Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gunung Semeru Erupsi

Status Gunung Semeru Menjadi Awas, Erupsi Berlangsung Beruntun Disertai Gempa Letusan dan Lava Pijar

Status Gunung Semeru Jatim meningkat menjadi Awas, erupsi berlangsung beruntun dan disertai gempa letusan serta guguran lava pijar.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com/Kominfo Lumajang
PEMANTAUAN AKTIVITAS SEMERU - Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar saat meninjau pelaksanaan pemantauan aktivitas Gunung Semeru di Pos Pantau Gunung Api Semeru, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). Aktivitas erupsi Gunung Semeru pada Rabu sore dipastikan berhenti pada pukul 18.11 WIB.  
Ringkasan Berita:
  • Status Gunung Semeru kini masuk Level IV atau Awas.
  • PVMBG menjelaskan, aktivitas guguran lava tampak semakin intens, terutama mengarah ke Besuk Kobokan.
  • Aktivitas erupsi Gunung Semeru pada Rabu sore dipastikan berhenti pada pukul 18.11 WIB. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada Rabu (19/11/2025) pukul 17.00 WIB.

Sebelumnya, terjadi rangkaian erupsi yang memicu awan panas guguran dengan intensitas tinggi di Gunung Semeru.

Dalam laporan resmi bernomor 145/GL.03/BGL/2025, PVMBG menyebutkan, erupsi terjadi mulai pukul 14.13 WIB, menghasilkan awan panas dengan jarak luncur yang tidak teramati karena tertutup kabut.

Erupsi berlangsung beruntun dan disertai gempa letusan serta guguran lava pijar dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi hingga 18 menit.

Hingga beberapa waktu kemudian, awan panas dilaporkan meluncur dengan cepat hingga radius 14 kilometer dari puncak. 

PVMBG menjelaskan, aktivitas guguran lava tampak semakin intens, terutama mengarah ke sektor tenggara menuju Besuk Kobokan. 

Peningkatan signifikan juga terjadi pada gempa guguran dan gempa letusan, yang menunjukkan suplai material dari dalam tubuh gunung api masih sangat kuat.

Nilai variasi kecepatan relatif (dV/dt) yang terekam sejak pertengahan Oktober 2025 turut mengindikasikan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung mengalami peningkatan.

Kondisi ini menjadi indikator bahwa Semeru berpotensi mengalami erupsi eksplosif dengan pelepasan material secara tiba-tiba.

Baca juga: Melintas di Jembatan Saat Erupsi Gunung Semeru, Pasutri Asal Kediri Alami Luka Bakar

Berdasarkan hasil analisis visual, instrumental, dan deformasi, PVMBG menetapkan, tingkat aktivitas Semeru resmi dinaikkan menjadi Level IV (Awas).

Dalam status ini, masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak.

Di luar radius tersebut, tidak boleh beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai. Juga sepanjang radius 13 kilometer dari puncak di sepanjang aliran Besuk Kobokan untuk menghindari potensi awan panas.

Aktivitas erupsi Gunung Semeru pada Rabu sore dipastikan berhenti pada pukul 18.11 WIB. 

Hal tersebut diinformasikan Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar saat mengunjungi Pos Pantau Gunung Api Semeru. 

Indah menegaskan, kondisi Semeru masih harus dipantau secara ketat meskipun aktivitas erupsi sudah mereda.

“Memang erupsinya sudah berhenti, tetapi status awas belum kami turunkan. Keselamatan warga tetap yang utama. Potensi aktivitas susulan masih mungkin muncul, jadi kewaspadaan tidak boleh berkurang,” beber Indah.

Walaupun tidak terlihat lagi adanya lontaran material pijar, ancaman berupa guguran awan panas, hingga banjir lahar dingin tetap menjadi perhatian serius, terutama bagi warga yang bermukim di dekat aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semeru.

Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru, Jalur Malang-Lumajang Ditutup Total

Pemerintah Kabupaten Lumajang kembali mengimbau masyarakat untuk menjauhi zona merah dan menghindari aktivitas di sepanjang alur sungai yang terhubung dengan Semeru.

Aparat gabungan dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga relawan tetap bersiaga di lapangan untuk memastikan tidak ada warga yang mendekati kawasan rawan.

Gunung Semeru Erupsi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat pada Rabu (19/11/2025). 

Erupsi Semeru terpantau sudah mulai muncul sejak pukul 06.05 WIB.

Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat mengalami erupsi dengan tinggi kolom letusan sekitar 600 meter di atas puncak, atau berada pada ketinggian ± 4.276 meter di atas permukaan laut. 

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, bergerak ke arah tenggara dan selatan.

Pada pukul 14.30 WIB, erupsi kembali terjadi di saat cuaca hujan disertai kabut di wilayah pegunungan Semeru. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Isnugroho, mengkonfirmasi erupsi Semeru mengeluaran awan panas dengan jarak cukup jauh dari puncak. 

Gunung Semeru mengalami erupsi sore ini, Rabu (19/11/2025). Semburan abu vulkanik telah masuk hingga ke perbatasan wilayah Kabupaten Malang.
Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (19/11/2025). Semburan abu vulkanik telah masuk hingga ke perbatasan wilayah Kabupaten Malang. (Istimewa)

Awan Panas Meluncur hingga 5 Km

Hingga pukul 15.00 WIB, BPBD mencatat luncuran awan panas sudah mencapai jarak 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru mengarah ke aliran Kali Lanang hingga terlihat dari Sumbermujur Lumajang

"Awan panas terekam mulai pukul 14.30 WIB. Hingga saat ini informasi terbaru sudah mencapai 5 kilometer dari puncak. 2 tim sudah kami terjunkan ke lokasi. Kami mengimbau warga menjauh dari zona bahaya," beber Isnugroho ketika dikonfirmasi.

Laporan dampak adanya erupsi masih terus diasesmen oleh BPBD.

Mengungsi

Petugas mulai mengevakuasi warga pasca erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memastikan, evakuasi berjalan tertib.

Warga yang tinggal di zona merah mengikuti arahan pemerintah, begitu imbauan evakuasi dikeluarkan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono menjelaskan, respons cepat masyarakat dalam kesadaran evakuasi membantu memperlancar proses penanganan darurat.

“Begitu imbauan disampaikan, sebagian besar warga langsung bergerak menuju titik aman. Ini menunjukkan kesadaran mereka semakin baik terhadap bahaya erupsi,” ujar Yudhi ketika dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025). 

Yudhi menjelaskan, perpindahan warga dari daerah terdampak berlangsung tanpa hambatan berarti.

Koordinasi antarperangkat desa, relawan, dan aparat gabungan berjalan efektif, memastikan setiap warga terfasilitasi menuju lokasi pengungsian.

Saat ini, warga dari Dusun Kajar Kuning telah mengungsi di Balai Desa Candipuro, Lumajang.

Sementara itu, masyarakat dari Kamar Kajang memilih berlindung di Kantor Kecamatan Candipuro

Adapun warga dari Dusun Gumukmas dan Dusun Sumbersari di Desa Supit Urang tersebar di dua lokasi, yaitu SDN 4 Supit Urang dan SMPN 2 Pronojiwo.

BPBD Lumajang memastikan seluruh titik pengungsian berada dalam kondisi aman dan mendapat suplai kebutuhan dasar.

Yudhi menambahkan, kesigapan masyarakat menjadi faktor penting yang menekan potensi risiko di tengah dinamika aktivitas Semeru yang masih fluktuatif.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved