Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jokowi Kedatangan Pengurus Projo yang Bertamu, Budi Arie Singgung Dukungan untuk Prabowo-Gibran

Ketua Projo, Budi Arie bersama sejumlah pengurus DPP Projo bertandang ke kediaman Jokowi di Jalan Kutai, Surakarta. 

Editor: Torik Aqua
Projo
BERTAMU - Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi bersama pengurus terasnya menemui Jokowi di kediamannya, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/10/2025). 

Sebagai informasi, Kongres III Projo dijadwalkan digelar pada 1-2 November 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Ribuan pengurus Projo dari seluruh Indonesia akan menghadiri perhelatan tersebut. 

Arah Politik Jokowi
 
Sebagai informasi, setelah turun dari kursi Presiden RI periode 2014-2019 dan 2019-2024. Jokowi telah mengungkap arah politiknya.

Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan dukungan kepada pemerintahan Prabowo–Gibran, tak hanya untuk satu periode, tetapi dua periode sekaligus.

Bahkan, Jokowi terang-terangan mengaku sudah lama memberikan arahan kepada relawannya untuk melakukan hal yang sama.

“Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu,” ungkap Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (19/9/2025), dilansir TribunSolo.

"Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dua periode," tambahnya.

Dengan statement ini, Jokowi beserta kaum relawannya akan kembali mendukung duet Prabowo–Gibran di pemilihan presiden atau Pilpres yang akan datang, yakni Pilpres 2029.

Pernyataan Jokowi ini terlontar ketika pemerintahan Prabowo–Gibran belum genap berusia satu tahun, dan Pilpres 2029 masih empat tahun lagi.

Memotong Jalur Koalisi

Selamat Ginting juga menilai, dengan mengarahkan relawan untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode, Jokowi justru dapat memotong jalur partai koalisi yang akan datang.

Sebab, banyak kemungkinan dalam dunia politik. Bisa jadi yang ada di luar koalisi nanti digandeng atau sebaliknya.

"Sementara, kalau dilihat pada periode kedua Jokowi waktu itu toh juga harus menunggu koalisi-koalisinya seperti apa. Nah, dengan cara ini artinya Jokowi berpotensi memotong jalur partai-partai koalisi, karena belum tentu ya 80 persen dukungan di parlemen, itu juga harusnya diperhatikan" kata Selamat.

"Karena belum tentu juga misalnya PDIP di luar koalisi, belum tentu juga nantinya tidak diajak, bisa juga diajak," tambahnya.

"Nah, cara berpikirnya kira-kira begini; siapa yang akan menjadi wakilnya Presiden Prabowo ke depan? Itu sama saja mendapatkan karpet merah untuk bisa menjadi presiden berikutnya. siapa pun itu," papar Selamat.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved