TRIBUNJATIM.COM - Tim 8 Koalisi Perubahan memastikan, NasDem, Demokrat dan PKS solid akan mendaftarkan Anies Baswedan ke KPU pada Oktober mendatang.
Namun siapa sosok calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Anies Baswedan di Pemilu 2024, hingga kini belum dideklarasikan.
Di samping itu, Tim 8 mengeklaim nama bakal cawapres sudah dikantongi Anies Baswedan dan tinggal menunggu momentum yang baik.
Anggota tim delapan KPP, Sudirman Said mengatakan, pengumuman bakal cawapres Anies Baswedan setelah Ibadah Haji merupakan waktu yang baik.
Menurutnya, pemilihan waktu itu menunjukkan bahwa momentum pendaftaran capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) semakin dekat.
“Itu saya kira waktu yang baik lah,” ujar Sudirman di Sekretariat Perubahan (Sekper), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada 21 Juni 2023.
Sudirman mengatakan, tiga ketua umum partai politik pengusung Anies Baswedan, yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS sudah mengetahui satu nama bakal cawapres di kantong Anies Baswedan.
“(Anies sudah) berkeliling ke semua pimpinan partai untuk pamitan sekaligus menjelaskan arah keputusannya itu,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi menyebut pengumuman cawapres akan dilaksanakan sebentar lagi tanpa menyebut detail waktunya.
"(Deklarasi bakal cawapres Anies) sebentar lagi, pulang Anies kita rapikan," kata Aboe Bakar Alhabsyi dalam acara pemotongan hewan kurban di DPP PKS, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Sabtu (1/7/2023).
Aboe menyebut, pengumuman cawapres ini akan dipersiapkan dengan matang.
Baca juga: Erick Thohir Kuak Instruksi Presiden Jokowi Soal Pilpres 2024, Jawab Perjodohan Cawapres Prabowo
Untuk itu, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Anies Baswedan akan mengatur waktu terlebih dahulu.
"Nanti kita tunggu tanggal datangnya ya, kita atur waktunya, (diperkirakan tanggalnya) lebih-kurang, plus-minus, kita umumkan," kata Sekjen PKS itu.
Sebelumnya, nama Yenny Wahid menguat disebut sebagai cawapres Anies Baswedan.
Menanggapi hal itu, putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini buka suara.
"Semua politisi akan dihukumi dengan track record mereka tapi kalau perkara saya dengan Mas Anies Baswedan, ya saya enggak perlu membuka ke UGM, di forum ini, wong saya belum jawab di media kok. Kenapa harus jawabnya di UGM. Nanti kalau sudah saatnya dibuka," jawab Yenny Wahid di future leader forum (LFF) yang digelar di Auditorium Fisipol UGM, Jumat (7/7/2023).
Yenny Wahid pun menegaskan semua tindakan-tindakan politiknya akan didasarkan kepada nilai.
"Kalau saya pasti akan stay true to my value dan semua tindakan-tindakan politik saya akan didasarkan kepada nilai. Karena hanya itu yang saya punya," tegasnya.
Baca juga: Yenny Wahid Unggah Swafoto Lamanya dengan AHY di Tengah Isu Masuk Bursa Cawapres Anies Baswedan
Baca juga: TERBARU Hasil Survei Elektabilitas Capres Pemilu 2024 dari 6 Lembaga: Anies Baswedan Sulit Menyalip
Yenny Wahid mengatakan dirinya bukanlah siapa-siapa.
Bukan ketua umum partai, bukan ketua umum organisasi masyarakat (ormas), bukan pejabat, dan bahkan bukan seorang pengusaha.
"Saya kan nggak punya apa-apa, yang saya punya cuma satu mungkin dianggap sedikit masih ada reputasi, itu pun karena nebeng bapaknya," tuturnya.
"Nah ini harus saya jaga, saya berangkat political liniage yang sangat panjang, garis politik yang sangat panjang, ini bukan cuma sekadar Gus Dur, Mbah Wahid, Mbah Hasyim, lebih ke arah situ panjang, saya baru tahu bahwa mungkin ada kait-kaitannya dengan trah Mataram juga," imbuhnya.
"Dyah Banawati ini ibunya Sultan Agung ternyata Dyah Banawati ini adalah anaknya Pangeran Benowo, Pangeran Benowo adalah anaknya Joko Tingkir, Joko Tingkir leluhurnya Gus Dur. Panjang. Joko Tingkir adalah pendiri Kerajaan Pajang. Ini panjang kalau nilai yang akan kami perjuangkan dan ini mahal," urainya.
Yenny Wahid mengungkapkan pelajaran bagi politisi yang paling penting adalah menjaga reputasi.
Sebab reputasi yang sudah rusak, akan sangat susah dikembalikan.
"Yang paling penting adalah your reputation, mau punya uang 5 triliun, reputasi rusak gak bisa bayar, perusahaan PR terbaik pun susah, gak bisa. Nah jadi stay true to your value.
Mungkin akan ada momen-momen enggak dianggap sama sekali kalau kita konsisten dengan nilai kita, nggak papa," tandasnya.
Gus Dur, lanjut Yenny Wahid, mengajari anak-anaknya posisi bukanlah tujuan. Namun posisi hanyalah alat. Sehingga Yenny Wahid mengaku tidak "ngoyo-ngoyo" terkait sebuah posisi.
"Nah kalau bukan tujuan ya enggak usah ngoyo-ngoyo banget, saya enggak pernah ngoyo tahu-tahu namanya dinominasikan dua, Partai PSI dan NasDem, ya Alhamdulillah," tandasnya.
Pengamat soroti jika Yenny Wahid jadi Cawapres Anies Baswedan
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai wajar langkah NasDem melirik putri Presiden keempat RI Abdurahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh untuk dipasangkan mendampingi Anies Baswedan.
Menurut dosen Universitas Al-Azhar Indonesia itu, hal itu lantaran sosok perempuan akrab disapa Yenny Wahid itu merupakan sosok independen, sehingga bisa diterima partai pendukung Anies.
Anies adalah Bakal Capres 2024 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dibentuk Partai NasDem, PKS, dan Demokrat.
"Semua tahu bahwa Yenny Wahid ini tokoh yang independen secara politik.
Posisi ini membuatnya dapat diterima partai politik mana pun di dalam koalisi, termasuk Koalisi Perubahan," ucap Ujang dikutip, Jumat (7/7/2023).
Ujang menilai Yenny selain independen juga berstatus politikus perempuan dan memiliki garis keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Status itu, kata Ujang, bisa menjadi nilai lebih Yenny agar diterima parpol di KPP untuk mendampingi Anies berkontestasi pada Pilpres 2024.
"Yenny Wahid ini, kan, politikus perempuan, sekaligus memiliki garis keturunan dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Menurut saya ini akan menjadi pertimbangan bagi parpol pendukung Anies," ujar Ujang.
Kemudian, kata Direktur Indonesia Political Review (IPR) itu, sosok Yenny bisa meminimalisasi anggapan publik terhadap Anies yang selalu dikaitkan dengan Islam kanan, sehingga berpotensi diterima parpol yang tergabung dalam KPP.
"Jadi, dengan adanya Yenny Wahid yang notabene putri Gus Dur (Abdurahman Wahid, red), di situ otomatis stigma akan hilang, karena ada representasi NU yang Islam moderat dan nasionalis," jelas dia.
Namun, Ujang menyadari setiap partai di KPP akan membawa kader internal agar bisa dipasangkan mendampingi Anies.
Misalnya, PKS akan membawa nama kader mereka Ahmad Heryawan atau Aher dan Demokrat menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Biasa dalam koalisi semua parpol mengusung kader masing-masing. Namun, itu tidak bisa dipaksakan, nanti ada titik temu antara semua parpol itu siapa yang harus diusung akhirnya.
Tentu ada parameter sehingga satu tokoh itu diputuskan jadi cawapres," tutup dia. (m27)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com
Berita tentang Anies Baswedan lainnya