Observasi Lanjutan Temuan Struktur Bata Kuno di Bondowoso, Datangkan Arkeolog dan Ahli Geologi
Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso melakukan observasi lanjutan terhadap temuan struktur bata kuno
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sudarma Adi
Poin Penting:
- Disparbudpora Bondowoso meneliti struktur bata kuno di Desa Walidono, Prajekan.
- Penelitian melibatkan arkeolog Ismail Lutfi dan ahli geologi Firman Sauqi.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu
TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso melakukan observasi lanjutan terhadap temuan struktur bata kuno di Desa Walidono, Kecamatan Prajekan.
Observasi kali ini dilakukan dengan langsung mendatangakan arkeolog nasional, Ismail Lutfi dan ahli geologi Firman Sauqi.
Ismail Lutfi merupakan dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang, yang sekaligus Anggota Tim Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Bondowoso.
Ismail Lutfi, menjelaskan posisi struktur bata lama ini berada di kedalaman 165 cm dari permukaan tanah existing sekarang. Namun, tidak berarti itu adalah batas paling akhir.
Baca juga: 11 Pengedar Okerbaya di Bondowoso Diringkus Polisi, Modus Dibungkus di dalam Botol Obat Hewan Ternak
"Masih perlu dilakukan ekskavasi atau penggalian penyelamatan seberapa dalam struktur yang asli," ungkapnya usai oberservasi pada Sabtu (20/9/2025).
Ia menjelaskan, dimensi atau ukuran bata juga memberikan informasi penting. Diperkirakan dengan dimensi ketebalan antara 6 cm, lebar 17 cm, dan panjang 32-33cm.
Dari diimensi batu bata kuno tersebut diperkirakan masa abad 14-15 M.
"Namun demikian tidak berarti langsung klaim, bahwa bata itu berasal dari abad itu. Itu perkiraan relatif," ujarnya.
Menurutnya, teknik perekatan batu bata juga memberikan informasi sebagai pendukung periodisasi dari bata tersebut.
Teknik yang dipakai pada periode Jawa kuno sekitar abad 14-15 cenderung menggunakan teknik gosok.
Sementara, temuan struktur bata kuno di Prajekan tidak menggunakan teknik gosok tetapi menggunakan space tipis antara batu bata. Penggunakan space ini jauh lebih muda.
Baca juga: Dua Pondok Pesantren di Bondowoso ini Jadi Percontohan Program Makan Bergizi Gratis
Kata kunci lain, yakni antar bata disini masih ada celah antara 3-4 mili. Ini menunjukkan teknik penyusunannya tak menggunakan teknik gosok.
Untuk itulah, kata pria yang juga Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat Jawa Timur itu, untuk mengetahui bentuk struktur bata ini adalah bangunan apa maka perlu kajian lebih lanjut.
Alasan Rakyat Gerah Dengar Strobo Bunyi Tot Tot Wuk Wuk di Jalan, Pengamat Singgung Kesehatan Mental |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Tragedi Berdarah di Pacitan, Wawan Habisi Keluarga Mantan Istri, 1 Orang Tewas |
![]() |
---|
Mbah Upit Bikin Ribut Imbas Cekcok Tagih Utang, Tetangga Ngamuk Lalu Lempar Gelas Isi Es Batu |
![]() |
---|
Sejarah Baru Pencak Silat di Kediri, Atlet Disabilitas Tampil di Lereng Kelud Champion 6 |
![]() |
---|
Bakar Sampah Malah Ketiduran, Api Malah Merembet ke Rumah Bagian Belakang Tumihah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.