Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dulu 1000 Siswa Kini Tinggal 11 Orang, SMK Veteran Kehilangan Kejayaannya, Guru Cuma Bisa Ikhlas

Tak ada lagi canda tawa siswa yang dulunya memenuhi lorong kelas SMK Veteran Cirebon, kini masa kejayaannya akan semakin menghilang.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jabar
DETIK-DETIK TERAKHI - Potret kondisi ruang kelas rusak di SMK Veteran Cirebon yang sudah lama tidak digunakan akibat minimnya jumlah siswa baru setiap tahunnya. Foto diambil Jumat 11 Juli 2025. 

Ia berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa lebih bijak dalam mengambil kebijakan pendidikan, terutama terhadap sekolah swasta yang tak menjadikan pendidikan sebagai bisnis.

“Di sini kami tidak membisniskan. SPP kecil, boleh dicicil, bahkan diangsur."

"Kami ingin membantu siswa dari keluarga menengah ke bawah,” ujarnya. 

Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidaya memperlihatkan kondisi ruang kelas rusak di SMK Veteran Cirebon yang sudah lama tidak digunakan akibat minimnya jumlah siswa baru setiap tahunnya. Foto diambil Jumat 11 Juli 2025.
Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidaya memperlihatkan kondisi ruang kelas rusak di SMK Veteran Cirebon yang sudah lama tidak digunakan akibat minimnya jumlah siswa baru setiap tahunnya. Foto diambil Jumat 11 Juli 2025. (Tribun Jabar)

Seperti diketahui, nasib pilu tengah menyelimuti SMK Veteran yang berlokasi di Jalan Pemuda, Kota Cirebon.

Di tengah gempuran aturan baru dan dominasi sekolah negeri, sekolah swasta ini hanya mampu menjaring 11 siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.

Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidayat, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya saat diwawancarai di sekolah, Jumat (11/7/2025). 

Ia menyebut kondisi sekolah saat ini sangat memprihatinkan.

“Kondisinya memang sangat-sangat prihatin banget. Sangat-sangat terkena dampak dengan aturan-aturan terbaru."

"Otomatis ya kita harus banyak berdoa dan banyak mencari lagi. Cuma bingungnya, apakah ketika kita mencari itu masih ada?” ujar Wahyu.

Menurut Wahyu, salah satu penyebab merosotnya jumlah siswa adalah aturan terbaru yang memperbolehkan sekolah negeri menerima siswa hingga 50 orang per kelas atau 1 kelas isi 50 siswa.

"Yang kemarin gelombang satu tidak diterima di negeri aja informasinya ditarik kembali ke negeri."

"Nahkan ada slentingan sekolah negeri yang dulunya hanya menerima sekian siswa, sekarang nambah. Kita bingung jadinya,” ucapnya.

Baca juga: Operasi Gabungan di Nganjuk Ungkap Peredaran Rokok Ilegal Senilai Rp131 Juta

Wahyu juga mengungkapkan, bahwa penurunan jumlah siswa sejatinya sudah terjadi sejak pandemi Covid-19.

Pada tahun-tahun sebelumnya, sekolah ini pernah berjaya.

“Dulu kita pernah jaya, tahun 90-an bisa ribuan siswa. Karena waktu itu sekolah belum banyak."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved