Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Zara Qoreena, Pesona Santri Jombang di Kancah Modeling Nasional, Hijab Bukan Penghalang Berprestasi

Zara Qoreena Alexa Cindarbumi, siswi MTsN 3 Jombang yang baru berusia 14 tahun, berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
JUARA - Zara Qoreena Alexa Cindarbumi, siswi MTsN 3 Jombang berhasil menjadi juara 1 dalam ajang Putri Batik Remaja Nasional 2025. Dia membuktikan hijab bukan penghalang untuk berprestasi, melainkan identitas yang patut dibanggakan, Rabu (5/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Zara, siswi MTsN 3 Jombang menjadi juara 1 dalam ajang Putri Batik Remaja Nasional 2025.
  • Zara tumbuh di lingkungan Pondok Pesantren Tambakberas, Bahrul Ulum, Jombang, Jawa Timur.
  • Zara ingin anak muda mencintai batik seperti mereka mencintai tren modern.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Zara Qoreena Alexa Cindarbumi, siswi MTsN 3 Jombang yang baru berusia 14 tahun, berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional.

Di tengah sorot lampu yang berkilau di Ballroom Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jawa Timur, ia berjalan anggun di atas panggung.

Tatapannya penuh percaya diri, langkahnya mantap, dan senyum kecil tersungging di wajahnya. 

Dalam ajang Putri Batik Remaja Nasional 2025 dan Putri Citra Indonesia 2025 kategori Remaja, Zara berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus, Juara 1 dan Juara 2. 

Dua mahkota itu menjadi simbol kerja keras, tekad, dan keyakinan bahwa hijab bukan penghalang untuk berprestasi, melainkan identitas yang patut dibanggakan.

Dari Pesantren Menuju Panggung Nasional

Zara tumbuh di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur.

Setiap hari, ia akrab dengan rutinitas mengaji, belajar kitab kuning, dan mendalami nilai-nilai akhlak Islam.

Namun di balik kesederhanaan dunia santri, tumbuh pula keberanian untuk bermimpi besar.

"Menjadi santri bukan alasan untuk membatasi diri. Justru nilai-nilai dari pesantren membuat saya lebih kuat dan percaya diri," ucap Zara saat dikonfirmasi pada Rabu (5/11/2025).

Baca juga: Fashion Lorong Bambu Tampilkan Pelajar Banyuwangi Kenakan Busana Batik Sporti Motif Wader Kesit

Putri pasangan Sholahul Aam Notobuwono (Gus Aam) dan Rokhimah Riza (Ning dr Iim) ini mengaku, dukungan orang tua dan guru menjadi energi utama dalam perjalanannya.

Dari mereka, Zara belajar arti kerja keras, kesabaran, dan rasa syukur.

Di balik panggung megah dan sorak penonton, Zara menyimpan kisah perjuangan yang tidak ringan.

Ia harus membagi waktu antara belajar, mengaji, dan latihan intensif menjelang kompetisi.

Setiap hari ia berlatih berjalan dengan anggun, menjaga postur tubuh, mengasah kemampuan berbicara di depan publik, hingga mendalami makna batik yang akan ia tampilkan.

"Capek itu pasti, tapi saya tidak boleh menyerah. Karena di balik lelah, selalu ada doa dan harapan yang menunggu untuk diwujudkan," katanya. 

Menurutnya, pesan motivasi dari guru-guru di MTsN 3 Jombang menjadi pengingat yang selalu ia bawa.

"Guru saya bilang, jadilah kebanggaan pesantren dan sekolah. Kalimat itu yang saya pegang di setiap langkah," ungkapnya.

Batik dan Identitas Muslimah

Pada babak penilaian kostum batik, Zara tampil menawan. Setiap motif yang ia kenakan tidak hanya menonjolkan keindahan visual, tetapi juga mengandung filosofi budaya Jawa dan pesan moral di dalamnya.

"Batik itu bukan sekadar kain. Ia adalah cerita, doa, dan kebanggaan bangsa. Saya ingin anak muda mencintai batik seperti mereka mencintai tren modern," jelas Zara.

Yang membuat penampilan Zara berbeda adalah konsistensinya mengenakan hijab.

Dalam setiap sesi, ia tetap tampil tertutup namun elegan.

Keputusan itu membuat banyak penonton kagum, karena Zara membuktikan bahwa kesederhanaan bisa sejajar dengan keanggunan.

Inspirasi untuk Santri dan Generasi Muda

Bagi Zara, gelar yang ia raih bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal untuk terus berbuat lebih banyak.

Ia ingin menjadi inspirasi bagi sesama santri dan remaja Indonesia agar berani bermimpi tanpa meninggalkan jati diri.

"Menjadi santri mengajarkan saya arti disiplin dan keteguhan. Saya ingin tunjukkan bahwa kita bisa bersinar di mana pun, asalkan punya tekad," pungkasnya.

Kemenangan Zara menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga, sekolah, dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, tempat ia menimba ilmu agama.

Dari lingkungan yang sederhana, Zara berhasil membawa nama Jombang bersinar di panggung nasional.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved