Lalu ada biaya makan dan snack siswa saat pembuatan buku tahunan dan syuting video dokumenter.
Ada juga biaya logistik dan fee fotografer dan videografer selama syuting.
Baca juga: Ketua PGRI Minta Perlindungan ke Dedi Mulyadi Atas Konflik Dana PIP, Ungkap Soal Jatah 30 Persen
Tak hanya itu, tertulis juga DP catering untuk upacara di sekolah dengan biaya Rp 48.632 per siswa.
Total biaya yang dibutuhkan yakni Rp 178.545.000.
“Ini bang datanya itu dana yg sdh d keluarkan panitia ktnya jd 178jt d bagi jumlah siswa bang 329 siswa. Jd kami hrs byr persiswa sekitar 543rb tp ktnya d kurangi lgi 10rb jd kami hrs membayr 533rb per siswa bang. Semuanya tanpa terkecuali ank yatim dan tdk mampu pun hrs byr bang,” bunyi postingan di Instagram Bro Ron, melansir dari TribunBogor.
Menurut akun yang melapor ke Bro Ron, dirinya heran kenapa siswa harus membayar biaya ijazah lagi.
Ia mempertanyakan apakah hal itu termasuk pungli atau tidak.
Sebab menurut dia, bukankah biaya ijazah itu sudah ada anggarannya dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Pemilik akun juga menegaskan kalau rincian biaya itu bukan ditentukan oleh sekolah, melainkan panitia acara.
“Jd apakah ini ada unsur pungli ya? Sebenarnya yg menentukan nilai rupiah itu bukan pihak sekolah tapi atas dasar rancangannya ketua panitia perpisahan pak. Bukannya ijazah itu dari dana BOS. Demikian pak terimkasih,” tulisnya.
Baca juga: 329 Murid SMP Diminta Bayar Biaya Kelulusan Rp178 Juta, Rp48.000 Buat Catering, Siswa Heran: Pungli?
Sambil memposting rincian biaya itu, Bro Ron juga menyebutkan kalau dirinya merupakan lulusan SMP di luar negeri.
Saat ia sekolah dulu, kata Bro Ron, tidak ada acara-acara seperti itu.
“Tamatjan SMP doang belagu amat sih…
Saya tamatan SMP luar negei di negara maju gak ada tuh acara2. Wong perjuangan masih ada 2 jenjang lagi,” tulis Bro Ron.
Kemudian Bro Ron juga memposting DM dari akun yang membantah hal itu.