Dari Hobi Jadi Rezeki, Perajin Jombang Punya Cari Unik Bikin Layang-layang Pegon Ceper Tanpa Lem
Perajin layang-layang di Dusun Banjarsari, Desa Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur memiliki cara unik dalam membuat layangan.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Julianto mengubah hobi membuat layang-layang menjadi sumber penghasilan
- Pakai teknik unik merekatkan plastik ke kerangka bambu
- Layang-layang buatannya diminati tidak hanya di Jombang
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Perajin layang-layang di Kabupaten Jombang, Jawa Timur memiliki cara unik dalam membuat layangan.
Di tengah sengatan panas dan hembusan angin musim kemarau yang menggoda, suara gemerisik plastik dan denting bambu berpadu menjadi musik khas dari rumah sederhana milik Julianto (31), warga Dusun Banjarsari, Desa Bareng, Kecamatan Bareng, Jombang.
Itulah nada-nada yang lahir dari aktivitas tangan-tangan terampil perajin layang-layang tradisional suatu keahlian yang semakin jarang ditemui di era serba digital ini.
Bersama sang istri, Julianto setiap hari menekuni kerajinan yang telah menjadi bagian dari hidupnya sejak tujuh tahun terakhir, yakni membuat layang-layang pegon ceper.
Bagi orang lain, mungkin ini sekadar mainan. Tapi bagi Julianto, layang-layang adalah perpanjangan dari kesenangan masa kecil yang kini menjelma menjadi sumber penghidupan.
“Awalnya cuma hobi,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Kamis (24/7/2025).
Dari hobi, siapa sangka kini layang-layang itu menjadi bom waktu yang menguntungkan bagi Julianto. Pundi-pundi rupiah mengalir ke dompetnya dari menjual layang-layang ceper tersebut.
Baca juga: Keseruan Main Layangan Aduan di Ponorogo, Anak-Anak hingga Dewasa Saling Bertanding
“Tapi ternyata dari hobi itu saya bisa menghasilkan. Dari situ saya terus mengembangkan model dan motif, salah satunya ya pegon ceper ini.” katanya.
Pegon ceper, sejenis layangan datar dengan bentuk simpel, dikenal karena kemudahan proses pembuatannya dan ketahanannya saat diterbangkan di langit terbuka.
Tidak seperti layangan sawang yang memerlukan kerangka rumit dan bahan yang lebih berat, pegon ceper lebih ramah bagi pemula maupun anak-anak.
“Kerangkanya sederhana. Cuma butuh beberapa batang bambu dan plastik. Tapi justru di situ seninya bagaimana bikin sesuatu yang tampak mudah, tapi tetap stabil dan indah saat terbang,” ungkapnya.
Dalam sehari, ia mampu merakit lima buah layang-layang ukuran standar, sekitar 90 cm panjang dan 140 cm lebar. Semua dikerjakan secara manual. Namun, bukan berarti tanpa tantangan.
Baca juga: Pasutri Asal Mojokerto Sukses Merintis Usaha Layangan Pantai, Merambah Pasar Sumatra hingga Papua
Salah satu kendala terbesar adalah keterbatasan bahan baku. Julianto mengandalkan bambu petung, jenis bambu berkarakter lentur, lurus, dan tahan patah.
perajin layang-layang
Tribun Jatim Network
jatim.tribunnews.com
MataLokalUMKM
perajin layang-layang di Jombang
10 Prompt Foto Arabian Look Nuansa Gurun Pasir Timur Tengah yang Viral di TikTok |
![]() |
---|
Ramalan Cuaca Jatim Kamis 18 September 2025, Malang Ngawi Hujan, Sidoarjo Surabaya Panas 33 Derajat |
![]() |
---|
Viral Karyawan SBPU Swasta Dirumahkan Imbas Pasokan BBM Kosong hingga Tahun Depan: Selesai |
![]() |
---|
Alasan Pemkab Bondowoso Turunkan Target Pajak Daerah di APBD Perubahan 2025 Hingga Rp 7 M |
![]() |
---|
Daftar 15 Pejabat Pernah Jadi Menpora RI, Terbaru Erick Thohir Rangkap Jabatan Ketum PSSI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.