Itu setelah pria berusia 40 tahun ini mengalami keluarnya cairan dan benjolan kuning yang muncul di telapak tangan, telapak kaki, dan sikunya.
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, ahli jantung yang menanganinya mendiagnosis kondisi ini sebagai xanthelasma, yaitu endapan kolesterol kekuningan di bawah kulit yang sering dikaitkan dengan kadar lemak tinggi dalam darah.
Kondisi ini bisa menjadi tanda peringatan adanya gangguan metabolisme yang lebih serius, seperti hiperlipidemia atau bahkan penyakit jantung.
Menurut laporan New York Post yang mengacu pada penelitian di JAMA Cardiology, 22 Januari, pria tersebut mengalami kondisi ini setelah menjalani diet karnivora selama delapan bulan secara ekstrem, melansir dari TribunTrends.
Diet karnivora sendiri adalah pola makan yang hanya mengandalkan produk hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu, tanpa sayuran, buah, atau sumber karbohidrat lainnya.
Baca juga: Menu Diet Ala Cristiano Ronaldo, Bintang Sepak Bola yang Masih Bugar Meski sudah Usia 40 Tahun
Pendukung diet ini percaya bahwa menghindari karbohidrat dan serat dapat meningkatkan kesehatan metabolisme, mengurangi peradangan, dan membantu menurunkan berat badan.
Namun, dalam kasus ini, pria tersebut menerapkan diet karnivora dengan pola makan yang jauh dari seimbang.
Ia mengonsumsi makanan dalam jumlah besar setiap hari, termasuk menghabiskan seluruh batang mentega, hingga 4 kg keju, dan roti hamburger.
Meskipun berat badannya turun drastis, ia mengalami efek samping yang mengkhawatirkan.
Yang mengejutkan, meskipun nodul kuning mulai muncul, ia tetap merasa bahwa kesehatannya membaik.
Bahkan, ia mengklaim mengalami peningkatan energi dan fungsi kognitif yang signifikan.
Hal ini menunjukkan bagaimana beberapa individu mungkin tidak langsung menyadari dampak negatif dari pola makan ekstrem terhadap tubuh mereka.
Saat akhirnya diperiksa oleh dokter, hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa kadar kolesterol pria ini melonjak drastis hingga lebih dari 1.000 mg/dL angka yang sangat jauh di atas batas aman.
Sebagai perbandingan, kadar kolesterol total yang dianggap normal berada di bawah 200 mg/dL, sementara 240 mg/dL saja sudah dikategorikan tinggi oleh para ahli kesehatan.
Lonjakan kolesterol yang sangat tinggi ini tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, tetapi juga bisa menyebabkan komplikasi lain seperti pankreatitis akut, suatu kondisi peradangan pankreas yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.