Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Santri Diduga Dipaksa Teman Minum Cairan HCL, Kini Terpaksa Disuntik Setiap Satu Jam Sekali

Ada 3 santri yang diduga menenggak larutan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida di Pondok Pesantren Asy-Syarifiy Lumajang, Jawa Timur.

Editor: Torik Aqua
Pexels/Cottonbro Studio
DIDUGA DIPAKSA - Ilustrasi sakit perut. Nasib santri di Lumajang diduga dipaksa temannya minum cairan HCL, kini terpaksa disuntik satu jam sekali. 

Ada penyumbatan saluran pencernaan dari lambung ke usus.

Berat badannya turun drastis dari 39 kilogram menjadi 24 kilogram dalam waktu tiga bulan.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Dewangga harus disuntikkan susu khusus setiap satu jam sekali.

Sementara itu, Azril saat ini sedang dalam masa pemulihan di rumahnya, sedangkan Rama telah kembali beraktivitas di pondok.

"Dewangga memang masih butuh pengobatan intensif karena dampaknya yang paling parah. Azril sedang pemulihan, dan Rama sudah masuk ke pondok lagi," tutup Amin.

Ponpes bantah santrinya dipaksa

Pondok Pesantren Asy-Syarifiy membantah bahwa santrinya, Dewangga, dipaksa menenggak larutan Hydrochloric Acid (HCL) oleh temannya.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa Dewangga mengalami masalah saluran pencernaan yang serius setelah insiden tersebut.

Dewangga, seorang santri di Pondok Pesantren Asy-Syarifiy 01, Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah mengalami masalah pencernaan sejak tiga bulan lalu.

Ia diduga meneguk larutan HCL yang disimpan dalam botol minuman kemasan, yang dipegang temannya, Anton.

Akibat insiden tersebut, Dewangga harus menjalani perawatan intensif di berbagai rumah sakit karena mengalami penyumbatan saluran pencernaan.

Kondisi ini membuatnya kesulitan makan sehari-hari, sehingga ia harus disuntikkan susu khusus melalui selang sebagai pengganti nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syarifiy, Ahmad Syaifudin Amin, menjelaskan bahwa insiden yang menimpa Dewangga bermula dari ketidaksengajaan.

Amin menegaskan bahwa tidak ada unsur perundungan dari santri lain dalam peristiwa tersebut.

"Jadi bukan dipaksa minum, keterangan dari para santri menyebutkan bahwa korban ini meminta kepada pelaku dan langsung diberikan atau diiyakan," kata Amin di Ponpes Asy-Syarifiy Lumajang, Selasa (30/9/2025).

Amin juga menambahkan bahwa setelah kejadian itu, pihak pondok pesantren segera mengambil langkah cepat dengan mengevakuasi Dewangga ke rumah sakit di Lumajang.

"Kami langsung bawa ke rumah sakit, sampai dirujuk ke Jember dan Surabaya kami juga kawal terus," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved