Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sugiyatmo Buruh Tekstil Cuma Dapat Upah Rp 1.000 Per Bulan Gajian, Beber Kondisi Perusahaan Bobrok

Curhat seorang buruh tekstil terkait upah yang diberikan kepadanya dari perusahaan, tetapi kondisi tersebut kini tengah jadi sorotan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Solo - Kompas.com
DIUPAH SERIBU RUPIAH - Potret buruh sejarah bernama Sugiyatmo yang kini terpaksa dirumahkan mendapatkan upah sebesar seribu rupiah setiap bulan. Sugiyatmo berbagi ceritanya menafkahi keluarga hanya dengan Rp 1000, Jumat (2/5/2025). 

Ketua FSP KEP Karangayar Danang Sugiyanto, dalam kasus upah Rp 1.000 per bulan, ada 8 kelompok yang terdiri dari 10 sampai 15 orang yang sudah mengajukan gugatan di Pengadilan Hubungan Industrial.

Ia mengatakan, dari 8 kelompok, sebagian besar sudah mendapat putusan hakim yaitu, perusahaan wajib membayar hak dari para penggugat.

Baca juga: Dulu Baim Wong Ngode Jangan Ganggu Istri Orang, Kini Paula Verhoeven Diputus Selingkuh oleh Hakim

Inovasi meningkatkan penghasilan sebagai buruh akhirnya dilakukan sosok satu ini.

Berawal dari bekerja sebagai buruh tani, seorang ibu ibu di Malang sukses mengubah nasib keluarga.

Sunariah menjadi salah satu dari sekian juta pelaku usaha mikro di Indonesia yang kegigihannya patut dicontoh.

Bermula memiliki pekerjaan sebagai buruh tani harian memilih banting setir menjadi pengusaha yang berkembang secara bertahap.

Ibu asal Dusun Donorejo, Desa Tegalrejo, Malang ini awalnya merupakan buruh tani harian dengan bayaran Rp 30 ribu.

Tak ingin hidup susah terus menerus, pada tahun 2018, Sunariah mengambil keputusan untuk berjualan sayur keliling dan gorengan.

"Saya itu memang dari awal ingin jualan, di tahun segitu itu saya mulai ikut PNM Mekaar (Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), awal mulanya (akses modal) Rp 2 juta untuk jualan sayur keliling dan gorengan," kata Sunariah usai ditemui di Kantor PNM Cabang Malang, Kota Malang pada Jumat (11/4/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Minggu (12/4/2025).

Seiring berjalannya waktu, usaha Sunariah terbilang berjalan dengan baik. Dia beberapa kali juga mendapat pendampingan berupa penyuluhan wirausaha yang membantunya.

"Enaknya enggak ada jaminan kayak di bank, jadi dua minggu sekali itu kan bayar angsuran, terus kita sering dapat penyuluhan, kayak diajari menata uang jualan itu seperti apa, tidak mencampur uang pribadi untuk usaha, seperti itu," katanya.

Meski begitu, Sunariah tidak luput dari tantangan, seperti keuntungan yang didapatkan menurun dari usahanya saat menghadapi pandemi Covid-19.

"Tantangan paling sulit pas Covid-19, sepi pembeli, pemasukan kurang, mau bayar angsurannya susah, modalnya buat bayar angsuran, kadang modalnya kurang, tetapi terus berusaha dengan berjualan gorengan, dan bisa tertutupi," katanya.

Baca juga: Nasib Buruh Mogok Kerja Berakhir PHK Massal, Perusahaan Ngaku Rugi Gegara Demo, ‘Alasan Mereka Aja’

Tidak menyerah dengan keadaan, ibu dua anak ini memilih membuka usaha lainnya yakni toko sembako dan saat ini dibantu oleh anaknya. Saat ini, usahanya itu bisa memperoleh omzet sebesar Rp 9 juta dalam sebulan.

"Awal mulanya modal Rp 2 juta untuk sayur keliling dan gorengan, terus kedua saya Rp 3 juta, ketiga Rp 3 juta, terus-terus tambah sekarang Rp 8 juta, mau Rp 9 juta dari PNM," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved