Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Makan Bergizi Gratis

SPPG Pertama di Tlogowaru Kota Malang Siap Digunakan, Mampu Produksi 4800 Porsi Tiap Hari

Pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pertama di Kota Malang sudah siap digunakan. 

Penulis: Purwanto | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/PURWANTO
SPPG - Wali Kota Malang Wahyu Hidayat meninjau pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kelurahan Tlogowaru, Kota Malang, Senin (2/5/2025) sore 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Purwanto

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pertama di Kota Malang sudah siap digunakan. 

SPPG tersebut akan dikelola langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN)

Selesainya pembangunan SPPG yang berada Kelurahan Tlogowaru, Kota Malang itu langsung ditinjau Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Senin (2/5/2025) sore. 

Dengan hadirnya SPPG ini, cakupan penerima program MBG akan bertambah bagi siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Baca juga: Dilema Sekolah Swasta di Kota Malang Sikapi Putusan MK Gratiskan SD-SMP

"Rencananya produksi diprediksi bisa sampai 4.800 porsi makanan untuk mendukung program MBG di Kota Malang," terang Wahyu Hidayat. 

"Pertengahan Juni ini nanti akan ada uji coba dulu selama dua Minggu, dicek oleh BGN, inshaallah Juli sudah berjalan," tambahnya. 

Dari data, jumlah pelajar di Kota Malang. Jumlah pelajar usia PAUD/TK, SD dan SMP yang berada di bawah kewenangan Pemkot Malang, tercatat sebanyak 137 ribu siswa. 

Apabila dengan pelajar SMA/SMK dan pelajar madrasah baik MI hingga MA, sesuai data BPS jumlahnya mencapai 174 ribu siswa. 

Sementara program MBG baru mencakup beberapa sekolah. 

Sampai awal Juni ini, baru ada tiga SPPG yang beroperasional di Kota Malang, yakni SPPG Bahrul Maghfiroh yang menyasar sekitar 3.300 siswa.

Lalu ada SPPG LP Maarif NU yang sudah mencakup 3.200 siswa dan SPPG Lanal Malang yang mencakup 3.000 siswa.

Baca juga: Pedagang Bunga Merespons Positif Kebijakan Satu Arah Jalan Brawijaya Malang, Merasa Lebih Aman

Diluar SPPG dari BGN itu, ada MBG yang dikelola oleh CSR yakni di SDN Lowokwaru 3 Malang dengan jumlah penerima sebanyak 430an siswa.

Jika ditotal, keseluruhan penerima MBG di Kota Malang baru berkisar 10 ribu siswa. 

Sementara itu, jika SPPG Tlogowaru telah beroperasi, maka penerima MBG menjadi 14 ribu penerima. 

Dari sisi pembangunan SPPG baru yakni mulai spesifikasi, perizinan hingga pengawasan dijalankan dengan baik. 

Untuk pembangunan SPPG di Tlogowaru memang baru, dan berbeda dengan tiga SPPG lain yang bangunannya sudah tersedia. 

Di SPPG Tlogowaru sepenuhnya menggunakan lantai epoxy untuk meminimalisir kuman atau bakteri seperti biasa ditemukan pada lantai biasa. 

"Karena program nasional, dari Pemda tentu inginnya ya sebanyak banyaknya. Tapi ini bertahap karena dari BGN yang menentukan," jelas Pak Mbois sapaan akrab Wahyu Hidayat. 

"Dari CSR juga sudah berjalan. Kami juga berharap BGN bisa lebih cepat, lebih banyak lagi memberikan MBG kepada masyarakat Kota Malang," harapnya. 

"Karena memang sudah banyak yang bertanya. Kami tidak bisa menjawab karena ini langsung program dari pusat. Pemda hanya memfasilitasi," tambahnya. 

Sementara itu Project Manager pembangunan SPPG Tlogowaru, Edy Daniel Tondok menyampaikan untuk pembangunan SPPG tersebut menelan biaya sekitar Rp 1,8 Miliar. 

Sesuai rencana, SPPG Tlogowaru akan melayani sekitar 40 sekolah dalam radius 2,5 kilometer.

"Untuk lama distribusi, paling lama memakan waktu 20 menit sudah sampai di sekolah," terang Edy. 

"Jumlah sekolah 40 sekolah, itu belum termasuk madrasah, ibu hamil, belum masuk hitungan," tambahnya. 

Daniel menyebut, pembangunan SPPG Tlogowaru ini melibatkan banyak pekerja dari Kelurahan Tlogowaru.

Tidak hanya itu, sesuai arahan BGN, nantinya para pekerja di SPPG Tlogowaru juga diambilkan sepenuhnya dari warga setempat, yakni mulai dari juru masak, juru cuci, dan sebagainya. 

Diperkirakan sekitar 49 pekerja yang akan bertugas di SPPG Tlogowaru, dengan 48 orang diantaranya adalah warga setempat dan satu sisanya dari BGN. 

Sebelum beroperasi, para pekerja dari warga setempat itu akan dilatih terlebih dahulu.

Setidaknya memasak sebanyak 4 ribuan porsi setiap hari.

"Termasuk, sudah disampaikan arahan BGN, supaya diusahakan kalau ada produksi warga seperti telur, sayur, dan sebagainya, itu diprioritaskan dulu. Baru bisa ada tambahan dari luar kecamatan," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved