Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ayahnya Pelit Tak Mau Beri Uang, Remaja Difabel Mengais Rezeki Jadi Penjaga Perlintasan Kereta

Ahmad bercerita, dirinya tidak mengenyam bangku pendidikan, sehari-hari mengais rezeki di pintu perlintasan kereta api.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/bangrizky_goww
REMAJA PENJAGA PERLINTASAN - Aksi remaja difabel bernama Ahmad menjaga perlintasan kereta api di kawasan Cimahi, Jawa Barat, membuat seorang polisi tersentuh. Ternyata ia ditinggalkan kedua orang tuanya. 

Bripka Rizky menuturkan, dirinya membuat konten sesuai tugas pokok kepolisian.

Tak hanya itu, ia bercerita, kini bertugas di bagian Patwal Satlantas Polres Cimahi.

Baca juga: Kisah Lulusan ITB Dulu ke Kampus Ngirit Cuma Bawa Rp11 Ribu, Kini Umrahkan Ibu & Belikan Rumah

Video seorang anak manusia silver menangis tersedu di pinggir jalan karena dimarahi ibunya, viral di media sosial.

Ia hanya bisa menangis dan diam menahan isak saat dimarahi ibunya karena tidak membawa cukup uang.

Kejadian ini berlangsung di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan (Sumsel).

Peristiwa itu pun langsung menyita perhatian Pemerintah Kabupaten OKU Timur.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) OKU Timur pun langsung turun tangan ke lokasi memastikan kejadian sebenarnya.

"Kami tidak bisa diam. Begitu video itu viral dan disebut terjadi di wilayah OKU Timur, tim kami langsung turun ke lapangan," kata Plt Kepala Dinas PPPA OKU Timur, Inoferwenti Intan, Kamis (17/07/2025).

Seorang anak yang dicat silver duduk menangis di pinggir jalan kawasan Kotabaru, Kabupaten OKU Timur, setelah dimarahi ibunya karena tidak mendapatkan cukup uang, Kamis (17/07/2025). Kejadian ini terekam dalam video viral yang memantik reaksi publik dan pemerintah setempat.
Seorang anak yang dicat silver duduk menangis di pinggir jalan kawasan Kotabaru, Kabupaten OKU Timur, setelah dimarahi ibunya karena tidak mendapatkan cukup uang, Kamis (17/07/2025). Kejadian ini terekam dalam video viral yang memantik reaksi publik dan pemerintah setempat. (Dok warga)

Ternyata, anak dan ibu yang viral tersebut bukan warga OKU Timur.

Mereka hanya singgah di wilayah tersebut untuk mengemis.

Kendati demikian, hal itu tidak mengurangi kepedulian Dinas PPPA.

Dikutip dari Tribun Sumsel, Dinas PPPA melakukan pendekatan persuasif.

Ibu bocah manusia silver tersebut juga mendapatkan peringatan keras atas perlakuannya terhadap anak di bawah umur.

"Kami tekankan, tidak boleh ada bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal."

"Apalagi ini dilakukan terhadap anak dan di ruang publik," tegas Inoferwenti.

Menurutnya, memaksa anak mengemis di jalanan, terlebih dalam kondisi tidak layak dan penuh tekanan emosional, jelas termasuk kategori eksploitasi anak.

Ia prihatin karena kondisi tersebut berlangsung di usia anak-anak yang semestinya berada dalam lingkungan belajar dan diasuh dengan baik.

"Seharusnya anak itu belajar di sekolah, bukan berada di jalan dengan tubuh dicat silver demi uang. Ini bentuk eksploitasi yang sangat disayangkan," tambahnya.

Baca juga: Tangis Anak Petani Terharu Lolos Masuk Kedokteran UGM, Rumah Sederhananya Didatangi Wakil Rektor

Kendati bukan warga OKU Timur dan tidak menjadi ranah tindakan langsung Dinas PPPA, pihaknya pun memastikan akan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Satpol PP sebagai penegak peraturan daerah.

"Kami pantau terus. Untuk penindakan memang di luar kewenangan kami, tapi kami pastikan kasus seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.

Manusia silver adalah pengemis dan gelandangan yang melumuri diri dengan cat perak.

Mereka turun ke jalan, terutama di lampu merah, untuk meminta belas kasihan dan uang dari pengguna jalan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved