Bak Abdi Karaton Surakarta Hadiningrat, Tradisi Unik Warga di Madiun saat Kirab Pusaka Malam 1 Suro
Rasa kantuk tidak mempengaruhi warga, demi menanti kedatangan rombongan Kirab Pusaka. Mereka rela menunggu selama berjam jam, di depan gapura dusun
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Suasana malam yang begitu dingin tidak mengurangi antusias masyarakat Dusun Cambor, Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, menyaksikan Kirab Pusaka pada Selasa malam (1/7/2025).
Rasa kantuk tidak mempengaruhi warga, demi menanti kedatangan rombongan Kirab Pusaka. Mereka rela menunggu selama berjam jam, di depan gapura dusun setempat.
Setelah menunggu cukup lama, tidak jauh dari gapura dusun, terdengar suara pecutan, disusul kemudian alunan musik drum band, serta dentuman gong kecil, yang menyita perhatian masyarakat.
Beberapa anggota rombongan mengenakan pakaian lengkap beserta atribut, layaknya Abdi Karaton Surakarta Hadiningrat. Ada juga yang memakai baju adat khas Kabupaten Ponorogo.
Sepanjang perjalanan kirab, salah satu anggota rombongan terus menyampaikan doa,supaya mendapatkan keberkahan dan kemakmuran.
Baca juga: Meriahkan 1 Muharram 1447 Hijriah, Ratusan Santri dan Ustaz di Jember Gelar Kirab Budaya
Usai Kirab, dilanjutkan dengan duduk bersama, membaca doa dan lantunan Tembang Jawa, serta ditutup dengan tumpengan.
Sesepuh Dusun Setempat Pardi, mengatakan, rombongan Kirab Pusaka berjalan 4 kilometer keliling dusun, serta membawa 7 pusaka yang sudah dilakukan Jamasan.
Baca juga: Hujan Deras Iringi Pelaksanaan Kirab Tumpeng Agung Nusantara di Candi Palah Penataran Blitar
“Kirab Pusaka dari Kyai Slamet, turun temurun sampai ke generasi saat ini. Pusaka terdiri dari berbagai jenis, mulai dari Keris sampai dengan Tombak,” ujar Pardi.
Ia menambahkan, Kirab Pusaka rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 Suro. Para anggota rombongan yang datang berasal dari Madiun maupun luar daerah.
Baca juga: Meriahnya Kirab Budaya Mojo Bangkit 2025, Penuh Makna Filosofis dan Pesan Moral
“Ada yang berasal dari Jepara, Ngawi, Nganjuk, Ponorogo, Kota Madiun, dan Kabupaten Madiun tepatnya Caruban,” imbuhnya.
Dirinya berharap, melalui Kirab Pusaka selain untuk melestarikan budaya tradisional, juga diberikan rezeki yang melimpah, kesehatan, maupun keselamatan.
Baca juga: Kirab Pusaka Grebeg Suro Ponorogo, Dihadiri Kepala Daerah Luar Kota, Mengenal Sejarah Bumi Reog
“Seluruh warga mendapatkan panjang umur, lancar rezeki, dan hajat-hajatnya diijabah Tuhan Yang Maha Esa,” tandas Pardi.
Senyum Hanafi Padahal Sempat Bunuh Teman Istrinya Sebelum Nikah, Gondol Rp 89 Juta |
![]() |
---|
Cara Sederhana Komplotan Curanmor di Banyuwangi Bisa Gasak 8 Motor, Tanpa Pakai Kunci L |
![]() |
---|
Sosok DJ Particia Calon Mantu Keluarga Cendana, Sudah Dilamar Darma Mangkuluhur Putra Tommy Soeharto |
![]() |
---|
Anggoro Raup Omzet Rp50 Juta di Bulan Agustus, Pesanan Perajin Piala Asal Jombang Naik 40 persen |
![]() |
---|
Sukmawati Malu Batal Nikah karena Bripda Farhan Tak Datang, Chat Terakhir sang Calon Suami Aneh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.