Berita Viral
Sosok Tony Blair, Mantan PM Inggris yang Digadang Jadi Pimpin Transisi Gaza, Picu Perdebatan
Mantan PM Inggris, Tony Blair digadang bakal memimpin sebuah badan bernama Otoritas Transisi Internasional Gaza (GITA).
Ia meraih kursi parlemen pada 1983 mewakili daerah pemilihan Sedgefield dalam usia yang relatif muda.
Langkah itu menjadi titik tolak menuju puncak karier politiknya, hingga akhirnya ia dipercaya memimpin Inggris sebagai Perdana Menteri dari 1997 sampai 2007.
Blair bukan sosok asing dalam diplomasi Timur Tengah. Pada 2007, ia ditunjuk sebagai utusan khusus Kuartet Timur Tengah – gabungan PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia – dengan mandat mendorong perdamaian Israel–Palestina. Ia menjabat hingga 2015.
Namun, rekam jejaknya tidak lepas dari kontroversi. Keputusan Blair mendukung invasi Irak pada 2003 bersama Amerika Serikat memicu kecaman luas dan masih membayanginya hingga kini.
Hartanya Tembus Rp 900 Miliar
Selain kiprahnya di dunia politik, Blair juga membangun imperium bisnis yang membuatnya masuk jajaran elite global.
Kekayaan Blair semakin bertambah melalui jaringan bisnis global, termasuk keterlibatan dalam sektor energi, keuangan, dan teknologi, baik melalui dewan direksi maupun kemitraan strategis yang menghasilkan keuntungan berkelanjutan.
Melalui lembaga konsultan, investasi properti, dan jaringan bisnis internasional, hartanya diperkirakan menembus 60 juta dolar atau setara dengan Rp900 miliar.
Jumlah ini menempatkannya di lingkaran kecil figur dunia yang memiliki pengaruh besar, baik di bidang politik maupun ekonomi.
Penunjukan Blair sebagai kandidat pemimpin pemerintahan transisi Gaza yang tengah digagas Gedung Putih disebut masih sebatas wacana.
Namun, wacana ini sudah memicu perdebatan luas.
Sebagian pihak menilai jejaring internasional Blair dapat memberi stabilitas di wilayah yang dilanda konflik berkepanjangan.
Lantaran dengan kekayaan dan jejaring yang sedemikian luas, Tony Blair bukan hanya dikenal sebagai politisi berpengalaman, tetapi juga sebagai tokoh yang memiliki pengaruh signifikan dalam berbagai arena internasional.
Sebaliknya, kritik keras datang dari mereka yang mengingat kembali perannya dalam perang Irak, yang dianggap merusak kredibilitasnya sebagai mediator.
Jika wacana itu terwujud, Blair akan menghadapi salah satu misi tersulit dalam kariernya, lantaran harus membangun kembali Gaza pasca perang, menjembatani kepentingan Israel dan Palestina, serta menavigasi geopolitik Timur Tengah yang semakin memanas.
Tantangan besar ini akan menentukan apakah Blair dapat menghapus jejak kontroversi masa lalunya, atau justru menambah catatan panjang perdebatan seputar peranannya di panggung dunia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
SD ini Menolak Program MBG ada di Sekolahnya, Wali Kota Beri Respon Positif, Alasannya Diungkap |
![]() |
---|
Tukang Parkir Ngamuk Pukul Pengendara usai Dikasih Rp5.000, Minta Tambahan Rp10 Ribu |
![]() |
---|
16 Siswa Mual & Sakit Perut, Dapur Bantah Keracunan MBG: Siswa Tidak Terbiasa Makan Sandwich |
![]() |
---|
Sempat Kabur usai Aniaya Kurir Paket COD Rp 30.000, Pria ini Menyerahkan Diri ke Polisi |
![]() |
---|
Bukannya Buat Antar Makan Bergizi Gratis, Mobil MBG Kedapatan Dipakai untuk Jualan Buah di Pasar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.