Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penjelasan Puskesmas soal Tolak Obati Pasien Tertusuk Paku karena Antre, Sebut Solusi Tak Digubris

Pihak Puskesmas Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat angkat bicara soal video viral pasien tertusuk paku ditolak berobat di sana.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
YouTube Kompas TV
PASIEN DITOLAK BEROBAT - Sebuah video menunjukkan seorang ayah yang mengeluh anaknya ditolak berobat di salah satu puskesmas di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pihak Puskesmas Cikarang Utara angkat bicara dan beri penjelasan. 

TRIBUNJATIM.COM - Pihak Puskesmas Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat angkat bicara soal video viral pasien tertusuk paku ditolak berobat di sana.

Kepala puskesmas pun membeberkan kronologi kejadian.

Di sisi lain, dinas kesehatan juga angkat bicara soal masalah ini.

Sebelumnya dalam video yang viral, tampak seorang ayah yang mengeluh anaknya ditolak berobat di Puskesmas Cikarang Utara.

Pria dalam video viral itu tampak membawa anaknya berobat setelah tertusuk paku.

Adapun peristiwa itu terjadi pada Rabu (9/4/2025). 

Petugas puskesmas menolak melayani dengan dalih pelayanan sudah tutup dan masih banyak antrean.

Akhirnya, pria itu dibantu relawan membawa anaknya yang berusia 7 tahun ke rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah langsung melakukan evaluasi terhadap pelayanan puskesmas dan pasien telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Kabupaten Bekasi.

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa seorang warga Buni Asih, Desa Karang Baru, Kecamatan Cikarang Utara, tidak dapat berobat di puskesmas tersebut.

Disebutkan bahwa pasien tidak memperoleh kartu antrean maupun surat rujukan, dan diarahkan langsung ke rumah sakit.

Baca juga: Ikut Sunatan Massal, Alat Kelamin Bocah Usia 8 Tahun Malah Terpotong, Pihak Puskemas Bungkam

Menanggapi hal itu, Alamsyah menyebut pihaknya langsung turun melakukan monitoring dan evaluasi.

Alamsyah memastikan bahwa pasien sudah ditangani di RSUD Kabupaten Bekasi.

“Kita sudah evaluasi, pasien sudah ditangani RSUD Kabupaten Bekasi,” kata Alamsyah, dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Bekasi.

Kepala Puskesmas Cikarang Utara, dr. Novrizal buka suara soal dugaan penolakan pasien di Puskesmas Cikarang Utara yang viral di media sosial.

Novrizal menyebut bahwa pasien datang pada pukul 20.37 dengan keluhan anaknya tertusuk paku, sedangkan masih ada sekitar 20 pasien lain yang menunggu pemeriksaan dokter.

Novrizal mengatakan, Puskesmas Cikarang Utara adalah salah satu dua puskesmas di Kabupaten Bekasi yang membuka layanan sore hari, yakni dari pukul 15.00 hingga 21.00 WIB. Namun, puskesmas tersebut berstatus non rawat inap, hanya menyediakan layanan persalinan 24 jam, dan tidak memiliki fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam.

“Jumlah pasien sore saat itu mencapai 92 orang, dan sehari sebelumnya bahkan mencapai 158 orang, karena lonjakan pascalibur panjang,” ujarnya, dikutip Tribunjabar.id dari laman yang sama.

Baca juga: Nasib Bocah 9 Tahun Meninggal Dunia di IGD Sepi, Paman Teriak Tapi Nakes Datang 30 Menit Kemudian

Ia menerangkan, kasus anak tertusuk paku adalah kejadian yang membutuhkan serum Anti Tetanus (ATS), yang tidak tersedia di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas. 

Oleh karena itu, petugas menyarankan agar pasien langsung menuju IGD rumah sakit tanpa perlu surat rujukan. 

Namun, terjadi diskomunikasi karena pasien tetap bersikeras untuk dilayani di puskesmas.

“Petugas telah memberikan edukasi kepada pasien sesuai kondisi dan prosedur yang berlaku. Namun pasien tetap memaksa hingga mulai merekam kejadian,” tambahnya.

Pihak Puskesmas Cikarang Utara menyayangkan adanya kesalahpahaman yang terjadi antara petugas dan pihak pasien, serta menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dalam situasi darurat. 

Pihaknya bersama Dinkes Kabupaten Bekasi pun  berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan edukasi kepada masyarakat, khususnya dalam penanganan kasus kegawatdaruratan yang memerlukan rujukan langsung ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan.

Sebelumnya, nasib pilu dialami bocah 9 tahun asal Desa Dulang, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Insiden ini diduga terjadi akibat keterlambatan penanganan medis, setelah pasien tiba di IGD yang sepi tanpa adanya tenaga kesehatan (nakes).

Gani, paman dari korban, menceritakan bahwa keluarga membawanya ke puskesmas karena kondisinya yang semakin melemah akibat sakit. 
 
Setibanya di IGD, mereka menemukan ruangan tersebut kosong dan tidak ada nakes yang berjaga.

"Saya berteriak dan berlari ke setiap ruangan untuk memanggil tenaga medis, tapi tidak ada satupun petugas yang datang," ungkap Gani.

Setelah menunggu selama 30 menit, seorang petugas akhirnya datang dan menghubungi rekan-rekannya.

Namun, sayangnya, nyawa bocah tersebut tidak tertolong sebelum mendapatkan penanganan medis.

"Sayangnya ponakan saya sudah meninggal, kata salah satu petugas tersebut," terang Gani.

Baca juga: Ayah Panik Bawa Anak Tertusuk Paku, Kecewa saat Ditolak Petugas Puskesmas Imbas Banyak Antrean

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Sampang, Abdulloh Najich, membenarkan peristiwa tersebut.

Ia menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Torjun untuk meminta keterangan lebih lanjut.

Pada saat kejadian, petugas kesehatan diketahui sedang mengganti infus milik pasien di ruangan belakang.

Sebagai langkah tindak lanjut, Dinas Kesehatan akan melakukan pembinaan terhadap Puskesmas Torjun untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

"Untuk langkah Dinas Kesehatan, melakukan pembinaan terhadap Puskesmas," kata Abdulloh Najich.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved