Berita Viral
Ayahnya Pelit Tak Mau Beri Uang, Remaja Difabel Mengais Rezeki Jadi Penjaga Perlintasan Kereta
Ahmad bercerita, dirinya tidak mengenyam bangku pendidikan, sehari-hari mengais rezeki di pintu perlintasan kereta api.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Bripka Rizky menuturkan, dirinya membuat konten sesuai tugas pokok kepolisian.
Tak hanya itu, ia bercerita, kini bertugas di bagian Patwal Satlantas Polres Cimahi.
Baca juga: Kisah Lulusan ITB Dulu ke Kampus Ngirit Cuma Bawa Rp11 Ribu, Kini Umrahkan Ibu & Belikan Rumah
Video seorang anak manusia silver menangis tersedu di pinggir jalan karena dimarahi ibunya, viral di media sosial.
Ia hanya bisa menangis dan diam menahan isak saat dimarahi ibunya karena tidak membawa cukup uang.
Kejadian ini berlangsung di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan (Sumsel).
Peristiwa itu pun langsung menyita perhatian Pemerintah Kabupaten OKU Timur.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) OKU Timur pun langsung turun tangan ke lokasi memastikan kejadian sebenarnya.
"Kami tidak bisa diam. Begitu video itu viral dan disebut terjadi di wilayah OKU Timur, tim kami langsung turun ke lapangan," kata Plt Kepala Dinas PPPA OKU Timur, Inoferwenti Intan, Kamis (17/07/2025).

Ternyata, anak dan ibu yang viral tersebut bukan warga OKU Timur.
Mereka hanya singgah di wilayah tersebut untuk mengemis.
Kendati demikian, hal itu tidak mengurangi kepedulian Dinas PPPA.
Dikutip dari Tribun Sumsel, Dinas PPPA melakukan pendekatan persuasif.
Ibu bocah manusia silver tersebut juga mendapatkan peringatan keras atas perlakuannya terhadap anak di bawah umur.
"Kami tekankan, tidak boleh ada bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal."
"Apalagi ini dilakukan terhadap anak dan di ruang publik," tegas Inoferwenti.
Menurutnya, memaksa anak mengemis di jalanan, terlebih dalam kondisi tidak layak dan penuh tekanan emosional, jelas termasuk kategori eksploitasi anak.
Ia prihatin karena kondisi tersebut berlangsung di usia anak-anak yang semestinya berada dalam lingkungan belajar dan diasuh dengan baik.
"Seharusnya anak itu belajar di sekolah, bukan berada di jalan dengan tubuh dicat silver demi uang. Ini bentuk eksploitasi yang sangat disayangkan," tambahnya.
Baca juga: Tangis Anak Petani Terharu Lolos Masuk Kedokteran UGM, Rumah Sederhananya Didatangi Wakil Rektor
Kendati bukan warga OKU Timur dan tidak menjadi ranah tindakan langsung Dinas PPPA, pihaknya pun memastikan akan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Satpol PP sebagai penegak peraturan daerah.
"Kami pantau terus. Untuk penindakan memang di luar kewenangan kami, tapi kami pastikan kasus seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya.
Manusia silver adalah pengemis dan gelandangan yang melumuri diri dengan cat perak.
Mereka turun ke jalan, terutama di lampu merah, untuk meminta belas kasihan dan uang dari pengguna jalan.
2100 Meter Tanah Ahmad Supawi Terimbas Proyek Tol Malang-Pandaan, hingga Kini Tak Dapat Ganti Rugi |
![]() |
---|
Anak Polisi Aniaya Guru di Ruang BK, Ngamuk Dihukum Karena Bolos, Orang Tua Diduga Hanya Diam |
![]() |
---|
PBB Dibayar Pakai Sampah, Warga di Wonosobo Didatangi Utusan Mendagri Tito Sekaligus Bawa Pejabat |
![]() |
---|
Bima Permana Sempat Dikabarkan Hilang saat Demo, Kini Ditemukan Polisi Jualan Mainan di Malang |
![]() |
---|
Dulu Pernah Diadang Paspampres, Kini Angga Raka Jadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.