Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Guru Furdan Jemput Siswa Satu-satu dari Rumah untuk Sekolah, Kini Prestasi Murid Sampai Kancah Dunia

Seorang guru bernama Furdan di pedalaman Papua mengungkapkan perjuangannya membuat para siswa berprestasi, ternyata hasil tak mengkhianati.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com
PRESTASI GURU - Furdan seorang guru di pedalaman Papua yang mendatangi rumah muridnya satu persatu untuk mengajak ke sekolah. Usaha tak sia sia kini para muridnya beprestasi. 

Sebagai guru, ia pun bersemangat mengajar.

Dia menyapa anak-anak di kelas, hingga akhirnya kala memberikan materi Bahasa Indonesia dengan tulisan tangan di papan tulis, ia terkejut.

Furdan mendapati, dari total 25 siswa yang ada di kelasnya, 75 persen di antaranya tidak bisa membaca.

Hanya 7 siswa yang bisa membaca, sementara lainnya masih tahap eja, baru bisa sambung suku kata, hingga belum mengenal huruf sama sekali.

Kesedihan merayapi hatinya. Ia pun mendorong dirinya sendiri untuk membuka kelas tambahan bagi anak-anak didiknya itu.

"Sehingga saya berinisiatif buat kelas sore setiap hari untuk fokus di membaca," ujar Furdan.

Kelas tersebut adalah sebuah tempat belajar bernama "Sudut Literasi Rimbun Sagu" yang ia buka setiap sore dan hari libur sekolah, khusus bagi anak-anak yang belum bisa membaca dan belum mengenal huruf.

Namun tak semua upayanya untuk meningkatkan literasi siswa dapat berjalan mulus.

Di waktu-waktu awal menjadi guru, ia harus gigih menjemput anak-anak dan berkunjung dari rumah ke rumah, sekadar agar mereka mau berangkat sekolah.

Kejadian cukup menggelitik terjadi saat minggu pertama ia mengajar, yaitu ia melihat daftar absen penuh dengan alpa karena siswa tidak masuk sekolah tanpa keterangan.

"Saya pegang kertas absen dan pegang rotan jalan keliling kampung. Orang-orang tua sampai bertanya-tanya kenapa pak guru pegang rotan," ujar Furdan sembari tertawa.

Baca juga: 26 Anak Terjaring Unjuk Rasa Ricuh di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi Ingatkan Perketat Jam Malam

Ia pun memberikan pemahaman kepada warga setempat untuk melihat bagaimana banyaknya siswa yang tak masuk sekolah dan kelak bagaimana masa depan mereka jika hal tersebut terus dibiarkan.

Furdan terus berkeliling kampung dan berhasil mengumpulkan seluruh siswa di satu tempat untuk memakai seragam, dilanjutkan berangkat bersama-sama ke sekolah.

Di lain kesempatan, dia juga menemukan anak didiknya tak masuk sekolah hingga satu bulan.

Namun ia tak lelah mengajak anak-anak yang tak bersekolah dengan berbagai alasan itu untuk lebih giat menimba ilmu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved