"Jadi begini ceritanya, ada 1.285 paket nasi, sudah dibagikan sedari pagi, dari pagi ada yang bau."
"Kebetulan anak kelas 3 tidak semua datang, jadi ada sisa dan dikembalikan."
"Ada bau, ada ulat, dan sebagainya," kata Wakil Kepala SMAN Jatinangor, Asep Suhayat dikonfirmasi Tribun Jabar.id, seperti dikutip TribunJatim.com, Kamis (27/2/2025).
Dia mengatakan, SMAN Jatinangor telah berbicara dengan baik kepada pihak katering untuk mengganti makanan yang dinilai basi.
Juga agar mengirimkan paket MBG dalam tepat waktu sesuai dengan perjanjian.
"Pernah pada hari pertama datang dua kali, pertama sekitar pukul 10.00, yang kedua bukan sesuai janji pukul 12.00 saat istirahat kedua, melainkan pukul 14.00, anak-anak sudah menunggu lama dan akhirnya tidak teratur pembagiannya," katanya.
Sementara itu, pelaksanaan MBG tampaknya terus dijalankan seperti yang diperintahkan oleh Presiden Prabowo.
Terbaru, MBG tidak hanya didapatkan oleh anak sekolah, namun juga bagi ibu hamil dan menyusui.
Pemerintah Pusat berencana menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non paud.
Kebijakan tersebut disampaikan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Badan Gizi Nasional, usai meninjau Simulasi MBG di Jalan Tirta Raya, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu (26/2/2025).
Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan, MBG untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita Non Paud, masih dalam tahap simulasi.
Baca juga: Sosok Karti yang Rumahnya Jadi Sarang Kobra di Madiun, BPBD Ditemukan 25 Ular dan 105 Cangkang Telur
“Insya Allah secepatnya akan kami kerjakan secara serentak. Setelah simulasi akan kami terapkan di lapangan,” ujar Wihaji.
Wihaji menilai, MBG dengan tiga penerima manfaat tersebut menjadi poin penting, selain siswa siswi sekolah, dan anak pesantren.
Maka dari itu, secara teknis tidak mungkin Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita Non Paud, dikumpulkan setiap hari di suatu tempat, seperti pelaksanaan MBG di sekolah.
“Nantinya didistribusikan oleh petugas lapangan yakni Tim Pendamping Keluarga, salah satu pasukan Kemendukbangga,” ungkapnya.
Baca tanpa iklan