Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Istri Brigadir Nurhadi Minta Polri Bantu Keluarganya, Nilai Suami Gugur dalam Tugas

Elma Agustina kini meminta Polri agar membantu perekonomian keluarganya. Sebab, ia menilai sang suami gugur dalam tugas.

Editor: Torik Aqua
Kolase dok polisi dan tagkapan layar
GUGUR - Elma Agustina, istri Brigadir Nurhadi menangis, minta Polri bantu perekonomian keluarga karena menilai suami gugur dalam tugas. 

Hal tersebut membuat keluarga almarhum Brigadir Nurhadi tak terima.

Keluarga almarhum Brigadir Nurhadi mendesak agar kasus kematian yang saat ini sedang berjalan dapat diungkap secara transparan. 

Baca juga: Warga Syok 3 Anak Tidur dengan Kaki Dirantai, Bermula Pencurian Kotak Amal Masjid, Tak Diberi Makan

Dikutip TribunJatim.com dari Tribun Medan, Senin (14/7/2025) Kuasa hukum keluarga, Giras Genta Tiwikrama, menyatakan bahwa mereka merasa keberatan dengan penerapan pasal yang digunakan dalam kasus ini. 

"Pihak keluarga sangat yakin bahwa ini bukan sekadar penganiayaan yang menyebabkan kematian, tetapi ini juga termasuk pembunuhan," kata Genta. 

Saat ini, tersangka dalam kasus ini dipersangkakan dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, yang memiliki ancaman pidana maksimal tujuh tahun penjara. 

Genta menilai penerapan pasal tersebut terlalu ringan untuk kasus kematian Brigadir Nurhadi.

"Berdasarkan fakta yang kami peroleh, terdapat indikasi kuat bahwa almarhum diduga merupakan korban tindak pidana pembunuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUHP," ungkap Genta.

HARAP PELAKU DIHUKUP BERAT- Kolase Istri Brigadir Nurhadi, Elma Agustina dan Brigadir Nurhadi.
HARAP PELAKU DIHUKUP BERAT- Kolase Istri Brigadir Nurhadi, Elma Agustina dan Brigadir Nurhadi. (KOLASE @ikhaiskandar6/Tribun Lombok/Robby Frimansyah)

Ia juga menambahkan bahwa temuan hasil autopsi dan keterangan dokter forensik semakin memperkuat dugaan adanya tindak pidana pembunuhan.

Keluarga almarhum mendesak aparat penegak hukum untuk mengungkap motif sebenarnya di balik kematian Brigadir Nurhadi.

Mereka meyakini bahwa peristiwa ini bukan sekadar masalah emosi sesaat, seperti yang selama ini dinarasikan di media.

"Karena menurut pengakuan keluarga, almarhum adalah orang yang sangat jauh dari rokok, minuman keras, apalagi narkotika," tegas Genta. 

Reni, (35) kakak Ipar Nurhadi selalu mengikuti perkembangan kasus Nurhadi, mencari tahu apa yang telah terjadi dan apa yang mereka alami pasca kematian Nurhadi.

Dia menyebut, banyak yang mestinya bisa dicari tahu melalui handphone Nurhadi, sayangnya handphone tersebut sudah disita tim penyidik Polda NTB.  

SOSOK TERSANGKA MISRI - Foto arsip Misri Puspita Sari (24), tersangka kematian Brigadir Nurhadi. Sosok dan perannya dalam kasus ini jadi sorotan.
SOSOK TERSANGKA MISRI - Foto arsip Misri Puspita Sari (24), tersangka kematian Brigadir Nurhadi. Sosok dan perannya dalam kasus ini jadi sorotan. (KOLASE Threads/misripuspita11 - Dok Tribun Lombok)

Namun sebelumnya Reni sempat membuka WA di HP Nurhadi bersama keluarga, yang di dalamnya ada pesan dari tersangka HC yang memintanya tak ikut campur.  

"Di WhatsApp itu terlihat percakapan tersangka HC yang memintanya (Nurhadi) diam saja, itu di screenshot oleh almarhum dikirim ke tersangka YG, sayangnya saya tidak kirim hasil screenshot itu ke handphone saya." "Ada banyak yang bisa kita lihat di sana, tapi sudah disita," kata Reni.  

Reni juga selalu mengecek apa yang sebenarnya terjadi di Gili Trawangan saat Nurhadi dibawa ke Klinik Warga.

Reni mendapati informasi yang berbeda antara keterangan polisi dan informasi dari rekan rekannya di Gili Trawangan.  

Reni mengatakan, polisi menyebut kepada keluarga, luka pada Nurhadi karena terjatuh dari cidomo (alat transportasi tradisional yang ada di Gili Trawangan).  

Baca juga: Misri Kaget, Disewa Rp 10 Juta Malah Terseret Kasus Kematian Brigadir Nurhadi, ada Ekstasi

"Kemudian juga kami dikabari Nurhadi saat kritis dibawa ke Klinik Warna diantarkan YG tetapi rekannya di klinik mengatakan tidak ada YG yang ikut mengantar ke klinik," kata dia.

 "Jadi banyak sekali informasi yang tidak sesuai, sehingga kami keluarga sudah tidak percaya pada siapa pun," sambung dia. 

Elma juga membantah menerima suap dari para istri tersangka untuk tidak memperkarakan kasus.

Istri Kompol I Made Yogi Purusa Utama datang bersama istri I Gede Haris Chandra. 

Belakangan diketahui, istri Kompol I Made Yogi Purusa bernama Ny. Farky Yogi.

Sosok Farky sebagai ibu bhayangkari yang beberapa kali terlihat mendampingi suami dalam berbagai acara resmi.

Baca juga: Pengakuan Keluarga Brigadir Nurhadi Soal Didatangi 7 Orang Aparat, Diminta Tak Persulit Penyelidikan

Salah satunya, ia mendampingi Kompol Yogi saat acara perpisahan hendak meninggalkan Polresta Mataram sejak 1 November 2024 karena harus meneruskan pengabdiannya di Polda NTB.

Kini, ia disorot setelah sang suami ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian anak buahnya, Brigadir Muhammad Nurhadi.

Nurhadi tewas tak wajar di villa Gili Trawangan saat berlibur dengan atasannya pada 16 April 2025 lalu.

Empat bulan kasus berjalan, istri korban, Elma Agustina mengungkapkan jika sejumlah polisi mendatanginya, termasuk dua istri atasan yang menjadi tersangka pembunuh suaminya, istri Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan istri I Gede Haris Chandra. 

ISTRI KOMPOL YOGI - Kompol Yogi saat meninggalkan jabatan Kasat Narkoba Polresta Mataram pada 1 November 2024 karena dimutasi sebagai Kasubbid Paminal Propam Polda NTB. Istri Kompol I Made Yogi Purusa Utama tersangka penganiayaan terhadap Brigadir Nurhadi, disebut mendatangi kediaman korban, tidak memperkarakan kasus
ISTRI KOMPOL YOGI - Kompol Yogi saat meninggalkan jabatan Kasat Narkoba Polresta Mataram pada 1 November 2024 karena dimutasi sebagai Kasubbid Paminal Propam Polda NTB. Istri Kompol I Made Yogi Purusa Utama tersangka penganiayaan terhadap Brigadir Nurhadi, disebut mendatangi kediaman korban, tidak memperkarakan kasus (Tribun Medan)

Elma menyebut kedatangan dua istri polisi itu guna tersangka Kompol Yogi agar tidak memperkarakan kasus kematian Nurhadi.

Selain itu, Elma tak terima dituduh menerima uang Rp400 juta dari istri-istri tersangka.

"Itu semua fitnah. Saya tidak akan menukar nyawa suami saya dengan uang. Tidak pernah ada uang 400 juta itu, demi Allah. Seperti apa yang 400 juta saja tidak pernah saya lihat," tegasnya menahan tangis, kepada Kompas.com pada Jumat (11/7/2025) malam.

Disisi lain, tudingan  ikut berpesta narkoba bersama kedua atasannya di salah satu vila di Gili Trawangan merupakan pukulan berat bagi keluarganya.

Terlebih bagi istri almarhum, Elma Agustina, suaminya bukanlah seorang perokok.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved