Penjelasan Al Azhar IIBS Karanganyar Soal Study Tour ke Paris, Iuran Terkuak? Disdikbud: Tak Masalah

TRIBUNJATIM.COM - Heboh atau viral di media sosial soal study tour ke Paris.

Pihak Al Azhar IIBS Karanganyar memberikan penjelasan soal study tour siswanya ke Paris.

Sebuah video yang memperlihatkan siswa dan siswi Al Azhar International Islamic Boarding School (IIBS) Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah tengah melakukan study tour ke Eropa viral di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Humas Ahmad Zulfiqar mengungkapkan bahwa kegiatan study tour ini diberi tajuk '99 Lights Into Europe'.

Tujuan dari program ini adalah untuk memperluas wawasan Internasional siswa, menanamkan toleransi, pemahaman antarbudaya, serta memperkuat identitas keislaman dalam konteks global.

"Sekolah berharap program ini menjadi pengalaman transformatif yang membekas bagi para siswa," jelas Ahmad dalam siaran persnya, Minggu (11/5/2025).

Baca juga: Dindik Ponorogo Izinkan Sekolah Gelar Wisuda dan Study Tour, Tapi Ini Syaratnya

Selama berada di Eropa, para siswa mengunjungi sejumlah negara, antara lain Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, dan Swiss.

Kelompok putri berangkat pada 19-28 April 2025, didampingi oleh CEO Al Azhar IIBS dan seorang pendidik senior.

Sementara itu, kelompok putra berangkat pada 29 April hingga 8 Mei 2025, didampingi oleh Direktur International Affairs Al Azhar IIBS dan influencer muslim Baraa Masood.

"Di Paris, siswa akan mengunjungi Menara Eiffel dan Museum Louvre, serta berkesempatan mengunjungi KBRI Paris dan bertemu Atase Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Ahmad.

Baca juga: Rasul Bingung Dipanggil Disdik usai Dipecat Sepihak Sekolah, Tanyakan Kejelasan Pemecatan Guru

Tidak ada larangan study tour

Hingga saat ini, belum ada informasi pasti mengenai iuran yang harus dikeluarkan oleh para siswa untuk mengikuti kegiatan study tour ini.

Diketahui, kegiatan study tour ke luar negeri tersebut merupakan agenda rutin sekolah.

Beberapa tahun terakhir, IIBS juga telah mengadakan kunjungan ke Jepang, Australia, Malaysia, dan Arab Saudi.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar menyatakan tidak mempermasalahkan kegiatan karya wisata tersebut, asalkan tidak ada protes dari orang tua murid.