserap optimal, Bupati Kang Marhaen mengusulkan Nganjuk mandiri punya mitra maklon. 

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Danendra Kusuma
PANEN RAYA - Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi dan Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro mengikuti panen raya padi serentak, Senin (7/4/2025). Panen raya dipusatkan di area persawahan Kelurahan Kapas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Panen raya nasional dihelat serentak di 14 provinsi dan 156 kota atau kabupaten seluruh Indonesia, Senin (7/4/2025). 

Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menjadi salah satu daerah yang melangsungkannya. 

Panen raya dipimpin langsung oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, dan Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro didampingi sejumlah jajaran. 

Pelaksanaannya, dipusatkan di area persawahan Kelurahan Kapas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk

Dalam kesempatan itu, Kang Marhaen, sapaan Marhaen Djumadi, mengatakan seluruh hasil panen padi petani harus terserap dengan harga yang telah ditetapkan oleh Presiden RI, yakni Rp 6.500 per kilogram, oleh Bulog setempat. 

Hal tersebut juga sesuai dengan instruksi Presiden RI Prabowo Subianto melalui sambungan virtual kegiatan panen raya nasional. 

Sementara di Kota Angin, telah dipanen padi sekira 85 ribu hektare persawahan yang tersebar di 20 kecamatan pada kuartal awal tahun ini. 

"Gabah kering di Nganjuk dapat terserap semua oleh Bulog dengan harga yang sesuai, ini harapan kita. Karena petani butuh kepastian mengenai harga. Program pemerintah harus ditindaklanjuti cepat oleh Bulog," katanya. 

Baca juga: Mbak Dewi Pimpin Panen Raya Padi di Kediri, 6.800 Hektare Siap Dipanen Sepanjang April

Marhaen turut meminta kepala desa maupun penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk menjadwal masa panen. 

Sebab, berdasarkan informasi yang ia himpun dari Bulog setempat, ada keterbatasan kapasitas mesin pengeringan. 

Kang Marhaen pun mengusulkan Kabupaten Nganjuk mandiri, punya mitra maklon (jasa pengolahan gabah kering) sendiri kepada Bulog. 

"Nantinya, mitra maklon merupakan warga Nganjuk sehingga ada ikatan emosional. Nanti jumlahnya lima maklon. Semoga dalam minggu ini lima maklon bisa beroperasi sehingga hasil panen petani bisa terserap semua di periode ini," terangnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved