Berita Viral
10 Bulan Siswanya Belajar di Lantai, Kepsek Berjuang Minta Meja Kursi, Jawaban Disdik Bikin Kecewa
Para siswa di SDN Cempaka terpaksa duduk lesehan lantaran kondisi kursi dan meja sudah tidak layak pakai.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Pemandangan memilukan terlihat di SDN Cempaka yang berlokasi di Jalan Permata No 12, Desa Curug, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor.
Bagaimana tidak, para siswa di SDN Cempaka tersebut terpaksa duduk lesehan lantaran kondisi kursi dan meja sudah tidak layak pakai.
Kondisi ini dibenarkan Kepala Sekolah SDN Cempaka, Ujang Andriyadi.
Baca juga: Anggaran Awal Pembangunan Pasar Minta Rp5 M Jadi Rp2 M, Ternyata Kini Terbongkar Ada Korupsi Rp1 M
Ia mengatakan, kondisi memprihatinkan tersebut sudah terjadi selama hampir setahun.
"Hampir 10 bulan, jumlah siswa ada 260, ruang kelas ada 7 dan rumbel 9. Yang tidak ada bangku kelas 4, 3," ujarnya, Selasa (10/6/2025), melansir TribunnewsBogor.com.
Ujang tak diam menyikapi persoalan murid sekolahnya yang terpaksa lesehan saat kegiatan belajar mengajar (KBM).
Dia mengaku sempat mengajukan proporsal bantuan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor.
Ia mengaku sudah berupaya meminta bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
Yakni agar murid di sekolahnya bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan nyaman.
"Sudah ngajuin ke Disdik sudah dua kali, tapi belum datang kursi dan mejanya," tegasnya.
Dalam proses pengajuan tersebut, Ujang juga meminta Disdik Kabupaten Bogor membantu renovasi gedung.
Menurutnya, meski pada saat itu dirinya masih berstatus Plt Kepala Sekolah, tapi dia tak ingin muridnya menderita karena harus belajar dengan cara duduk lesehan.
Namun hingga saat ini, bantuan tersebut belum terealisasi.
Pada saat itu, Ujang hanya mendapat jawaban agar mengikuti proses antrean bantuan.

"Kalau untuk upaya, sebenarnya saya sudah mengajukan proporsal sekitar tujuh bulan lalu ke Disdik. Saya mengajukan sekalian renovasi gedung," ujarnya, Rabu (11/6/2025).
"Pada saat itu, kata Pak Dedi, ditunggu saja," ungkapnya.
Terkait kondisi yang terjadi di SDN Cempaka, Ujang mengaku belum mengetahui secara pasti.
Sebab, dia mengaku saat pindah tugas dan ditunjuk menjadi Plt di tahun 2024 lalu, kondisi pilu di SDN Cempaka sudah terjadi.
"Jadi sebenarnya itu saya Plt SDN Pedurenan sebelum di sini. Hari ini baru sertijab. Kondisinya memang parah. Ini kan sd bangunan lama juga," tuturnya.
Terkait kursi dan meja, kata Ujang, sebenarnya SDN Cempaka bahkan memang tidak memilikinya.
"Ini kursi dan meja hibah dari SD Flamboyan. Jadi hampir sekitar 90 persen kursi dan meja kondisinya rusak parah."
"Jadi sejumlah kelas, dan murid terpaksa belajar lesehan," ungkapnya.
Baca juga: Dilabrak Istri Sah, ASN Disdik yang Jadi Selingkuhan Suami Ngotot Mau Menikah: Hak Saya Juga Memilih
Disinggung soal iuran SPP, Ujang menegaskan, di sekolahnya siswa tidak membayar uang tersebut.
"SPP? Tidak ada pungutan. Semua kan ditanggung karena adanya program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)."
"Tapi BOS itu tidak mungkin dananya dipakai untuk beli kursi dan meja sebanyak itu," tegasnya.
Ketika ditanya soal membutuhkan berapa jumlah kursi dan meja, Ujang hanya menyebut kebutuhannya, bukan angka rupiah yang harus dikeluarkan.
"Ada empat lokal, sekitar 160 meja dan kursi. Kalau nominal rupiah saya tidak tahu secara rinci."
"Yang jelas kami membutuhkan 160 meja dan kursi untuk siswa di sini," tegasnya.
Di akhir masa tugasnya, Ujang ingin menuntaskan tugas dengan baik.
Tak hanya itu, Ujang juga ingin melihat murid di SDN Cempaka merasakan kenyamanan dalam proses belajar mengajar di kelas.
"Pokoknya kualitas pendidikan harus benar diperhatikan. Soalnya kasihan melihat anak-anak jika harus seperti ini," ujarnya.
"Menjelang pensiun 10 bulan lagi, saya hanya ingin melihat SDN Cempaka layak dan anak-anak belajar dengan nyaman hingga akhirnya memunculkan prestasi membanggakan," harap Ujang.

Sementara itu, dari sembilan ruang yang tersedia, lima ruangan sudah berhasil direnovasi.
Sementara, sejumlah ruang kelas kondisinya memprihatinkan.
Secara keseluruhan, tidak ada kendala yang krusial soal bangunan sekolah.
Hanya saja, yang menjadi catatan adalah soal murid yang terpaksa duduk lesehan lantaran kondisi kursi dan meja sudah tidak layak pakai.
Selain lapuk, kursi dan meja tersebut catnya sudah terkelupas dimakan rayap.
Baca juga: Dugaan Kecurangan Alat Ukur BBM Subsidi Pertamina Terungkap, Selisih 1 Cm Setara 150 Liter Pertalite
Keputusan untuk siswa belajar dengan cara lesehan terpaksa diambil pihak sekolah.
Lantaran mereka tak ingin ada siswa yang celaka karena menggunakan kursi dan meja yang sudah rapuh.
Siswi kelas 4 SD bernama Yoan Abugael Renata, berharap dapat belajar dengan layak di sekolahnya.
Sebab saat ini dia merasa kesakitan karena belajar di lantai keras.
"Sudah 10 bulan sekolah tidak pakai meja, sebenarnya sangat tidak nyaman, karena lantai keras. Penginnya dikasih bangku dan meja baru," bebernya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Alasan Rakyat Gerah Dengar Strobo Bunyi Tot Tot Wuk Wuk di Jalan, Pengamat Singgung Kesehatan Mental |
![]() |
---|
Mbah Upit Bikin Ribut Imbas Cekcok Tagih Utang, Tetangga Ngamuk Lalu Lempar Gelas Isi Es Batu |
![]() |
---|
Bakar Sampah Malah Ketiduran, Api Malah Merembet ke Rumah Bagian Belakang Tumihah |
![]() |
---|
Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk Bikin Korlantas Polri Sementara Stop Pakai Rotator dan Sirine Patwal |
![]() |
---|
Kronologi Pesawat Garuda Mengeluarkan Api saat Terbang, Kesaksian Penumpang: Doanya Gak Banyak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.