Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Siswa di Bojonegoro Diduga Keracunan MBG

Buntut Dugaan Siswa SDN Semanding Keracunan, Pemkab Bojonegoro Panggil Seluruh Kepala SPPG

Pasca insiden dugaan keracunan tujuh siswa di SDN Semanding. Pemkab Bojonegoro langsung memanggil seluruh kepala dapur SPPG

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
PROGRAM MBG - Pasca insiden dugaan keracunan tujuh siswa di SDN Semanding. Pemkab Bojonegoro langsung memanggil seluruh kepala dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayahnya. 

Poin penting:

  • Pemkab Bojonegoro memanggil seluruh kepala dapur SPPG usai insiden dugaan keracunan 7 siswa SDN Semanding dan 150 siswa SMPN 2 Balen yang mengalami diare diduga karena makanan MBG.
  • Wakil Bupati Nurul Azizah menekankan pentingnya pengawasan ketat, tanggung jawab penuh kepala SPPG, dan pelaporan segera jika ada insiden, karena anggaran MBG mencapai Rp5 miliar per hari.
  • Pemkab mengeluarkan surat edaran dan menghentikan sementara distribusi MBG di SDN Semanding untuk evaluasi dan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan dan jajanan.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Misbahul Munir

TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Pasca insiden dugaan keracunan tujuh siswa di SDN Semanding. Pemkab Bojonegoro langsung memanggil seluruh kepala dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayahnya.

Kepala dapur SPPG itu dipanggil mendadak dalam rapat koordinasi dan evaluasi yang pipimpin langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, di ruang Anglingdharma, Kompleks Pemkab Bojonegoro.

Nurul meminta program MBG harus diawasi lebih ketat, Kepala SPPG juga diminta untuk memperhatikan kualitas dan kebersihan makanan.

Hasil rapat koordinasi dan evaluasi yang dilakukan bersama kepala SPPG tersebut. Pemkab Bojonegoro mengeluarkan surat edaran, namun tidak dijelaskan detail mengenai isi surat tersebut.

"Bapak Bupati sudah mengevaluasi dan memberi surat edaran," ujar Nurul, kemarin (27/9/2025).

Dalam arahannya, Nurul menekankan kelapa SPPG harus menjalankan program dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan SOP yang berlaku.

“Anggaran MBG di Bojonegoro ini tidak kecil. Setiap hari negara mengeluarkan Rp 5 miliar untuk program ini, jadi semua punya tanggung jawab. Kalau ada masalah segera laporkan, jangan dianggap remeh,” tegasnya.

Baca juga: Kronologi Siswa SDN Semanding Bojonegoro Diduga Keracunan Usai Santap MBG, Guru Sempat Panik

Dalam pertemuan tersebut, Nurul juga menyinggung kasus lain yang diduga terkait program MBG. Ia menyebut adanya 150 siswa SMPN 2 Balen di Desa Kenep Kecamatan Balen yang mengalami diare massal usai mengonsumsi menu MBG. Namun, insiden tersebut tidak pernah dilaporkan ke Pemkab.

"Di SMPN 2 Balen Kenep, ada 150 anak tidak sekolah karena sakit diare, informasinya karena habis makan MBG ini kejadian real," beber Nurul.

"Kalau suatu saat sampai menimbulkan korban jiwa, siapa yang bertanggung jawab? Maka saya minta setiap kejadian segera dilaporkan ke pemkab," sambungnya.

Dia juga mengingatkan para kepala SPPG agar menjalankan tugas pengawasan secara ketat, termasuk melakukan pengecekan makanan sebelum didistribusikan.

"Kalau ada korban jiwa, kepala SPPG juga ikut bertanggung jawab, karena ikut serta. Kalau ada kejadian minimal tuh harus melaporkan. Tidak bisa itu dibuat (ditangani) sendiri," sambungnya.

Baca juga: SD di Solo Tegas Tolak Mentah MBG di Sekolah, Sudah 10 Tahun Ada Program Makan yang Berjalan Lancar

Sebagai informasi saat ini, tercatat ada 56 SPPG aktif di Bojonegoro. Puluhan dapur itu melayani sekitar 154.308 ribu atau 46,21 persen penerima manfaat MBG. Sementara, ada 16 SPPG lainnya baru terbentuk namun belum beroperasi penuh.

Kedepan, Pemkab Bojonegoro berharap ada perbaikan pada pelaksanaan program MBG di wilayahnya. Sehingga program presiden Prabowo ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk mewujudkan Indonesia emas di 2045 mendatang. 

Sebelumnya, sejumlah siswa di SDN Semanding Bojonegoro diduga mengalami keracunan sesaat setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan dari SPPG Campurejo. 

Ada tujuh siswa di kelas 5 yang mengalami diduga keracunan. Terdiri dari 6 siswi perempuan dan 1 siswa laki-laki. Mereka mengaku sakit perut, mual, pusing dan lemas sesaat setelah menikmati makanan dari program MBG.

Pasca kejadian, sejumlah sampel makanan dari program MBG langsung dikirim ke labolatorium kesehatan daerah (Labkesda) untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, sejumlah jajanan kantin juga turut dibawa untuk diperiksa

Kepala sekolah SDN Semanding Sulistyowati mengungkapkan pasca kejadian distribusi makanan program MBG di sekolahnya dihentikan selama sepekan atau 7 hari. Penghentian dilakukan untuk evaluasi dan perbaikan layanan. 

Baca juga: Menu MBG Spageti Ditolak Ratusan Siswa di Jember Karena Berbau Aneh, SPPG Bantah Basi: Mungkin Cuka

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved