Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Guratan Pasir Jombang, Mohamad Akhyak Hidupkan Pahlawan Bangsa: Nasionalisme Lewat Seni 3 Dimensi

Hari Pahlawan tak selalu diperingati dengan upacara dan pidato. Bagi Mohamad Akhyak, pelukis pasir asal Jombang yang juga guru seni di MAN 3 Jombang

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
SENI LUKIS PASIR - Karya seni lukis pasir karya Mohamad Akhyak pelukis pasir asal Dusun Bulak, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (10/11/2025). Menghidupkan kembali semangat para tokoh perjuangan lewat karya seni.  

Ringkasan Berita:

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Hari Pahlawan tak selalu diperingati dengan upacara dan pidato.

Bagi Mohamad Akhyak, pelukis pasir asal Jombang yang juga guru seni di MAN 3 Jombang, mengenang jasa pahlawan bisa dilakukan dengan cara yang lebih halus dan menyentuh melalui seni.

Dengan jari-jarinya, Akhyak menari di atas butiran pasir. Dari sana lahir wajah-wajah para pejuang bangsa, seolah bangkit kembali dari lembar sejarah.

Baca juga: Cerita Sudarmaji Puluhan Tahun Hidup di Goa Anggas Wesi di Lereng Gunung Anjasmoro Jombang

"Saya ingin anak-anak bangsa bangga pada sejarahnya. Dan mereka bisa menunjukkan kecintaan itu lewat karya, apa pun bentuknya," ucapnya saat dikonfirmasi TRIBUNJATIM.COM, pada Senin (10/11/2025). 

Pahlawan dalam Guratan Pasir

Melalui medium sederhana namun bermakna ini, pria asal Dusun Bulak, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang ini menghidupkan kembali semangat para tokoh perjuangan baik yang berkiprah di medan tempur maupun di dunia pendidikan dan kebudayaan. 

Beberapa tokoh yang pernah ia hadirkan di atas pasir antara lain KH Hasyim Asyari, perintis Resolusi Jihad yang mengobarkan semangat juang arek-arek Suroboyo.

KH Wahab Hasbullah, pejuang kemerdekaan sekaligus tokoh pergerakan nasional. Jenderal Sudirman, simbol keteguhan dan pengorbanan tanpa pamrih. KH. Wahid Hasyim, pembaharu pendidikan Islam sekaligus tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan.

Cak Durasim, seniman ludruk yang menyerukan perlawanan lewat teater rakyat. Cak Asmuni, pelawak yang menanamkan nilai keberanian dan nasionalisme melalui tawa.

Bagi Akhyak, para tokoh itu adalah sosok yang berjuang dengan cara masing-masing. "Mereka bukan hanya bertempur dengan senjata, tapi juga dengan ilmu, seni, dan budaya. Itulah yang membuat mereka abadi," ujarnya melanjutkan. 

Menginspirasi Generasi Lewat Karya

Melalui karya seni pasirnya, Akhyak berupaya menyalurkan semangat perjuangan kepada generasi muda. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki cara sendiri untuk berkontribusi pada bangsa.

"Santri bisa memperingati perjuangan lewat syair dan dakwah, pelajar lewat drama atau puisi, dan seniman lewat lukisan. Semua punya jalan masing-masing," ungkapnya.

Bagi Akhyak, seni pasir bukan sekadar tontonan estetis, melainkan sarana pendidikan karakter. Lembut namun kuat, sederhana namun sarat makna. Ia menyebutnya sebagai media yang membumi mudah dipahami, namun menyentuh rasa bangga sebagai anak Indonesia.

"Bila kita mencintai pahlawan, maka lanjutkan perjuangannya dengan karya," katanya melanjutkan. 

Dalam memoles setiap karyanya, Akhyak menggunakan kanvas sebagai media lukis. Seperti kegemarannya, ia juga menggunakan pasir putih hingga lem kayu. Permukaan kanvas sebelumnya ia taburi dengan lem kayu, kemudian taburan pasir putih menyusul kemudian.

Baca juga: Hari Pahlawan, Pegiat Sejarah Jombang Napak Tilas Titik Nol Soekarno: Tetapkan Situs Kelahiran

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved