Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Taman Safari Disebut Aniaya Satwa, Video Viral Usai Dugaan Eksploitasi Pemain Sirkus, Ini Faktanya

Taman Safari dituding menganiaya satwa usai beredar video di media sosial. Seperti apa faktanya?

Editor: Olga Mardianita
Dok. Tirbun Bogor
DUGAAN PENGANIAYAAN HEWAN - Taman Safari terseret isu penganiyaan satwa setelah sebuah video viral. Hal ini menjadi sorotan pasalnya terjadi usai dugaan eksploitasi pemain sirkus. Pihak manajemen pun buka suara. 

TRIBUNJATIM.COM - Taman Safari disebut-sebut menganiaya satwanya.

Belakangan video menyoroti penganiayaan itu beredar di dunia maya dan viral di media sosial.

Hal ini lantas menjadi sorotan publik.

Pasalnya, sebelumnya para pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) mengaku dieksploitasi.

Kementerian Hak Asasi Manusi sampai memanggil pihak Taman Safari.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Tangis Lisa Mantan Pemain Sirkus OCI, Tinggal dalam Karavan Gelap hingga Alami Penyiksaan yang Parah

Sebuah video yang menunjukkan seorang pria melakukan kekerasan terhadap satwa di Taman Safari Indonesia (TSI) viral di media sosial pada Rabu (23/4/2025).

Dalam video tersebut, pria yang diduga sebagai keeper satwa itu terlihat melakukan tindakan kekerasan saat memberi makan burung unta.

Video tersebut mencantumkan informasi bahwa peristiwa kekerasan itu terjadi di Taman Safari Cisarua, Bogor, pada tahun 1997.

Pemilik video juga menjelaskan bahwa kekerasan tersebut terjadi saat ia dan keluarganya berwisata ke Taman Safari pada tahun 1997.

Menanggapi video viral tersebut, Senior Vice President Marketing Taman Safari Indonesia, Alexander Zulkarnain, sangat menyayangkan unggahan video lama itu.

Baca juga: Reaksi Taman Safari Soal Kisah Kelam Pemain Sirkus OCI: Dirantai, Disetrum, & Dipisahkan dengan Anak

Ia menegaskan bahwa peristiwa yang terekam dalam video tersebut tidak terjadi lagi di Taman Safari Indonesia, yang terdaftar sebagai anggota Southeast Asian Zoo Association (SEAZA) dan menganut prinsip animal welfare.

"Hal tersebut tidak terjadi dan tidak dilakukan lagi di Taman Safari Indonesia," ucap Alex kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2025).

Lebih lanjut, Alex menjelaskan bahwa analisis timnya menunjukkan bahwa video yang viral ini muncul menyusul kasus penyiksaan mantan pemain sirkus beberapa hari yang lalu.

"Analisa kami, hal ini muncul karena kasus yang sedang muncul di permukaan terkait OCI yang berbeda entitasnya dengan Taman Safari Indonesia, sehingga dokumentasi lama dimunculkan kembali," jelasnya.

Sebelumnya, pemain sirkus muncul dan mengaku dieksploitasi.

Taman Safari pun terseret dalam kasus ini.

Inilah fakta-fakta dugaan eksploitasi pemain sirkus OCI.

1. Kementerian HAM Lakukan Audiensi 

Wakil Menteri HAM Mugiyanto telah melakukan audiensi dengan para terduga korban. 

“Jadi memang hari ini kami mendengarkan (keluhan) mereka.

"Kami sudah membaca dan mendengar, karena kasus ini memang sudah viral tentang apa yang terjadi pada mantan karyawan Oriental Circus Indonesia. Mereka minta audiensi, dan kami terima serta dengarkan," ujar Mugiyanto. 

Mugiyanto mengatakan, testimoni para korban menunjukkan bahwa ada banyak hak asasi yang dirampas, termasuk kekerasan.

“Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana, banyak kekerasan"

"Salah satu yang penting adalah soal identitas. Identitas seseorang adalah hak dasar, dan beberapa dari mereka bahkan tidak tahu siapa orang tuanya," ujar Mugiyanto.

Dalam audiensi itu, Mugiyanto juga meminta maaf kepada para korban karena harus menyampaikan testimoni yang memilukan dan membuat korban traumatik.

Namun, pihaknya berjanji akan mengupayakan peristiwa serupa tidak terulang. 

Baca juga: Lemas Fifi usai Mencoba Kabur dari Sirkus, Sempat Ditolong Tapi Diseret Hingga Dipasung: Gak Kuat

2. Kementerian HAM Bakal Panggil Pihak Taman Safari 

Menanggapi hal ini, Kementerian HAM akan segera memanggil pihak Taman Safari Indonesia. 

"Kami juga akan mengupayakan untuk mendapatkan informasi dari pihak yang dilaporkan sebagai pelaku tindakan yang tadi disampaikan. Kami akan lakukan secepatnya," kata Mugiyanto, Selasa. 

Mugiyanto menegaskan, pemanggilan ini penting dilakukan untuk mencegah praktik kekerasan serupa agar tidak terus berulang di masa depan.

Ia mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan berbagai lembaga, termasuk Komnas HAM dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), untuk menindaklanjuti laporan para korban

3. Korban Mengaku Disetrum di Area Sensitif

Salah seorang korban, Fifi, mengaku mendapat perlakuan kejam.

Ia sempat diseret hingga dikurung di kandang macan

Mendapati perlakuan kejam, ia mengaku sempat kabur.

“Saya sempat diseret dan dikurung di kandang macan, susah buang air besar. Saya nggak kuat, akhirnya saya kabur lewat hutan malam-malam, sampai ke Cisarua. Waktu itu sempat ditolong warga, tapi akhirnya saya ditemukan lagi,” tutur Fifi di hadapan Wakil Menteri HAM, Selasa, dilansir Tribun Jabar.

Bukannya evaluasi, pihak atau oknum Taman Safari kembali memberikan siksaan kepada Fifi, bahkan berkali-kali lipat lebih kejam.

Setelah kembali, ia diseret, dipasung hingga disetrum di bagian sensitifnya.

Baca juga: Alshad Ahmad Merasa Trauma Akibat Kematian Cenora, Alasan Bikin Konten Harimau Terkuak: Bukan Sirkus

"Saya diseret, dibawa ke rumah, terus disetrum,” ujar Fifi dengan suara lirih.

Selain mendapatkan kekerasan, Fifi ternyata juga tak mengetahui identitas aslinya.

Sejak lahir, Fifi memang dibesarkan di lingkungan sirkus tanpa mengetahui siapa orang tuanya.

Ia diambil oleh salah satu bos sirkus saat ia baru lahir.

4. Korban Ada yang Diminta Makan Kotoran 

Belakangan terungkap bahwa Fifi adalah anak seorang pemain sirkus lainnya bernama Butet.

Saat beranjak dewasa, Butet mengaku menyerahkan Fifi untuk diasuh orang lain lantaran belum memiliki kehidupan yang layak.

Selama berlatih dan menjadi pemain sirkus di tempat hiburan itu, Butet mengaku sering mendapatkan perlakuan kasar.

Ia bahkan diperlakukan bak hewan yang dipasung.

"Kalau main saat show tidak bagus, saya dipukuli. Pernah dirantai pakai rantai gajah di kaki, bahkan untuk buang air saja saya kesulitan,” kata Butet. 

Baca juga: Viral Wanita Gresik Sambat Kapolri Anaknya 13 Kali Gagal Ujian SIM: Jangan Sampai Jadi Pemain Sirkus

5. Korban Tak Tahu Identitas Asli 

Tak hanya itu, penyiksaan tidak ada habisnya bagi Butet, ia juga tetap dipaksa tampil ketika sedang mengandung.

Setelah melahirkan, dirinya kemudian dipisahkan dari sang anak. 

“Saat hamil pun saya dipaksa tetap tampil. Setelah melahirkan, saya dipisahkan dari anak saya, saya tidak bisa menyusui."

"Saya juga pernah dijejali kotoran gajah hanya karena ketahuan mengambil daging empal,” ungkap Butet sambil menahan tangis. 

Butet pun mengungkapkan bahwa selama hidupnya ia tidak pernah mengetahui identitas aslinya, baik itu nama, keluarga, dan usia karena sudah ditempa sebagai pemain sirkus sejak kecil.

6. Bantahan Taman Safari 

Pihak Taman Safari Indonesia Group telah buka suara terkait dugaan kasus kekerasan yang dialami eks pemain sirkus ini. 

Taman Safari membantah tudingan tersebut.

Pihaknya menegaskan tidak terlibat dalam permasalahan eks pemain sirkus tersebut.

Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group Finky Santika mengatakan, Taman Safari juga tidak pernah memiliki hubungan bisnis dengan para mantan pemain sirkus tersebut.

"Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan,” kata Finky dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025), dikutip dari Kompas.com

“Kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan,” ujar mereka.

Taman Safari Indonesia meminta agar kasus dugaan kekerasan dan eksploitasi tersebut tidak disangkutpautkan dengan pihak mereka.

----- 

Artikel ini telah tayang di TribunBogor.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved