Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Histeris Marliana Lihat Tangan Arumi Tak Utuh Diamputasi, Perawat & Dokter Jaga Menyepelekan

Ibu mana yang bisa menahan tangis kala melihat putrinya kesakitan semalaman, tak mau makan. Kasus dugaan malpraktik bayi Arumi di Bima.

Instagram.com/@whanadhika17
DUGAAN MALPRAKTIK - Arumi balita di Bima dengan tangan kanan diamputasi imbas dugaan malpraktik petugas medis. Sang ibu, Marliana tengah memperjuangkan keadilan dan meminta hukum atas kasus ini ditegakkan. 

Hasilnya sungguh menyayat hati: jari-jari Arumi tidak bisa diselamatkan. Infeksi berat akibat bakteri dari bekas suntikan telah menyebar.

Baca juga: Identitas Pelaku Pembuang Bayi di TPS Probolinggo Terungkap, Masih Dirawat di RS

Amputasi di Ujung Asa

DUGAAN MALPRAKTIK - Arumi balita di Bima dengan tangan kanan diamputasi imbas dugaan malpraktik petugas medis. Sang ibu, Marliana tengah memperjuangkan keadilan dan meminta hukum atas kasus ini ditegakkan.
DUGAAN MALPRAKTIK - Arumi balita di Bima dengan tangan kanan diamputasi imbas dugaan malpraktik petugas medis. Sang ibu, Marliana tengah memperjuangkan keadilan dan meminta hukum atas kasus ini ditegakkan. (Instagram.com/@whanadhika17)

Pada 18 April malam, kondisi tangan Arumi makin memburuk. Ia dirujuk ke RSUP Mataram, menempuh perjalanan darat sekitar 13 jam.

Di sana, dokter menyatakan bahwa satu-satunya cara menyelamatkan nyawanya adalah amputasi sebagian tangan.

Pada 12 Mei 2025, Arumi menjalani amputasi di bagian telapak dan jari tangan kanan. Sejak itu, ia harus menjalani rawat jalan intensif, kontrol setiap tiga hari, dan menanti operasi pencangkokan kulit tahap berikutnya.

“Sekarang Arumi masih sering demam, muntah, dan trauma pada bau obat. Bahkan untuk makan pun sulit, dia cuma mau susu,” ujar Marliana.

Baca juga: Baru Minggu Pertama Tahun 2025, Dinkes Tulungagung Temukan 32 Kasus Demam Berdarah

Antara Laporan dan Harapan

Marliana dan suaminya kini tidak bekerja.

Sejak awal masa pengobatan, mereka harus melepas pekerjaan demi mendampingi Arumi.

Biaya hidup ditopang dari donasi yang tak seberapa, sementara pengobatan belum bisa dipastikan kapan selesai.

Laporan ke Polres Bima sudah dilakukan.

Menurut Marliana, polisi telah memanggil saksi dari Puskesmas Bolo, RSUD Sondosia, dan RSUD Bima. Namun hingga kini, ia belum mengetahui perkembangannya.

Ia juga telah mengadukan kasus ini ke Dinas Kesehatan, PPNI Kabupaten Bima, Ombudsman di Mataram, hingga MDP di Jakarta.

Semuanya belum memberi tanggapan.

Marliana tak ingin anaknya menjadi sekadar angka dalam catatan kasus medis. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved