Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tak Lagi Ngotot, Menteri PKP Batalkan Program Rumah Subsidi 14 Meter usai Banyak Respons Negatif

Setelah menuai banjir kritik dari publik, akhirnya ia membatalkan rencana program rumah subsidi 18 meter.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra - Kementerian PKP
RENCANA RUMAH SUBSIDI AKHIRNYA DICABUT - Menteri Perumahan Rakyat RI, Maruarar Sirait alias Ara, saat rapat dengan Komisi V DPR RI, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2025). Ia menyatakan permohonan maaf dan mencabut ide program rumah subsidi yang diperkecil alias minimalis. 

"Pada prinsipnya itu tidak memanusiakan orang. 18 meter persegi kamar berapa, parkir mobil bagaimana, kamar mandi, ruang tamu," ungkapnya saat dihubungi Tribun Solo, Minggu (15/6/2025).

Keterbatasan lahan menjadi salah satu alasan munculnya wacana ini.

Terutama bagi wilayah-wilayah kota besar yang makin sulit menemukan lahan dengan harga terjangkau.

"Ya memang baru wacana. Bagi yang di perkotaan di kota besar arahnya usulan dari teman-teman pengembang di kota besar," jelasnya.

RUMAH SUBSIDI VIRAL - Potret rencana rumah yang sedang disiapkan oleh Kementerian PKP untuk diluncurkan kepada masyarakat. Rumah tersebut menjadi perbincangan karena dirasa sangat sempit dan tidak layak huni.
Potret rencana rumah subsidi yang sedang disiapkan oleh Kementerian PKP untuk diluncurkan kepada masyarakat. Rumah tersebut menjadi perbincangan karena dirasa sangat sempit dan tidak layak huni. (Website Kementerian PKP)

Menurutnya, luas lahan rumah subsidi 60 meter persegi sudah ideal.

Rumah yang bisa dibangun di atas lahan tersebut mulai 21-36 meter persegi.

"Paling enggak 60 meter persegi. Itu udah dapat 2 kamar tidur, satu kamar tamu, ruang jemur, dapur, kamar mandi," paparnya.

"18 meter persegi saya enggak bisa bayangkan," tutur Oma.

Di samping itu, dengan aturan yang berlaku sekarang, mencari lahan yang terjangkau masih bisa dilakukan di sekitar Solo Raya.

Hanya saja, lahan yang terjangkau bisa didapat di pinggiran yang cukup jauh dari pusat kota.

"Memang betul harga tanah naik. Cuma kalau agak yang pinggir masih dapat."

"Kalau yang tengah kota enggak mungkin. Kalau ketersediaan unit enggak masalah," jelasnya.

Baca juga: Gubernur Beri Rp20 Juta ke Bocah Pacu Jalur, Atlet Kecewa Bonus Rp75 Juta Tak Cair dari Tahun Lalu

Meski begitu, ia mengakui daya beli masyarakat yang terus tertekan.

Harga rumah subsidi di Jawa Tengah saat ini Rp166 juta dengan angsuran sekitar Rp1 juta.

Sementara itu, Upah Minimum Kota (UMK) Solo hanya sekitar Rp2,4 juta.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved