Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berangkat Subuh ke Sekolah, 4 Tahun Santi Rela Berebut Bangku Kelas Paling Depan untuk Anaknya

Inilah cerita Santi, wali murid yang rebutan bangku kelas paling depan untuk anaknya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
TAHUN AJARAN BARU - Sosok Santi salah satu orang tua siswa SDN 1 Cilaja Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat yang merebut kursi kelas paling depan untuk anaknya pada Senin (14/7/2025) pagi. Hal ini sudah ia lakukan selama empat tahun. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah cerita Santi, wali murid yang rebutan bangku kelas paling depan untuk anaknya.

Hal ini dilakukan Santi setiap tahun ajaran baru.

Anak Santi merupakan murid SDN 1 Desa Cilaja, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Keramaian tampak di sekolah tersebut pada Senin (14/7/2025) pagi.

Sebagian orang tua dan siswa dari kelas 1 hingga kelas VI sudah memadati area sekolah beberapa jam sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Hari masih gelap.

Matahari belum terbit sempurna.

Namun, "api" semangat belajar tampak membara dari wajah sebagian siswa-siswi bersama orang tuanya.

Satu per satu, mereka tiba di halaman sekolah.

Sebagian menggunakan kendaraan bermotor, sementara sebagian lainnya berjalan kaki karena jarak yang terjangkau.

Santi (38) adalah satu dari beberapa orang tua yang sejak pagi hari ini sudah tiba di SDN 1 Cilaja.

Dia berjalan kaki bersama anaknya tepat setelah shalat subuh.

Baca juga: Sambut Tahun Ajaran Baru, Warga Tulungagung Ramai Gadaikan Emas untuk Biaya Sekolah

Karena jarak yang terjangkau, mereka tiba di sekolah sekitar jam 05.00 WIB.

Tak sekadar mengantar di luar, Santi juga ikut memilihkan bangku kelas untuk anaknya yang duduk di kelas IV.

Alhasil, bangku paling depan tepat di depan meja guru telah "dimiliki" anaknya.

"Dari subuh, lepas subuh langsung ke sekolah, biar cepat dapat bangku paling depan, paling depan mintanya," kata Santi saat ditemui di ruang kelas pada Senin (14/7/2025) pagi.

Bagi Santi, ini adalah rutinitas tahunan.

Dia bersama anaknya, Farel, telah melakukan hal serupa sejak baru pertama sekolah di kelas 1 SD empat tahun lalu.

Mereka berjuang untuk mendapatkan bangku paling depan.

Baca juga: Jadi Satu-satunya Murid SDN Baru, Shofi Langsung Diajar Kepala Sekolah, 1 Sekolah Cuma Isi 24 Siswa

Tak hanya ibu rumah tangga, perjuangan mencarikan bangku kelas paling depan untuk anaknya juga dilakukan Ahmad.

Ahmad justru rela menembus kondisi gelap dan udara dingin menggunakan sepeda motor agar datang lebih awal.

Rumahnya terpaut beberapa meter dari SDN 1 Cilaja.

Ahmad menyebut dirinya dan anaknya, Adibah, yang kini kelas IV, ingin selalu duduk di bangku paling depan.

Bagi mereka, duduk di bangku kelas paling depan memudahkan proses pembelajaran.

Interaksi antara anak dan guru juga lebih mudah sehingga bisa lebih fokus belajar.

"Biar dapat bangku paling depan karena biar pelajarannya lebih mudah, enak, dan lebih fokus, ya sudah biasa setiap ajaran baru," kata Ahmad saat ditemui di depan ruang kelas IV.

Ahmad menyebut kegiatan serupa juga dilakukan orang tua siswa-siswi lainnya.

Mereka yang ingin anaknya duduk di paling depan selalu berangkat sejak subuh.

Reisa Dwi Hardiyanti, salah satu siswi yang sudah berada di kelas sejak subuh, menyebut dirinya berangkat bersama ibunya setelah shalat subuh berjemaah.

Dia rela bangun sebelum subuh untuk mengejar kesempatan duduk di bangku paling depan.

Bagi Reisa, duduk di bangku depan sangat membantu untuk memahami pelajaran.

Hal ini berdasarkan pengalaman yang telah dilakukannya sejak duduk di kelas 1, 2, dan 3.

"Enak belajarnya, mudah mengerti, dan dekat dengan guru," kata Reisa di dalam ruang kelas IV singkat.

Tradisi berebut bangku kelas paling depan ini sudah menjadi kebiasaan di SDN 1 Cilaja pada hari pertama tahun ajaran baru.

Bangku yang dipilih ini untuk proses kegiatan belajar di kelas selama satu tahun.

Sebagian orang tua berpikir, ini harus diperjuangkan demi proses belajar sang anak.

Baca juga: Penegasan Dindik Surabaya Soal Tak Ada Perundungan Saat MPLS Murid Baru: Pendekatan Edukatif

Sementara itu dalam berita lain, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan tidak boleh ada kekerasan dan bullying selama kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Pernyataan itu disampaikan Luthfi saat meninjau hari pertama pelaksanaan MPLS di SMAN 1 Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).

Menurut dia, kekerasan akan menimbulkan dampak buruk kepada siswa.

"Boleh tegas tapi tidak boleh keras. Jadi tidak ada lagi kekerasan yang nanti akan menimbulkan dampak yang tidak bagus untuk adik-adik sekalian," kata Luthfi.

Luthfi juga mengatakan selama kegiatan MPLS tidak ada bullying.

Jika masih ditemukan ada tindakan bullying, ia meminta untuk melaporkan kepada dirinya.

"Jangan lagi ada bullying-bullying. Kalau masih ada, laporkan kepada Gubernur," ujar dia.

Baca juga: Mengenal 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat untuk MPLS 2025, Lengkap dengan Link Panduan Penerapannya

Dia menyampaikan siswa dididik untuk belajar.

Oleh karena itu, ia meminta para siswa untuk belajar dengan tekun.

"Kalau ada permasalahan, baik itu keluarga atau permasalahan teman, nanti ada guru BP-nya. Apalagi sampai kalian pulang ada tawuran pelajar, itu nanti ada bapak polisi dan Danramil. Nggak ada tawuran-tawuran," ungkapnya.

Luthfi menyampaikan pentingnya keterlibatan OSIS, PKS, dan BP agar tindakan kekerasan dan bullying tidak terjadi di sekolah.

"Kita mengefektifkan kembali perangkat-perangkat sekolah. Baik itu kegiatan ekstra kurikuler, itu dari mulai BP-nya, PKS-nya, nanti akan menjadi teladan-teladan untuk membimbing adik-adiknya," ujar dia.

Dikatakan Luthfi bahwa larangan melakukan kekerasan dan bullying berlaku untuk semua sekolah di Jawa Tengah.

"Di sekolah yang lain sama, karena ini role model di Jawa Tengah. Sekolah ini adalah wahana untuk belajar di mana ada tanggung jawab guru, orangtua, dan bagaimana mendidik anak-anak kita untuk tidak melanggar hukum," kata Luthfi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved