Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mariasih Malu Suami Curhat Tinggal di Gubuk Padahal Profesinya Guru, Ahmad Rajali: Memang Gak Mampu

Mariasih malu suaminya curhat tinggal di gubuk reot padahal ia berprofesi sebagai guru. Ahmad Rajali: Ya memang nggak mampu.

Editor: Hefty Suud
KOLASE TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR
TINGGAL DI GUBUK - Potret Ahmad Rajali (56) di depan gubuk reot yang ditinggalinya. Istri Ahmad Rajali, Mariasih malu suaminya cerita seperti membutuhkan bantuan. 

TRIBUNJATIM.COM - Gubuk reot di Dusun III Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) viral di media sosial.

Untuk diketahui, gubuk reot adalah sebutan untuk sebuah pondok atau rumah kecil yang kondisinya sudah rusak, lapuk, dan hampir roboh, serta tidak layak huni.

Yang jadi sorotan dari gubuk tersebut adalah penghuninya yang berprofesi sebagai guru

Bahkan, penguni gubuk tersebut pernah mencalonkan diri menjadi anggota legislatif atau caleg. 

Pemilik dan penghuni rumah tersebut diketahui pasangan suami istri bernama Ahmad Rajali (56) dan Mariasih (58). 

Ahmad mengaku sehari-hari kerja sebagai tukang becak. 

Sementara Mariasih adalah guru di dua sekolah. 

Gubuk itu berukuran kurang lebih sekitar 4x6 meter.

Di dalamnya terdapat tempat tidur papan dengan lapis kasur kapuk.

Sementara di sampingnya terdapat lemari tua.

Di bagian dalam ruangan terbentang spanduk besar bekas untuk pelapis agar terik matahari dan hujan tidak kearah tempat tidur dan membasahinya. 

"Ya di sinilah saya setiap hari tinggal, kalau malam pun di sini. Kalau rusak parahnya ini sudah mau setahun juga. Berangsur-angsur dia rusaknya dan sekaranglah parahnya.

Ya memang nggak mampu (untuk memperbaiki), taulah gimana pendapatan tukang becak," ujar Ahmad Rajali. 

Baca juga: Sosok Nasaruddin Umar, Menteri Agama Minta Maaf Bandingkan Guru dan Pedagang: Profesi Mulia

Ahmad Rajali mengakui kalau istrinya sebenarnya adalah seorang tenaga pendidik.

Dua sekolah swasta yang ada di Tanjung Morawa menjadi tempat istrinya mengajar.

Jabatan Wakil Kepala Sekolah pun diakui diemban di salah satu sekolah oleh istrinya. 

"Ya memang guru istri saya dari dulu. Kalau pagi di SMP dan sore ngajar di Alwashliyah. Setengah 6 sore baru pulang. Kalau saya ya dari dulu memang tukang becak, tapi ya gitulah. Semua orang ya pasti punya niat untuk memperbaiki rumah cuma keadaanya ginilah (nggak mampu)," kata Ahmad Rajali

Ahmad Rajali menceritakan sebelum menikah dengan istrinya Mariasih ia sudah pernah menikah dan memiliki satu orang anak.

Saat itu, Mariasih sendiri memiliki 2 orang anak. Awal-awal menikah mereka pun tinggal di kontrakan. 

"Jadi yang punya rumah kontrakan itu nawarin kita untuk beli tanah ini (rumah yang gubuk). Nyicil 3 tahun belinya dan kami cicil lah. Sebelum lunas, sekitar 7 tahun lalu, kami diperbolehkan buat rumah dan gubuk inilah yang kami buat. Namanya juga kan dari rumbia dan tepas, jadi hanya mampu bertahan 5 tahun," ucap Ahmad Rajali

Dijelaskannya rumah yang ia bangun pertama kali adalah gubuk yang ada di samping rumah yang viral ini.

Karena memiliki dua anak gadis kemudian dibagun gubuk lagi di sampingnya yang sekarang viral.

Rumah kontrakan pada saat itu tetap mereka tempati karena tidak jauh dari lokasi. 

Baca juga: 30 Tahun Mbah Irah Tinggal di Atas Makam, Dulu Punya Gubuk Tapi Dibongkar, Tolak Tinggal Bareng Anak

Baca juga: Jerome Polin Tolak Dibayar Rp150 Juta Jadi Buzzer Pemerintah, Sebut Uangnya Mending Buat Gaji Guru

"Baru kemudian anak kita itu nempatin rumah kontrakan. Satu sudah menikah dan dibawa suaminya dan kemudian satu lagi tinggal di rumah kontrakan. Kalau istri di rumah kontrakan itu tinggal malam-malam.

Kalau saya di sini tapi kalau makan saya di situ. Kalau mandi dan lainnya (buang air) saya di sungai belakang rumah ini saja," ucap Ahmad. 

Di sisi lain, istri Ahmad sempat membantah bahwa kehidupan keluarganya tidak sesusah itu. 

Bahkan pihak keluarga Mariasih merasa malu karena Ahmad Rajali bercerita seolah-olah membutuhkan bantuan. 

Atas pengakuan pihak keluarga istrinya, Ahmad tidak sependapat. 

"Ya memang begini keadaanya gimana. Kalau saya nggak ada malu-malu memang seperti ini.

Kalau saudara selama ini emangnya ada peduli sama kondisi kita seperti ini?," sebut Ahmad. 

Ahmad mengakui kalau sebenarnya sudah beberapa kali dibujuk oleh istrinya untuk tinggal bersama di rumah kontrakan.

Namun Ahmad selalu menolak karena merasa lebih nyaman tinggal di rumah sendiri dari pada di rumah orang lain yang di kontrak.

Di rumah kontrakan disebutnya panas sehingga tidak membuatnya betah. 

GUBUK REOT : Ahmad Rajali berdiri di depan rumahnya gubuk yang sudah reot di Dusun III Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang, Sabtu (6/9/2025). Gubuk ini pun sempat viral di media sosial karena dianggap tidak ada perhatian pemerintah.
GUBUK REOT : Ahmad Rajali berdiri di depan rumahnya gubuk yang sudah reot di Dusun III Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang, Sabtu (6/9/2025). Gubuk ini pun sempat viral di media sosial karena dianggap tidak ada perhatian pemerintah. (TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR)

"Aku nggak tahan panas, lebih enak lagi di sini. Alhamdulillah kalau malam di sini nggak banyak nyamuknya. Kemarin saya ada operasi di situlah ada beberapa hari saya tinggal di rumah kontrakan karena memang nggak boleh kena angin. Sekarang ya di sini lagi lebih enak di sini," bilang Ahmad. 

Ahmad pun tidak menampik kalau istrinya pernah terdaftar sebagai Caleg pada Pemilu beberapa waktu lalu. 

Soal hal ini Ahmad bilang istrinya terdaftar sebagai Caleg PPP untuk tingkat Kabupaten.

"Itu hanya untuk memenuhi kuota perempuan saja. Mana ada uang untuk jadi Caleg dari pada gitu ya bagus betulin rumah sajalah. Nggak ada uang kami yang keluar itu kemarin. Yang milih pun hanya saudara-saudara saja," katanya. 

Soal bantuan dari pemerintah, Ahmad mengakui seingatnya ia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari Desa.

Yang ia punya hanya Kartu Indonesia Sehat sebagai jaminan kesehatan. Selebihnya sebutir beras pun disebut tidak pernah ia dapatkan.

"Kalau Kadus ya memang family saya itu. Ya cemana (bagaimana, red) nggak pernah dapat memang bantuan," bilangnya. 

Klarifikasi keluarga

Kepala Dusun III Desa Bandar Labuhan, Yan Edi mengakui kalau Ahmad Rajali ini adalah keluarganya. Ia tidak sependapat kalau selama ini tidak diperhatikan oleh pemerintah Desa.

Walaupun demikian diakui soal bantuan beras tidak ada diberikan. 

Ia menilai kalau pakciknya itu punya istri yang bekerja dan berpenghasilan sehingga ada yang lebih prioritas lagi untuk dibantu. 

"Berpenghasilan lo, kalau kita bantu apa kata yang lain?. Nanti dibilang karena saudara Kadus makanya dibantu," kata Yan Edi. 

Sementara itu Kepala Desa Bandar Labuhan, Hajeman mengaku saat ini istrinya sudah membuat klarifikasi atas videonya yang viral.

Anak-anak Mariasih juga disebut tidak terima ketika ibunya viral tinggal di gubuk. 

Sebab Mariasih dianggap masih punya tempat layak untuk tinggal. 

 "Kerjanya ada ibu itu bukan gitu juga (bukan orang susah). Kerjanya di dua tempat. Ibu itu udah buat klarifikasi, dikiranya kemarin itu divideoin untuk internal dikirim ke pemerintah saja supaya dibagusin rupanya tapi rupanya viral di medsos. Kalau istrinya itu bilang ke kami sengaja rumahnya itu tidak diperbaiki supaya suaminya itu tinggal di rumah kontrakan," kata Hajeman.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Viral lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved