Berita Viral
Penjelasan Lurah soal Warga Gotong Jenazah Sebrangi Sungai, Sebut Lumrah Ketimbang Putar Arah 2 Km
Media sosial dihebohkan dengan warga gotong keranda jenazah melewati sungai. Mirisnya kondisi tengah diguyur hujan.
TRIBUNJATIM.COM - Media sosial dihebohkan dengan warga gotong keranda jenazah melewati sungai.
Mirisnya kondisi tengah diguyur hujan.
Lurah di wilayah tersebut menyebutkan pemandangan tersebut lumrah terjadi di desanya.
Ya, kejadian ini terjadi di Desa Jalen, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Dalam video viral tersebut, tampak sejumlah warga menggotong keranda jenazah melintasi sungai demi mengantarkan jenazah ke makam.
Warga mengantarkan jenazah Mbah Soirah (80), warga Dusun Jalen Kidul, Ponorogo, ke pemakaman Desa Jalen.
Baca juga: Warga Resah karena Video Keranda Jenazah Gerak Sendiri, Pedagang Keliling Tak Berani Lewat Pemakaman
Tidak sekadar mengantarkan saja, mereka juga ekstra hati-hati saat menuruni tanggul.
Pun saat menyeberangi sungai yang licin lantaran posisinya usai diguyur hujan.
Posisi rumah Mbah Soirah dengan lokasi pemakaman terpisah sungai.
Warga memilih melewati sungai karena lebih dekat dibanding melewati darat.
“Lebih dekat alasannya. Kalau lewat darat harus memutar jauh lewat Desa Dadapan,” ungkap Kasi Pemerintahan Desa Jalen, Ahmad Sahlan, Senin (9/6/2025).
Jika lewat darat, jelas dia, warga harus memutar lebih dari 2 kilometer.

Sedangkan jika melintasi sungai, jaraknya terpangkas jauh, yakni sekitar 500 meter saja.
“Terus kerandanya itu masih yang dipanggul. Kalau memutar tentu lebih berat dan menyulitkan kalau harus memutar jauh,” katanya.
Kepala Dusun Jalen Kidul, Jemani mengaku, menyeberangi sungai sambil menggotong jenazah sudah menjadi hal lumrah di dusunnya sejak dulu.
“Sudah biasa, sejak saya belum lahir pun warga di sini kalau ada yang meninggal ya nyeberang sungai. Karena memang tidak ada jalan lain,” terangnya.
Bahkan, jelas dia, walaupun malam hari warga tetap menyeberangi sungai untuk mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir.
“Sudah jadi tugas warga. Takut atau tidak ya harus dilakukan. Masa jenazah dibiarkan,” tambahnya
Dia berharap warga segera memikirkan kondisi ini.
Dengan cara membangun jembatan penghubung, agar warga tidak lagi harus mengambil risiko menyeberangi sungai.
“Kami sudah sering mengusulkan. Tapi keterbatasan anggaran alasannya. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah kabupaten atau provinsi,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, terdapat lima kepala keluarga di seberang barat sungai Dusun Jalen Kidul.
Mereka harus memutar jauh hingga berkilometer untuk mencapai fasilitas umum.
Baca juga: Bupati Ponorogo Beli Lahan Makam Buntut Warga Gotong Keranda Lewat Sungai, Pemilik: Masalah Selesai
Hal serupa juga terjadi di desa lain di Ponorogo, beberapa waktu lalu.
Sebuah video viral menampilkan warga menyeberangkan keranda jenazah melewati sungai menggunakan bambu.
Dalam video 7 detik itu tertulis bahwa “Efek jembatan ambrol, jenazah dikerek bambu. Desa Munggu Bungkal Ponorogo“.
Terlihat ada puluhan warga mengerek keranda jenazah.
“Alon-alon lo, alon-alon ya (pelan-pelan lo, pelan-pelan ya),” bunyi suara di dalam video seperti yang didengarkan Tribun Jatim Network.
Saat ditelusuri, lokasinya berada di RT 6, Dusun Sumberejo, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
Ini dilakukan warga, karena jembatan di lokasi ambrol diterjang beberapa hari terakhir.
Tidak ada jalan lain, sehingga warga nekat memindahkan keranda jenazah dengan melewati sungai.
Baca juga: Fakta Mengagetkan Warga Ponorogo Bawa Keranda Jenazah via Sungai, Sudah Puluhan Tahun, Kades: Gagal
“Kejadiannya dua hari lalu yang pemindahan keranda itu. Hari Rabu, 20 Maret 2025,” ungkap ketua RT 06, Paniran, Jumat (21/3/2025).
Dia menjelaskan almarhum, Saitun (70) merupakan salah satu warga yang terisolir dampak dari ambrolnya jembatan Tugu di Dusun Sumberejo, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
“Jembatannya kan ambrol pada Senin, 17 Matet 2025 lalu. Sedangkan posisi rumah almarhum ke pemakaman harus melewati lokasi itu,” urainya.
Karena itu, kata dia, rombongan pengiring jenazah terpaksa menandu keranda melewati sungai untuk menuju makam setempat.
“Tidak ada jalan lain. Karena lewat pinggir sungai juga tidak bisa, hanya pakai bambu ini," terang Paniran kepada wartawan.
Salah satu warga yang takziah, Gitu mengaku terpaksa berjalan kaki sejauh lima kilometer dari rumahnya menuju ke rumah almarhum.
Karena terhalang jembatan yang ambrol.
"Ya nekat menyeberang sungai, motor ditaruh di atas, ada kalau jalan 5 kilometer," pungkas Gitu.
warga gotong keranda jenazah melewati sungai
Ponorogo
keranda
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Imbas Tergiur Upah Rp 5 Juta, Alfin Kini Malah Dijatuhi Hukuman Mati oleh Majelis Hakim |
![]() |
---|
Cara Uang Rp 200 T Menkeu Purbaya Gerakkan Ekonomi Indonesia, Lulusan ITB Sorot Sektor Produktif |
![]() |
---|
Sosok Informan soal Dana di Rekening Dormant hingga Tewaskan Kacab Bank BUMN, Tersangka 4 Klaster |
![]() |
---|
Dicopot usai Diduga Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil, Kepsek Ditangisi Muridnya, Ikhlas Jadi Guru Biasa |
![]() |
---|
Nasib Kafe TKP Residivis Bunuh Anggota TNI, Satpol PP Turun Tangan Menutup, Singgung Perizinan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.