Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sumirah Kehilangan Sawah 800 Meter usai Diminta Cap Jempol, Terjual Rp 2,3 M Tapi Tak Terima Uangnya

Sebuah keluarga menjadi korban mafia tanah tersebut dan kini berjuang mendapatkan kembali hak atas tanah warisan mereka.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
KORBAN MAFIA TANAH - Potret Sumirah dan keluarganya di Kalurahan Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, tengah berjuang mendapatkan kembali hak atas tanah warisan mereka. Sumirah dan almarhum suaminya Budi Harjo menjadi korban mafia tanah setelah tanah sawahnya seluas 800 meter persegi tiba-tiba berpindah tangan tanpa proses yang dipahami pihak keluarga. 

Namun, ia telah menikah dan pindah ke Kalimantan bersama suaminya.

Diketahui, Nirkifli adalah anak kedua dari empat bersaudara.

"Dulu saya dan adik-adik tinggal di kolong rumah ini, tapi kami terpaksa berpencar karena kami kadang tidak makan selama dua hari," tutur dia.

Adik perempuan Nirkifli kini tinggal bersama kakaknya, Faisal (23), di Kabupaten Sinjai.

Sementara adik bungsunya ikut kerabatnya merantau ke Sulawesi Tenggara.

Saat ini, Nirkifli bekerja serabutan, terkadang sebagai buruh pabrik padi yang berlokasi tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nirkifli terpaksa bekerja serabutan, bahkan kadang tidak makan selama dua hari.

Baca juga: 5 Orang Sindikat Mafia Tanah di Banyuwangi dan Pamekasan Diciduk Satgas Anti Mafia Tanah Polda Jatim

Kisah Nirkifli terungkap setelah Camat Mare, Andi Hidayat Pananrangi, melakukan kunjungan ke tempat tinggalnya setelah mendapat informasi dari masyarakat.

"Saya dapat info dari masyarakat bahwa ada anak yatim yang tinggal di kolong rumah warga karena diusir oleh pamannya."

"Setelah saya ke sana, ternyata benar dan anak ini sudah dua tahun tinggal di situ," kata Andi Hidayat Pananrangi melalui pesan singkat pada Jumat, (23/5/2025).

Camat Mare juga mengungkapkan kekecewaannya setelah mengetahui fakta bahwa Nirkifli terabaikan oleh pemerintah dan tidak pernah mendapatkan bantuan.

"Saya sendiri sempat emosi dan langsung telepon kepala desanya, karena anak ini tidak pernah dapat bantuan apapun," tuturnya.

Pihak pemerintah kecamatan saat ini berupaya untuk berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memperbaiki kondisi Nirkifli dan memberikan bantuan yang diperlukan

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved