Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gunung Semeru Erupsi

Ratapan Daniel Rumahnya Nyaris Penuh Tertutup Material Panas Semeru, Tangisi Nasib: Semua Hancur

Tak bisa terbendung tangis Daniyal ketika melihat sisa rumahnya yang dihantam awan panas hingga material panas erupsi gunung semeru

|
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
TribunJatim.com/M. Erwin Wicaksono
RATAPAN DANIEL - Kondisi Dusun Sumbersari , Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang Jawa Timur porak poranda akibat erupsi awan panas Semeru, Kamis (20/11/2025). Seorang warga bernama Daniel merasakan kesedihan ketika melihat kondisi rumahnya. 
Ringkasan Berita:
  • Sehari setelah tragedi Erupsi Semeru, sebuah dusun porak poranda karena segala material panas turun dan hancurkan rumah warga
  • Daniel meratapi nasib rumahnya yang nyaris sepenuhnya tertutup material panas
  • Warga berjalan pelan sembari mencari puing-puing barang tersisa yang mungkin masih bisa diselamatkan

 

TRIBUNJATIM.COM - Berdiri di dekat sisa bangunan rumahnya, warga Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Daniel tak bisa menahan jatuh air matanya.

Dusun yang biasanya menjadi tempatnya hidup bertegur sapa dengan warga porak poranda setelah Erupsi Semeru.

Tak ada lagi terdengar canda tawa dan celotehan warga setelah tragedi Erupsi Semeru, Selasa (18/11/2025).

Kini yang terdengar hanyalah isak tangis dan celotehan sedih para warga, termasuk yang dilakukan Daniel.

Daniel, menahan air mata saat menceritakan betapa parahnya kondisi rumah tempatnya berlindung.

Rumah sederhana yang menjadi tempat Daniel berlindung, tidur dan hidup sudah tak ada lagi, selamanya.

Daniel tak bisa menahan rasa emosional ketika menyaksikan guguran awan panas menyeruak di setiap sudut rumahnya itu.

Material awan panas memenuhi setiap sudut ruangan rumah yang sebelumnya penuh dengan kenangan hidupnya.

Daniel berjalan perlahan di antara lumpur dan reruntuhan untuk mengambil harapan-harapan terakhir.

Memilukan, Daniel hanya bisa menyelamatkan alat pemotong rumput dari dalam rumahnya.

Baca juga: Nasib 4 Sekolah Swasta Ditutup Pemkab Padahal Sudah Puluhan Tahun Berdiri, Tak Ada Murid Sama Sekali

Kondisi memprihatinkan

Satu hari setelah erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 November 2025, kondisi di Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, terlihat sangat memprihatinkan. 

Guguran awan panas yang melanda wilayah ini meninggalkan kerusakan parah.

Dari pantauan di lapangan, puing-puing bangunan, lumpur tebal, serta sisa-sisa perabotan berserakan di mana-mana.

Beberapa rumah tampak sudah tidak lagi berbentuk tinggal rangka kayu dan atap yang hangus serta roboh.

Bahkan ada sebuah bangunan sekolah dasar 02 Supit Urang hanya tingggal fondasi. 

AWAN PANAS - Erupsi awan panas Gunung Semeru masih berlangsung dengan jarak luncur mencapai 13 kilometer hingga ke jembatan gladak perak perbatasan Malang-Lumajang, Rabu, (19/11/2025).
AWAN PANAS - Erupsi awan panas Gunung Semeru masih berlangsung dengan jarak luncur mencapai 13 kilometer hingga ke jembatan gladak perak perbatasan Malang-Lumajang, Rabu, (19/11/2025). (BPBD Kabupaten Malang)

Sejumlah warga terlihat kembali ke lokasi rumah mereka, bukan untuk tinggal, melainkan hanya untuk mencari barang-barang yang mungkin masih bisa diselamatkan. .

Mereka berjalan perlahan di antara lumpur dan reruntuhan, sebagian tampak hanya bisa menatap kosong bangunan yang pernah mereka sebut rumah.

Daniel, menahan air mata saat menceritakan kondisi yang ia alami. 

Rumahnya dihantam awan panas hingga material panas itu masuk ke dalam rumah sedalam sekitar 5 meter lebih. Terlihat bagian dalam rumah milik Daniel sebagian besar tertimbun material vulkanik awan panas. 

"Saya nggak nyangka rumah saya semua hampir semua tertimbun. Awan panas masuk sampai jauh ke dalam, sekitar sepuluh meter. Semua hancur. Saya cuma bisa lihat sisa-sisa yang ada ini sudah. Yang bisa saya selamatkan saya amankan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (20/11/2025).

Daniel mengaku kembali ke lokasi hanya untuk mengambil barang penting yang ia harapkan masih terselamatkan. 

Namun sebagian besar barang berharga sudah tak mungkin lagi ditemukan dalam kondisi layak.

Warga menangis pilu

Warga lain juga tampak mengais perlahan di antara reruntuhan, menggunakan tangan kosong atau alat seadanya.

Mereka saling membantu, saling menyapa satu sama lain sebagai bentuk penguatan di tengah kondisi duka yang melanda dusun tersebut.

Hingga kini, belum ada data resmi terkait jumlah pasti rumah yang rusak. 

Namun dari luasnya area terdampak dan tingkat kerusakan yang terlihat, diperkirakan ratusan rumah mengalami kerusakan berat hingga total akibat sapuan awan panas Semeru.

Sementara itu, aktivitas relawan dan tim tanggap darurat masih terus berlangsung di lokasi.

Mereka membantu evakuasi barang, pembersihan area, serta memastikan tidak ada korban yang tertinggal.

Pasutri alami luka bakar

Sepasang suami istri asal Kediri Jawa Timur jadi korban erupsi Gunung Semeru. 

Keduanya diketahui melintas di Jembatan Besuk Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang bertepatan dengan erupsi awan panas guguran. 

Material vulkanik awan panas terlihat begitu cepat menghujam area jembatan. 

Diketahui korban bernama Haryono (49) dan Normawati (43), warga Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.

Keduanya kemudian berhasil dievakuasi namun mengalami luka bakar.

Baca juga: Rokok dan Miras Ilegal Senilai Rp 870 Juta Hasil Operasi Gabungan Dimusnahkan di Trenggalek

Sekda Lumajang, Agus Triyono menjelaskan Satuan Tugas Penanganan Bencana Gunung Semeru di Lumajang bergerak cepat setelah insiden yang menimpa sepasang suami istri asal Kabupaten Kedir itu. 

"Penanganan awal sudah dilakukan, terutama untuk luka bakarnya. Namun karena membutuhkan penanganan lebih lanjut, keduanya langsung dirujuk ke RS Pasirian,” beber Agus ketika dikonfirmasi. 

Setelah dilakukan penanganan medis kedua korban mengalami  luka bakar mencapai sekitar 20 persen. 

Saat kejadian kedua korban diketahui tergelincir ketika melintas di Jembatan Perak. 

EVAKUASI - Haryono (49) dan Normawati (43), pasutri asal Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi korban erupsi Gunung Semeru Jatim, Rabu (19/11/2025). Saat erupsi awan panas guguran, keduanya tengah melintas di Jembatan Besuk Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Korban dievakuasi menuju RSUD Pasirian Lumajang. 
EVAKUASI - Haryono (49) dan Normawati (43), pasutri asal Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi korban erupsi Gunung Semeru Jatim, Rabu (19/11/2025). Saat erupsi awan panas guguran, keduanya tengah melintas di Jembatan Besuk Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Korban dievakuasi menuju RSUD Pasirian Lumajang.  (Istimewa/TribunJatim.com/BPBD Lumajang)

Kala itu jalanan yang tertutup abu panas dan sangat licin.

BPBD Lumajang kembali mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di jalur yang terdampak abu panas dan berpotensi menjadi licin.

Aparat gabungan juga terus memantau kondisi jalan serta titik rawan kecelakaan guna mencegah insiden serupa.

Agus menegaskan pentingnya mematuhi arahan petugas dan tidak memasuki zona bahaya. 

“Prioritas utama kami tetap keselamatan warga. Aktivitas di wilayah terdampak harus benar-benar dibatasi agar tidak ada tambahan korban,” tegasnya. (Laporan Wartawan TribunJatim.com/M Erwin Wicaksono)

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved