Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Guru Viral Tinggal di Gubuk Reyot 4x6 Meter, Minta Maaf Ngaku untuk Bedah Rumah

Seorang guru tinggal di gubuk reyot berukuran 4x6 meter di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara viral di media sosial.

KOLASE TikTok/tkpmedanbos dan Tribun Medan
GUBUK REYOT - Mariasih (58), guru di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara minta maaf usai videonya viral di media sosial. Mariasih tinggal di gubuk reyot ukuran 4x6 meter. Ia tidak sengaja membuat video hingga viral. Video tersebut diakuinya untuk bedah rumah. Namun tak menyangka justru viral, Selasa (9/9/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang guru tinggal di gubuk reyot berukuran 4x6 meter di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara viral di media sosial.

Adalah Mariasih (58), guru yang mengajar di dua sekolah swasta di wilayahnya.

Dalam gubuk reyot tersebut, Mariasih tinggal bersama suaminya, Ahmar Rajali (56).

Video Mariasih viral karena menyebut tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

Ia kemudian meminta maaf kepada Bupati Deli Serdang, Camat Tanjung Morawa dan Kepala Desa Badar Labuhan.

Permintaan maaf Mariasih terekam dalam sebuah video dan salah satunya diunggah oleh akun Instagram @nyinyir_update_official pada Minggu (7/9/2025), dikutip dari Tribun Sumsel.

Baca juga: Mariasih Malu Suami Curhat Tinggal di Gubuk Padahal Profesinya Guru, Ahmad Rajali: Memang Gak Mampu

Mariasih mengaku tidak bermaksud untuk menghebohkan publik dengan menyinggung tidak mendapat perhatian dari pemerintah desa.

"Saya minta maaf, demi Allah saya tidak sengaja membuat video ini, tidak ada maksud untuk apa-apa," ujar Mariasih memohon maaf. 

"Saya membuat video itu hanya untuk bedah rumah, saya gak tahu kalau sampai diviralin kayak gini," sambungnya.

Mariasih juga sebelumnya sudah memperingati pembuat video agar tidak memviralkannya di media sosial.

"Jujur saya kemarin bilang saya yang membuat video 'tolong jangan diviralkan di media sosial', karena se-Deli Serdang kenal sama saya termasuk organisasi Alwashliyah dan organisasi P3K, saya mohon maaf lahir batin, karena janji dia ini untuk bedah rumah, mungkin karena saya seorang guru jadi diviralkan seperti ini," katanya.

Pernyataan itu justru menimbulkan tanda tanya. Banyak warganet menduga sang guru mendapat tekanan hingga harus meminta maaf.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah daerah terkait viralnya permintaan maaf tersebut.

Diketahui, kondisi atap-atap yang sudah bolong dengan dinding tepas bambu yang sudah rapuh luput dari pantauan pemerintahan.

Di dalam gubuk reyot tersebut terdapat tempat tidur papan dengan lapis kasur kapuk. Sementara di sampingnya terdapat lemari tua.

GUBUK REOT - Ahmad Rajali berdiri di depan rumahnya gubuk yang sudah reot di Dusun III Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang, Sabtu (6/9/2025). Gubuk ini pun sempat viral di media sosial karena dianggap tidak ada perhatian pemerintah.
GUBUK REOT - Ahmad Rajali berdiri di depan rumahnya gubuk yang sudah reot di Dusun III Desa Bandar Labuhan Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang, Sabtu (6/9/2025). Gubuk ini pun sempat viral di media sosial karena dianggap tidak ada perhatian pemerintah. 

Mariasih ngajar di 2 sekolah swasta

Ahmar Rajali, suami Mariasih mengaku hidup di dalam ruangan terbentang spanduk besar bekas untuk pelapis agar terik matahari dan hujan tidak kearah tempat tidur dan membasahinya. 

"Ya di sinilah saya setiap hari tinggal, kalau malam pun di sini. Kalau rusak parahnya ini sudah mau setahun juga. Berangsur-angsur dia rusaknya dan sekaranglah parahnya. Ya memang nggak mampu (untuk memperbaiki), taulah gimana pendapatan tukang becak," ujar Ahmad Rajali. 

Ahmad Rajali mengakui, kalau istrinya sebenarnya adalah seorang tenaga pendidik.

Dua sekolah swasta yang ada di Tanjung Morawa menjadi tempat istrinya mengajar.

Jabatan Wakil Kepala Sekolah pun diakui diemban di salah satu sekolah oleh istrinya. 

"Ya memang guru istri saya dari dulu. Kalau pagi di SMP dan sore ngajar di Alwashliyah. Setengah 6 sore baru pulang. Kalau saya ya dari dulu memang tukang becak, tapi ya gitulah. Semua orang ya pasti punya niat untuk memperbaiki rumah cuma keadaanya ginilah (nggak mampu)," kata Ahmad Rajali, dilansir dari Tribun Medan.

Baca juga: Gubuk Reyotnya Viral, Guru Honorer Kini Minta Maaf, Kades Ungkap Kondisi

Ahmad Rajali menceritakan sebelum menikah dengan Mariasih, ia sudah pernah menikah dan memiliki satu orang anak.

Saat itu, Mariasih sendiri memiliki 2 orang anak. Awal-awal menikah mereka pun tinggal di kontrakan. 

"Jadi yang punya rumah kontrakan itu nawarin kita untuk beli tanah ini (rumah yang gubuk). Nyicil 3 tahun belinya dan kami cicil lah. Sebelum lunas, sekitar 7 tahun lalu, kami diperbolehkan buat rumah dan gubuk inilah yang kami buat. Namanya juga kan dari rumbia dan tepas, jadi hanya mampu bertahan 5 tahun," ucap Ahmad Rajali. 

Dijelaskannya, rumah yang ia bangun pertama kali adalah gubuk yang ada di samping rumah yang viral ini.

Karena memiliki dua anak gadis kemudian dibagun gubuk lagi di sampingnya yang sekarang viral.

Rumah kontrakan pada saat itu tetap mereka tempati karena tidak jauh dari lokasi. 

"Baru kemudian anak kita itu nempatin rumah kontrakan. Satu sudah menikah dan dibawa suaminya dan kemudian satu lagi tinggal di rumah kontrakan. Kalau istri di rumah kontrakan itu tinggal malam-malam. Kalau saya di sini tapi kalau makan saya di situ. Kalau mandi dan lainnya (buang air) saya di sungai belakang rumah ini saja," ucap Ahmad. 

Keluarga malu

Ahmad mengakui pada saat ini istrinya sudah melenceng dalam menyampaikan keterangan.

Semenjak istrinya memberikan keterangan kepada wartawan dan kemudian viral banyak keluarga yang merasa malu sehingga kemudian istrinya pun seakan tidak membutuhkan pertolongan orang lain lagi untuk memperbaiki rumah.

Atas keterangan istrinya saat ini, ia pun tidak sependapat. 

"Ya memang begini keadaanya gimana. Kalau saya nggak ada malu-malu memang seperti ini. Kalau saudara selama ini emangnya ada peduli sama kondisi kita seperti ini?," sebut Ahmad. 

Ahmad mengakui kalau sebenarnya sudah beberapa kali dibujuk oleh istrinya untuk tinggal bersama di rumah kontrakan.

Namun Ahmad selalu menolak karena merasa lebih nyaman tinggal di rumah sendiri dari pada di rumah orang lain yang di kontrak.

Di rumah kontrakan disebutnya panas sehingga tidak membuatnya betah. 

"Aku nggak tahan panas, lebih enak lagi di sini. Alhamdulillah kalau malam di sini nggak banyak nyamuknya. Kemarin saya ada operasi di situlah ada beberapa hari saya tinggal di rumah kontrakan karena memang nggak boleh kena angin. Sekarang ya di sini lagi lebih enak di sini," bilang Ahmad. 

TINGGAL DI GUBUK REOT - Mariasih, seorang guru di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara mendadak disorot usai videonya tinggal di gubuk reot viral di media sosial, menangis minta maaf
TINGGAL DI GUBUK REOT - Mariasih, seorang guru di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara mendadak disorot usai videonya tinggal di gubuk reot viral di media sosial, menangis minta maaf (TikTok/tkpmedanbos)

Istri pernah nyaleg

Ahmad pun tidak menampik kalau istrinya pernah terdaftar sebagai Caleg pada Pemilu beberapa waktu lalu. 

Soal hal ini Ahmad bilang istrinya terdaftar sebagai Caleg PPP untuk tingkat Kabupaten.

"Itu hanya untuk memenuhi kuota perempuan saja. Mana ada uang untuk jadi Caleg dari pada gitu ya bagus betulin rumah sajalah. Nggak ada uang kami yang keluar itu kemarin. Yang milih pun hanya saudara-saudara saja," katanya. 

Soal bantuan dari pemerintah, Ahmad mengakui seingatnya ia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari Desa.

Yang ia punya hanya Kartu Indonesia Sehat sebagai jaminan kesehatan. Selebihnya sebutir beras pun disebut tidak pernah ia dapatkan.

"Kalau Kadus ya memang family saya itu. Ya cemana (bagaimana, red) nggak pernah dapat memang bantuan," bilangnya. 

Kepala Dusun III Desa Bandar Labuhan, Yan Edi mengakui kalau Ahmad Rajali ini adalah keluarganya. Ia tidak sependapat kalau selama ini tidak diperhatikan oleh pemerintah Desa.

Baca juga: Guru Furdan Jemput Siswa Satu-satu dari Rumah untuk Sekolah, Kini Prestasi Murid Sampai Kancah Dunia

Walaupun demikian diakui soal bantuan beras tidak ada diberikan. 

Ia menilai kalau pakciknya itu punya istri yang bekerja dan berpenghasilan sehingga ada yang lebih prioritas lagi untuk dibantu. 

"Berpenghasilan lo, kalau kita bantu apa kata yang lain?. Nanti dibilang karena saudara Kadus makanya dibantu," kata Yan Edi. 

Sementara itu Kepala Desa Bandar Labuhan, Hajeman mengaku saat ini istrinya sudah membuat klarifikasi atas videonya yang viral.

Anak-anak Mariasih juga disebut tidak terima ketika ibunya diviralin karena dianggap masih punya tempat layak untuk tinggal. 

"Kerjanya ada ibu itu bukan gitu juga (bukan orang susah). Kerjanya di dua tempat. Ibu itu udah buat klarifikasi, dikiranya kemarin itu divideoin untuk internal dikirim ke pemerintah saja supaya dibagusin rupanya tapi rupanya viral di medsos. Kalau istrinya itu bilang ke kami sengaja rumahnya itu tidak diperbaiki supaya suaminya itu tinggal di rumah kontrakan," kata Hajeman.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved