Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Nanang Merangkak ke Temannya yang Kejang setelah Ponpes Al Khoziny Ambruk, Tetap akan Kembali Mondok

Inilah cerita Nanang Saiful Rizal (16), satu di antara korban selamat ambruknya Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
KORBAN SELAMAT PONPES - Sosok Nanang Saiful Rizal (16), santri asal Kota Malang yang menjadi korban selamat ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur saat ditemui di rumahnya pada Jumat (3/10/2025). Ia menceritakan detik-detik saat ikut menyelamatkan temannya. 

Atas kejadian tersebut, ia mengaku masih trauma.

Meski demikian, ia yang telah menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny sejak tahun 2022 bertekad tetap kembali untuk melanjutkan pendidikannya.

"Eman kalau sekolahnya berhenti. Saya tetap akan kembali ke pondok," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Heroik Dokter Aaron, Bertaruh Nyawa Demi Evakuasi Korban Musala Ponpes Al Khoziny: Siap Mati

Sementara itu, Sunardi (44) yang merupakan ayah dari Nanang mengaku kaget ketika menerima informasi bahwa bangunan ponpes tersebut ambruk.

"Saya diberitahu oleh teman saya jam 17.00 WIB, katanya bangunan pondok Al Khoziny ambruk. Langsung, saya segera berangkat ke pondok untuk melihat kondisi anak saya," jujurnya.

Sesampainya di lokasi pondok, ia dihadapkan dengan pemandangan mobil ambulans yang begitu banyak.

Dengan tekad kuatnya sebagai seorang ayah, ia pun mencari sendiri keberadaan anaknya.

"Saya nyari sendiri di pondok. Dan pas isya, akhirnya baru ketemu dengan anak saya," imbuhnya.

Meski kejadian tersebut meninggalkan trauma bagi anaknya, Sunardi dengan tegas menginginkan bahwa Nanang harus kembali melanjutkan pendidikannya di ponpes Al Khoziny.

"Anak saya harus tetap semangat dan tidak boleh takut. Dia harus tetap kembali ke pondok untuk melanjutkan pendidikannya," tandasnya.

Sementara itu, sebanyak 57 sampel DNA Ante-Mortem para keluarga korban yang anaknya masih hilang dalam insiden ambruknya bangunan bertingkat Ponpes Al Khoziny  Sidoarjo bakal dikirim untuk diuji ke RS Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri, pada Sabtu (3/10/2025). 

Hal tersebut disampaikan oleh Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki, bahwa semula data tersebut berjumlah 58 sampel, namun setelah diverifikasi ulang, berubah menjadi 57 sampel. 

Jumlah tersebut berpotensi berubah, tergantung dinamika yang berkembang selama penghimpunan data sampe Ante-Mortem yang bisa saja terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan. 

"Dan itu masih bisa berubah seperti data Ante-mortem sebelumnya 62, kemudian ada tambahan lagi. Nah, itu kadang melapor kita fix kan gitu ya," ujarnya di depan kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada Jumat (3/10/2025). 

Metode pengujian Tes DNA merupakan cara paling pemungkas bahkan nyaris tak terbantahkan, dalam proses identifikasi korban. Hanya saja, kekurangannya, metode tersebut membutuhkan waktu lama.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved