Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Nanang Merangkak ke Temannya yang Kejang setelah Ponpes Al Khoziny Ambruk, Tetap akan Kembali Mondok

Inilah cerita Nanang Saiful Rizal (16), satu di antara korban selamat ambruknya Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
KORBAN SELAMAT PONPES - Sosok Nanang Saiful Rizal (16), santri asal Kota Malang yang menjadi korban selamat ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur saat ditemui di rumahnya pada Jumat (3/10/2025). Ia menceritakan detik-detik saat ikut menyelamatkan temannya. 

Paling sebentar tiga hari, dan paling lama bisa dua pekan atau mungkin lebih. 

"Oleh sebab itu besok pagi langsung saya kirim. Biar segera teridentifikasi karena saya juga merasakan bahwa siapapun yang akan menunggu itu lebih berat," katanya. 

Baca juga: Update Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 3 Korban Ditemukan, Total 13 Santri Meninggal


Namun, bersamaan dengan skema tersebut, Khusnan berharap pihak keluarga dapat mengumpulkan data sekunder sebanyak-banyaknya kepada pihak Tim DVI Polda Jatim melalui Posko Ante-Mortem yang tersedia. 

Seperti foto-foto semasa hidup.

Terutama foto bentuk gigi hasil dari rekam medis kesehatan gigi yang pernah dilakukan oleh korban di masa lampu semasa hidup. 

Karena, Khusnan mengungkapkan, pihaknya tidak bisa mengandalkan sidik jadi korban menggunakan perangkat alat Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (MAMBIS). 

 Karena, kondisi jemari jenazah korban dalam keadaan rusak akibat proses pembusukan alamiah dengan usia kematian korban lebih dari tiga hari. 

"Lebih dari 3 hari sidik jari rata-rata sudah sulit untuk dilakukan pembandingan. Sudah agak sulit karena sudah terjadi proses alamiah, itu kira-kira," ungkapnya. 

Baca juga: Santri Ibnu Cholil Bangkalan Madura Gelar Salat Ghaib dan Doa Bersama untuk Korban Ponpes Al Khoziny

Pada Jumat (3/10/2025), Khusnan Marzuki mengatakan, sudah ada delapan jenazah yang dievakuasi ke Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya hingga pukul 21.02 WIB. 

Semua kondisi jenazah, dalam keadaan utuh, bahkan pakaian yang dikenakan oleh korban juga dalam keadaan yang sama, yakni kondisi utuh. 

Namun, baru lima jenazah yang sedang dalam proses identifikasi. Dan itu pun juga masih terkendala dengan kurangnya bahan data sekunder yang akan dijadikan instrumen pencocokan pada jenazah korban. 

Oleh karena itu, Khusnan mengimbau kepada pihak keluarga dapat lebih melengkapi banyak data sekunder seperti foto-foto korban semasa hidup. 

Bahkan, jika memungkinkan, bisa juga dilampirkan hasil foto gigi korban manakala dimasa lampau pernah melakukan pemeriksaan kesehatan gigi. 

Karena, menurut Khusnan, bentuk susunan gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang khas dan menjadi pembeda antara satu individu manusia dengan manusia lainnya. 

"Dan yang masih berjalan ada 3. Ini berjalan identifikasi. Dari 5 yang sudah dilakukan identifikasi itu masih memerlukan pendalaman lagi. Di mana belum fix identifikasinya sehingga diperlukan data lagi dari keluarga. Di mana di keluarga itu boleh dan sebaiknya mengirim sebanyak mungkin data termasuk foto-foto terakhir," pungkasnya. (Kukuh Kurniawan/Luhur Pambudi)

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved