Berita Viral
Tegur Warga Minta Sumbangan Masjid di Jalan, Dedi Mulyadi Nyaris Nyemplung Sungai Ambil Sampah
Diajak memasuki gang ke dalam pemukiman, KDM terkejut melihat banyaknya sampah.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencoba menertibkan warga yang meminta-minta sumbangan pembangunan masjid di jalan umum.
Aktivitas warga ini membuat lalu lintas kendaraan tersendat karena aktivitas meminta sumbangan ini memakan badan jalan.
Momen ini diunggah Kang Dedi Mulyadi (KDM) dalam akun media sosial pribadinya.
Baca juga: Nasib Jumaiyah 20 Tahun Dirantai Orang Tua di Kamar Gegara Idap Gangguan Jiwa, Padahal Dulu Cerdas
KDM bahkan nyaris kembali nyebur ke sungai.
Pasalnya ia tak sengaja menemukan banyak sampah saat melintasi pemukiman di Sukabumi.
Awalnya KDM menegur warga yang meminta-minta sumbangan pembangunan masjid di pinggir jalan.
"Ini kan jalannya macet pak, jalur nasional, kalau bapak buka di sini menambah kemacetan," kata KDM ketika menemui seorang warga, Jumat (11/4/2025).
Warga berkaos kuning itu pun menyadari apa yang terjadi akibat aktivitas memungut sumbangan masjid di jalan ini.
Dia mengaku tak punya solusi untuk menyelesaikan pembangunan masjid.
Ia beralasan sumbangan dari warga sekitar sudah tidak cukup.
"Kalau gini terus, ini macet pak," sambung KDM.
Dedi pun kemudian menjelaskan kepada warga tersebut terkait apa yang dilakukannya.
Dia menjelaskan dengan pertanyaan kepada orang berkaos kuning tersebut.
"Bapak ini niat membangun tempat ibadah, tapi caranya mengganggu orang lain, kira-kira pantas enggak?" tanya Dedi.

Warga itu pun mengakui bahwa kegiatannya memang kurang pantas.
Namun dia beralasan karena ingin menyelesaikan pembangunan masjid.
Dedi pun lantas bertanya, dimana masjid yang akan dibangun tersebut.
Kemudian KDM diajak memasuki gang ke dalam pemukiman sampai KDM terkejut melihat banyaknya sampah.
"Coba ini, sampah begini amat," cetus KDM melihat ke arah sungai kolong jembatan yang dia lintasi.
"Kenapa enggak dibersihin?" tanya KDM, melansir TribunnewsBogor.com.
Baca juga: Permintaan Maaf Jan Hwa Diana Tak Mau Cabut Laporan, Sakit Hati Sama Ucapan Armuji: Saya Orang Kecil
Dedi kemudian menjelaskan bahwa membersihkan sampah juga termasuk ibadah.
Ia bertanya apakah ada pihak yang khusus mengontrol terkait sampah ini.
Warga menyebut, biasanya ada petugas yang membersihkan.
Namun KDM langsung turun ke bawah jembatan ke bibir sungai.
Dia sampai berjongkok memunguti satu demi satu sampah tersebut, meski KDM memakai pakaian serba putih.
"Enggak usah nungguin petugas, sok ambil sama bapak," kata Dedi memunguti sampah tersebut sambil mengajak warga.
Setelah memunguti sampah, Dedi mendatangi masjid yang sedang dalam proses pembangunan tersebut.
Dedi pun meminta warga berhenti meminta-minta sumbangan masjid di jalan raya umum.
"Rp50 juta juga beres ini mah (selesaikan pembangungan masjid). Mulai hari ini bapak hentikan mungut di jalan," katanya.
"Pertama membuat kemacetan, yang kedua membuat citra buruk terhadap umat Islam. Orang Islam mah ceunah bangun masjid aja sampai minta di jalan," beber Dedi.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi bakal menerbitkan surat edaran larangan bagi masyarakat melakukan pemungutan pembangunan di jalan raya.
"Untuk seluruh warga Jabar, kami sampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhitung nanti hari Senin, 14 April 2025, akan mengeluarkan surat edaran larangan pungutan menggunakan jalan raya," ujar Dedi Mulyadi, Sabtu (12/4/2025).
Dikatakan Dedi Mulyadi, surat edaran ini berlaku untuk semua jenis pungutan.
Baik yang mengatasnamakan sumbangan pembangunan masjid atau tempat ibadah lainnya.
Menurutnya, pungutan yang dilakukan masyarakat di jalan raya bertentangan dengan prinsip keselamatan lalu lintas.
"Jadi, berbagai kegiatan pungutan atas nama sumbangan tempat ibadah atau sumbangan yang lainnya, bertentangan dengan prinsip-prinsip keselamatan lalu lintas," tegasnya.
Baca juga: Suprayitno Nyamar Jadi Tukang Parkir Gondol Mobil Kakek-kakek, Korban Mau Makan Rawon: Menceng
Apabila ada pungutan atau sumbangan di jalan raya untuk pembangunan masjid maupun musala, maka Pemprov Jabar hingga pemerintah desa akan mencari solusinya.
"Itu menyangkut martabat kita semua sebagai umat Islam. Dan yang paling utama adalah kita tidak boleh menggunakan jalan di luar kepentingan lalu lintas," katanya.
Dedi Mulyadi pun meminta agar kepala desa, lurah, camat, bupati, dan wali kota di seluruh daerah di Jabar untuk melakukan langkah antisipatif dari larangan pungutan pembangunan di jalan raya.
"Untuk itu kepada para kepala desa, para kepala kelurahan, camat, para bupati, dan walikota segera melakukan langkah-langkah antisipasi dampak dari pelarangan tersebut," ucapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kisah Ibu Carikan Anak Kerja yang Terancam PHK, Sebar Surat Lamaran ke Job Fair |
![]() |
---|
Sosok Koruptor Mau Hibahkan Asetnya Rp10 Triliun ke Danantara, Dihukum 16 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Anak Eks Wali Kota Curi Sepatu Ganti Rugi Uang, Korban Iba Akhirnya Maafkan, Berakhir Damai |
![]() |
---|
Polisi Pejabat Polrestabes Kepergok Pakai Rubicon Pelat Palsu, Berdalih Buat Ambil Obat di Kampung |
![]() |
---|
Mbah Tarman Disebut Kabur usai Dituding Beri Mahar Cek Rp3 M Palsu, Kades hingga KUA Ungkap Faktanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.