Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Ambulans Saat CFD, Pemkab Jombang Siapkan Skema Baru, Jaga Akses Darurat

Suasana Minggu pagi di pusat Kota Jombang yang biasanya riuh dengan kegiatan Car Free Day (CFD), berubah menjadi kenangan pahit

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
CFD KABUPATEN JOMBANG - Kepala Dishub Kabupaten Jombang Budi Winarno saat memantau arus truk bermuatan berlebihan di Pos Polisi Kota Jombang, Rabu (4/6/2025). Pemkab Jombang respon cepat dan mulai merancang skema baru untuk CFD.  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Suasana Minggu pagi di pusat Kota Jombang yang biasanya riuh dengan kegiatan Car Free Day (CFD), berubah menjadi kenangan pahit bagi seorang warga Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.

Ia kehilangan suaminya yang tengah dalam kondisi kritis karena ambulans yang ditumpanginya tak mampu menembus kerumunan pengunjung CFD.

Insiden memilukan itu terjadi pada 30 Juni 2025. Ambulans yang seharusnya segera tiba di RSUD Jombang harus tertahan di tengah padatnya jalur CFD.

Meski sirine dibunyikan dan sang istri meminta bantuan, tak ada ruang yang cukup untuk kendaraan medis melintas. Waktu pun habis dan nyawa suaminya tak terselamatkan.

Baca juga: Sidang Kasus Pembunuhan Pria Tanpa Kepala di Jombang Lanjut Pekan Depan, JPU akan Hadirkan 8 Saksi

Kejadian ini langsung memicu reaksi cepat dari Pemerintah Kabupaten Jombang. Dinas Perhubungan (Dishub) sebagai instansi teknis segera menggelar simulasi lalu lintas khusus pada Minggu (6/7/2025), hanya sepekan setelah insiden terjadi.

"Simulasi ini untuk memetakan ulang jalur CFD, agar ke depan tetap ada akses terbuka bagi kendaraan darurat," ucap Kepala Dishub Jombang, Budi Winarno, saat dikonfirmasi pada Kamis (10/7/2025).

Dishub tidak bekerja sendiri. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan bersama lintas sektor, termasuk Disdagrin, Dinas Pariwisata, Satpol PP, kepolisian, hingga paguyuban pedagang kaki lima. Salah satu fokusnya adalah menata ulang aktivitas niaga yang selama ini mendominasi jalanan saat CFD.

Menurut Budi, para pedagang akan diarahkan untuk tidak membuka lapak di area vital atau menutup jalur utama. Mereka akan ditempatkan di sisi barat jalan, sehingga akses menuju rumah sakit, gereja, maupun jalur pemadam kebakaran tetap terbuka.

"CFD bukan untuk berdagang semata. Ini ruang publik yang harus dijaga keseimbangannya. Kita akan siagakan petugas di simpul-simpul keramaian seperti Kebon Rojo dan Ringin Contong," tambahnya.

Baca juga: SDN di Jombang Krisis Siswa, Aktivis Pendidikan Soroti Mutu Pendidikan, Pemkab Dinilai Gagal

Langkah jangka pendek ini akan ditindaklanjuti dengan monitoring selama beberapa pekan ke depan. Dishub membuka kemungkinan untuk merelokasi CFD ke lokasi baru, memperpendek jalur, atau menerapkan skema waktu tertentu.

Pemerintah juga menggandeng komunitas pedagang seperti Jombang Kukiner (Jokul) dan Serikat Pedagang Kaki Lima (Spekal) dalam diskusi, demi memastikan setiap kebijakan yang diambil tidak menimbulkan konflik kepentingan di lapangan.

“Kami ingin CFD tetap hidup, tapi tidak boleh mengorbankan keselamatan. Harus ada keseimbangan antara aktivitas masyarakat dan layanan publik,” tegas Budi.

Di tengah duka, sang istri korban, yang berinisial Z, berharap tragedi serupa tidak terjadi lagi. "Ambulance sudah menyalakan sirine, tapi tak ada respons. Saya hanya ingin pemerintah serius memperhatikan akses ambulans di acara seperti ini," ujarnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved