Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Gelar Tasyakuran Penganugerahan Pahlawan Syaikhona Kholil: Lentera Bangsa

Pasca penganugerahan Pahlawan Nasional pada Syaikhona Muhammad Kholil, Gubernur Jatim Khofifah undang keluarga Mbah Kholil gelar tasyakuran

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Fatimatuz Zahroh
PAHLAWAN NASIONAL - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengundang keluarga Syaikhona Muhammad Kholil dalam Tasyakuran Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di Gedung Negara Grahadi, Minggu (16/11/2025).  

Ringkasan Berita:
  • Syaikhona Muhammad Kholil resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, diakui atas peran ulama dalam perjuangan bangsa.
  • Beliau meninggalkan 30 kitab, termasuk tulisan cinta tanah air tahun 1891, sebagai warisan pemikiran.
  • Khofifah menegaskan Syaikhona Kholil sebagai lentera bangsa, simbol moderasi, toleransi, dan arsitek kemerdekaan Indonesia.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengundang keluarga Syaikhona Muhammad Kholil dalam Tasyakuran Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional di Gedung Negara Grahadi, Minggu (16/11/2025).

Dalam suasana penuh syukur yang hangat, Gubernur Khofifah mengajak segenap yang hadir mengenang kembali jasa besar Syaikhona Kholil yang saat ini telah diakui oleh negara sebagai pahlawan nasional dan tokoh bangsa.

Dikatakan Gubernur Khofifah, Syaikhona Kholil adalah lentera yang menerangi kegelapan. Dari tangannya lahir para pemimpin spiritual yang membentuk Indonesia. Beliau membuktikan bahwa kekuatan sejati terletak pada ilmu, akhlak, dan keikhlasan dalam mengabdi.

Gelar Pahlawan Nasional yang diberikan kepada Syaikhona Kholil sangat penting karena Negara mengakui peran ulama dalam perjuangan kemerdekaan sekaligus membentuk karakter bangsa. 

"Penganugerahan ini adalah pengingat bahwa beliau guru bangsa sekaligus pengingat bahwa pesantren adalah aset bangsa, pusat pendidikan, benteng kebangsaan, penjaga nilai dan sumber pencerahan," kata Khofifah.

Baca juga: Gus Dur, Syaikhona Kholil dan Marsinah Dianugerahkan Gelar Pahlawan Nasional, PKB Gresik Syukuran

Peran Besar Syaikhona Kholil

Perjalanan hidup Syaikhona Kholil begitu melekat dengan ilmu agama, bahasa Arab dan tasawuf. Ia menimba ilmu di pesantren wilayah Jawa dan Madura, kemudian melanjutkan perjalanan ke tanah suci Mekkah selama bertahun-tahun. Tujuannya memperdalam ilmu di bawah bimbingan ulama-ulama besar Haramain. 

Setelah memperdalam ilmu agama, Ia pulang ke tanah air. Mendirikan pesantren di Bangkalan yang dimasanya menjadi pusat keilmuan Islam terbesar di Nusantara. Ribuan santri berbondong-bondong dari berbagai pelosok.  

"Dari tangan beliau lahir para ulama besar yang menjadi pilar gerakan kebangsaan Indonesia, yakni KH. Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama organisasi Islam terbesar di dunia), KH. Khalil Bangkalan (yang meneruskan kepemimpinan pesantren), KH. Kholil Martapura (penyebar Islam di Kalimantan), KH. Romly Tamim (ulama besar Jombang), serta ratusan kiai lainnya di seluruh Nusantara," jelasnya.  

Baca juga: GUSDURian Jombang Bersyukur Gus Dur Pahlawan Nasional, Tapi Kritik Gelar Serupa bagi Soeharto: Tidak

Tidak hanya mengajarkan ilmu agama, Khofifah mengatakan, Syaikhona Muhammad Kholil juga menanamkan jiwa kebangsaan, semangat melawan penjajahan serta nilai-nilai toleransi yang menjadikannya simbol Islam moderat yang rahmatan lil'alamin. 

"Syaikhona Muhammad Kholil bukan sultan, bukan panglima perang, juga bukan pejabat kolonial. Beliau ulama terkemuka di Madura. Tanpa beliau, tidak ada KH. Hasyim Asy'ari. Tanpa KH. Hasyim Asy'ari, tidak ada Resolusi Jihad 1945 yang membakar semangat arek-arek Suroboyo mengusir penjajah. Secara tidak langsung, beliau salah satu arsitek kemerdekaan Indonesia," kata Khofifah. 

Ragam keilmuan yang dipelajari dan diaplikasikan Syaikhona Muhammad Kholil menghasilkan pemikiran dan karya-karya besar sehingga menugaskan kepada umatnya untuk menggali, melengkapi dan menguatkan. 

“Pemikiran ulama-ulama Nusantara kita adalah moderasi dan toleransi yang luar biasa," ungkapnya. 

Apresiasi Pemerintah dan Keluarga

Kini, sudah lebih dari satu abad Syaikhona Muhammad Kholil berpulang ke rahmatullah. Namun jejak spiritual tak pernah padam. 

Cahaya ilmunya terus menerangi dan pengaruhnya masih dirasakan di pesantren, majelis pengajian dan gerakan keislaman moderat yang menjadi kekuatan besar Indonesia. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved