Berita Viral
Alasan Orang Tua Masih Beri Uang Saku ke Anak Meski sudah Dapat MBG di Sekolah, Sempat Cicipi Menu
Mereka masih tetap memberikan uang saku karena menu yang disediakan oleh sekolah. Sebab, anak-anak belum tentu suka dengan menu yang tersedia.
“Kalau ayam goreng atau semur telur aku suka, tapi kalau telur kuah kuning sama sayur sop udah sering banget, jadi bosan,” kata Hira kepada Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Siswa lain, Farhan (bukan nama sebenarnya) (13), juga mengaku mulai kehilangan selera makan karena menu sering berulang.
“Dulu semangat banget makan, sekarang kalau lihat ikan lele atau sayur asem, kadang nggak habis. Kalau ayam goreng atau spaghetti, baru deh rame,” tuturnya.
Sementara Nasya (bukan nama sebenarnya) (14), siswi kelas VIII, menilai porsi dan kebersihan makanan sudah baik, tetapi variasi rasanya kurang menarik bagi anak seusianya.
“Masakannya bersih, nasinya juga enak, cuma rasanya mirip terus. Aku lebih suka kalau kadang dikasih menu pedas atau makanan kayak di rumah, kayak sambal ayam atau ikan goreng kering,” katanya.
Guru Informatika SMPN 61 Jakarta, Luluk Ul Badriyah, tidak menampik bahwa kejenuhan siswa mulai muncul.
Ia menyebut hal ini wajar karena program MBG berjalan setiap hari dengan pola menu yang terbatas.
“Secara gizi sudah baik, porsinya juga cukup. Tapi anak-anak memang cepat bosan. Mereka cenderung suka makanan yang kering, seperti ayam goreng atau chicken katsu,” kata Luluk.
Menurut dia, sebagian besar siswa masih sulit menyukai ikan, meski menu tersebut bergizi tinggi.
“Kalau dikasih menu ikan, banyak yang cuma makan buahnya. Padahal dari segi gizi, ikan itu bagus banget. Mungkin karena di rumah juga jarang makan ikan, jadi belum terbiasa,” ujarnya.
Meski begitu, Luluk menilai program MBG tetap membawa dampak positif bagi siswa. Mereka menjadi lebih sehat dan tidak mudah lelah di kelas.
“Kalau dulu banyak anak ngeluh lapar atau pusing, sekarang jarang. Hanya saja, ke depan perlu ada sistem rotasi menu yang lebih kreatif dan menyesuaikan selera anak,” katanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 61 Jakarta, Sukmi Purwaningtias, mengungkapkan pihak sekolah telah beberapa kali menyampaikan masukan kepada Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) Palmerah agar menu MBG dibuat lebih variatif dan sesuai dengan selera anak-anak.
“Kami berkomunikasi setiap hari lewat grup WhatsApp dengan pihak SPPG. Di sana kami melaporkan kondisi makanan, termasuk keluhan anak-anak kalau menunya kurang disukai,” kata Sukmi.
Menurutnya, masukan tersebut bukan bentuk keluhan, melainkan bagian dari evaluasi agar program MBG bisa lebih efektif dan makanan tidak terbuang percuma.
Lurah Fadli Didorong ke Parit karena Tegur Warga yang Pasang Polisi Tidur Sembarangan: Dia Keberatan |
![]() |
---|
Subhan Tak Ada Kata Damai Gugat Gibran Rp 125 Triliun, Mediasi Gagal Kini Masuk Tahap Persidangan |
![]() |
---|
Ulah Nova Diam-diam Tebus Emas Rp 15 Juta Milik Teman yang Rabun, Ngaku Bantu Ternyata Malah Dijual |
![]() |
---|
Kapten Ode Sendiri di Laut 7 Jam usai Kapal Karam, 43 Tahun Melaut Berujung Pasrah ke Tuhan: Trauma |
![]() |
---|
30 Tahun Kerja, Prayitno Tagih Gaji Rp 52 Juta dan Pesangon Rp 61 Juta yang Belum Dibayar Perusahaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.