Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam meminta pemerintah mengambil langkah tegas mengenai sound horeg.

Polres Batu
SOUND HOREG - Karnaval sound horeg yang digelar di Desa Giripurno, Kota Batu, melewati batas waktu yang diizinkan oleh pihak kepolisian, Rabu (23/7/2025). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam meminta pemerintah mengambil langkah tegas mengenai sound horeg yang dinilai telah meresahkan masyarakat. 

TRIBUNJATIM.COM - Permintaan MUI kepada pemerintah untuk lebih tegas soal sound horeg.

MUI sebut jangan dibiarkan hanya karena persoalan ekonomi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam meminta pemerintah mengambil langkah tegas mengenai sound horeg yang dinilai telah meresahkan masyarakat.

Hal ini menyusul dikeluarkannya fatwa haram oleh MUI Jawa Timur untuk penggunaan sound horeg yang berlebihan.

"Karena itu pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk membangun harmoni di tengah masyarakat dan mencegah seluruh aktivitas yang bisa merusak harmoni, merusak kenyamanan, dan ketertiban umum," kata Asrorun Niam usai acara Milad ke-50 MUI di Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (26/7/2025).

Ia tidak ingin sound horeg dibiarkan hanya karena masalah ekonomi, sementara banyak masyarakat yang dirugikan.

"Jangan ini dibiarkan hanya karena persoalan ekonomi, sementara ada kelompok masyarakat besar yang dirugikan," ucapnya.

Baca juga: Penjelasan Dinkes Kota Batu Soal Efek Buruk bagi Kesehatan Akibat Sound Horeg: Ganggu Pendengaran

Lebih lanjut ia mengungkapkan, MUI Pusat bisa memahami keresahan masyarakat akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh dampak buruk sound horeg tersebut.

Sebab berdasarkan hasil penelaahan, suara yang dihasilkan sound horeg terbukti melebihi dari batas atas suara yang baik untuk didengar.

Artinya kata dia, kekuatan suara yang dikeluarkan oleh sound horeg itu berdampak nyata terhadap kesehatan seseorang. Sound horeg ini juga berdampak pada kerusakan lingkungan.

"Kita bisa lihat ada rumah yang rusak, kaca yang pecah karena getaran suara yang begitu dahsyat. Ditambah lagi, umumnya kegiatan tersebut disertai dengan hal-hal yang bersifat destruktif," bebernya.

Kendati demikian ia menyadari masalah utamanya bukan hanya soal suara. Ia mempersilakan jika sound horeg digunakan untuk kegiatan lain yang lebih baik.

"Intinya bukan soundnya. Kalau soundnya digunakan untuk kepentingan hal yang baik dan dia tidak merusak, kemudian diputar pada waktu yang tepat, tidak mengganggu masyarakat, maka itu tentu dibolehkan, ya," tandasnya.

Baca juga: 3 Dampak Sound Horeg untuk Kesehatan, Dicap Haram MUI Jatim, Boleh untuk Acara Nikahan - Shalawatan

Fatwa haram MUI Jatim

SOUND HOREG - Karnaval sound horeg yang digelar di Desa Giripurno, Kota Batu, melewati batas waktu yang diizinkan oleh pihak kepolisian, Rabu (23/7/2025).
SOUND HOREG - Karnaval sound horeg yang digelar di Desa Giripurno, Kota Batu, melewati batas waktu yang diizinkan oleh pihak kepolisian, Rabu (23/7/2025). (Polres Batu)

Sebelumnya diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur resmi mengharamkan sound horeg jika dalam praktiknya terdapat unsur kemudaratan pada Minggu (13/7/2025).

Melalui Fatwa Nomor 1 Tahun 2025, ini merespon fenomena sound horeg yang belakangan ini mengundang kontroversi.

Dalam pertimbangannya, MUI Jatim menyatakan, kemajuan teknologi audio digital pada dasarnya positif dan dibolehkan.

Asalkan, teknologi tersebut digunakan untuk kegiatan sosial, budaya, dan keagamaan yang tidak menyalahi hukum atau prinsip syariah.

Namun, jika sound horeg digunakan secara berlebihan, mengganggu kenyamanan, mengancam kesehatan, atau merusak fasilitas publik, penggunaannya dinyatakan haram.

Larangan ini diperkuat ketika disertai aksi joget campur laki-laki dan perempuan, membuka aurat, atau memicu kemaksiatan terlepas lokasi acaranya, baik di tempat umum maupun keliling permukiman.

Baca juga: Aturan Baru Sound Horeg dan Karnaval di Banyuwangi: Wajib Tema Nasionalisme, Tarian Erotis Dilarang

MUI juga menegaskan, setiap individu memiliki hak berekspresi selama tidak mengganggu hak asasi orang lain, sebagai pedoman penggunaan sound yang seimbang dan bertanggungjawab.

Komisi Fatwa MUI Jatim menyebutkan, sound horeg masih diperbolehkan jika volumenya wajar dan digunakan untuk acara positif.

Kegiatan positif yang dimaksud, seperti pengajian, shalawatan, atau pernikahan selama tidak menciptakan kemaksiatan.

Namun, kegiatan seperti battle sound, yang sering memicu kebisingan ekstrem, dinyatakan haram mutlak karena menjadi bentuk tabdzir (pemborosan) dan idha’atul mal (penyia-nyiaan harta).

Selain itu, fatwa juga mengatur, jika penggunaan sound menyebabkan kerusakan atau kerugian pihak lain, pelakunya wajib mengganti kerugian tersebut.

“Penggunaan sound horeg dengan intensitas suara melebihi batas wajar yang mengakibatkan dampak kerugian terhadap pihak lain, wajib dilakukan penggantian,” demikian salah satu poin dalam fatwa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved