Viral Internasional
Siasat PM Israel Benjamin Netanyahu Agar Tidak Tertangkap saat Terbang Menuju Amerika Serikat
Tujuan Netanyahu ke AS adalah untuk menghadiri konferensi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (25/9/2025).
TRIBUNJATIM.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sampai rela mengambil rute memutar demi tidak tertangkap oleh ICC.
ICC atau International Criminal Court (Mahkamah Pidana Internasional) adalah lembaga peradilan permanen yang berkedudukan di Den Haag, Belanda. ICC dibentuk berdasarkan Statuta Roma tahun 1998 dan mulai berlaku tahun 2002.
Tugas utamanya adalah mengadili individu yang diduga melakukan kejahatan paling serius, seperti genosida, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi.
Pesawat Netanyahu akhirnya mengambil jalur yang tak biasa ketika menuju ke Kota New York, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Rudal Iran Tembus Iron Dome, PM Netanyahu Naik Pesawat Tinggalkan Israel Naik di Tengah Perang
Tujuan Netanyahu ke AS adalah untuk menghadiri konferensi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (25/9/2025).
Alih-alih melintasi wilayah udara Prancis dan Spanyol seperti biasanya, pesawat Netanyahu justru menempuh rute memutar yang melewati Yunani, Italia, dan selanjutnya berbelok ke selatan melalui Selat Gibraltar sebelum menuju Atlantik.
Meski Prancis sudah memberikan izin bagi pesawat Israel untuk melintasi wilayah udaranya, sumber diplomatik Prancis yang diwawancarai AFP mengungkapkan bahwa rute yang dipilih pesawat Netanyahu tetap menghindari Prancis dan Spanyol.
Langkah ini membuat durasi penerbangan lebih panjang dibandingkan rute langsung yang biasa ditempuh.
Menurut Amichai Stein, koresponden diplomatik untuk saluran berita i24, pesawat Netanyahu menghindari wilayah udara Prancis, memperpanjang perjalanan ke AS karena surat perintah penangkapan ICC dan ketegangan saat ini antara Tel Aviv dan Paris terkait perang Gaza.
Pada November tahun lalu, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait dugaan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia selama operasi militer Israel di Gaza.
Negara-negara penandatangan Statuta Roma, perjanjian pendirian ICC memiliki kewajiban untuk menangkap individu yang menjadi subjek surat perintah jika mereka memasuki wilayahnya.
Prancis, Spanyol, dan sejumlah negara Eropa lainnya adalah anggota ICC.
Jika pesawat Netanyahu memasuki wilayah udara atau mendarat di negara-negara tersebut, risiko penangkapan bisa terjadi, apalagi jika terjadi pendaratan darurat.
Oleh sebab itu, pengalihan rute ini dianggap sebagai langkah pencegahan untuk menghindari kemungkinan hukum internasional yang sedang membayangi Netanyahu, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Spanyol bahkan baru-baru ini mengumumkan dukungannya terhadap investigasi ICC dan membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.
Daftar Negara yang Mengakui dan Masih Menolak Palestina, Mengapa Pengakuan itu Penting? |
![]() |
---|
Prabowo Tegaskan Komitmen Solusi Dua Negara, Ultimatum Pihak yang Belum Mendukung Palestina |
![]() |
---|
Daftar 44 Negara yang Tidak Mengakui Palestina, Mayoritas Sekutu Amerika Serikat |
![]() |
---|
Setahun Kerja, Pegawai Kafe Dipecat usai Ngeluh Kedinginan di WA Tapi Menang Gugatan Rp483 Juta |
![]() |
---|
Jangan Ucapkan Hamburger, Karaoke dan Ice Cream di Korea Utara, sudah Dilarang Kim Jong Un |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.