Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Febby Sempat Jadi Admin Judol di Kamboja, Banyak WNI Memimpin, Pulang Gegara Tak Tahan

Pemuda asal Bekasi, Jawa Barat ini mengatakan petinggi judol di Kamboja kebanyakan WNI.

Editor: Olga Mardianita
Pexels.com/Anneleven
JUDI ONLINE - Ilustrasi judi online. Pengakuan mantan admin judi online asal Bekasi, Jawa Barat, Febby Febriadi, menjadi sorotan. Dia mengatakan bahwa petinggi judol di Kamboja kebanyakan adalah Warga Negara Indonesia atau WNI. 

Febby memutuskan keluar dan pulang ke Indonesia karena tak tahan, dia merasa bekerja sebagai admin Judol hanya akan merugikan dirinya dan orang lain. 

Sejak awal, dia sebenarnya ditawari pekerjaan sebagai videografer oleh teman yang memberikan lowongan pekerjaan di Kamboja. 

Tepi setelah sampai di Kamboja, Febby malah dijadikan admin Judol dengan durasi kontrak selama satu tahun. 

Karena baru tujuh bulan bekerja, Febby harus membayar denda sebesar Rp23.000.000 untuk bisa keluar dari pekerjaan haram tersebut. 

Di sisi lain, seorang pemuda dari wilayah serupa tewas usai bekerja di Kamboja.

Dia bernama Ikhwan Sahab, berusia 27 tahun.

Menurut keterangan sang adik, Subyantoro (23), Ikhwan bercerita dikeroyok oleh belasan orang.

Salah satu pelaku merupakan warga negara Indonesia (WNI).

Baca juga: Dijebak Kerja Bandar Judi Online di Kamboja, WNI ini Ditemukan Meninggal di Kamar Mess

Korban disebut-sebut gagal mencapai target kerja sehingga menerima hukuman.

Lebih lanjut, Subyantoro mengatakan kakaknya bekerja di sebuah perusahaan scam atau tempat yang berupaya menipu masyarakat melalui link atau telepon.

"Scam itu perusahaan penipuan, market dia (Korban) itu orang indonesia, terus jadi disiksa karena tidak target,  tidak dapat omset dia karena tidak target jadi kayak ditarik gitu terus dimasukin ke ruangan dia bilang," kata Subyantoro, Jumat (18/4/2025).

Subyantoro menjelaskan penyiksaan itu berlangsung hingga dua hari.

Penyiksaan hari pertama dikategorikan ringan, dan keduanya lebih berat jika dibandingkan diawal.

"Dia (Korban) disiksanya itu bisa dua harian, dia bilang kayak gitu, cuman yang sehari itu dia tidak parah kali ya, terus sehari lagi baru diparahin, sampai dia pingsan tidak sadar, tidak inget apa-apa tau-tau pingsan, bangun-bangun ada di rumah sakit," jelasnya.

Berdasarkan informasi dari korban sebelum meninggal, Subyantoro menuturkan penyiksaan itu dilakukan antara lain oleh bos perusahaan dengan panggilan Alam yang diketahui merupakan orang Indonesia asal Manado.

Baca juga: Dipaksa Jadi Operator Judol di Kamboja, Pria Pemalang Kabur Ingin Pulang, Tak Mampu Bayar Rp 25 Juta

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved