Tumpal meyakini bahwa MT tidak melakukannya sendiri, melainkan dibantu oleh tiga orang lainnya.
"Dibongkar pada tanggal 5 Juli," kata Tumpal saat diwawancarai.
Dalam kesepakatan, MT meminta untuk mengontrak rumah itu selama satu tahun.
"Boleh, saya bilang," ungkap Tumpal.
Baca juga: Kakak Curiga Lihat Kebiasaan Adik di Malam Hari, Tegurannya Malah Berujung Maut
Namun, pada 29 Juni 2025, Tumpal mendatangi rumah tersebut untuk mengingatkan MT tentang jatuh tempo pembayaran sewa.
Ia juga ingin memastikan apakah MT dan istrinya masih tinggal di rumah tersebut.
"Ya udah Pak kan bulan 7, masih ada dua hari lagi. Nanti bulan 7 ya pak," ujar Tumpal menirukan ucapan MT.
Sayangnya, Tumpal tidak bisa kembali ke rumah itu karena pada 30 Juni 2025, ia pergi ke Jakarta untuk membawa anaknya yang ketiga berobat.
"Saya ke Jakarta bawa anak berobat cangkok ginjal. Rupanya kami belum beruntung, tanggal 2 Juli dia (sang anak) meninggal," ujar Tumpal.
Setelah membawa anaknya kembali ke Medan, Tumpal melaksanakan acara adat sebelum pemakaman pada hari Sabtu, 5 Juli 2025.
Ia menduga bahwa pelaku mengetahui adanya acara tersebut dan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan pembongkaran.
"Diangkati atap, broti, kusen, daun pintu, daun jendela, habis semua," tuturnya.
Tetangga di sekitar rumah sewa tidak mengetahui tempat tinggal dan nomor telepon Tumpal sehingga tidak dapat memberikan informasi padanya.
"Kemudian Rabu, 23 Juli 2025, saya ke sana, ya maksud saya mau menagih, kan. Rupanya seperti itulah keadaannya. Sudah gundul rumah saya," ungkap Tumpal.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya diĀ Googlenews TribunJatim.com