Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alih Waris Ngeyel Gembok Pagar SD Negeri Imbas Tak Diganti Rugi Pemda, 111 Siswa Belajar di Tenda

Sebuah Sekolah Dasar Negeri mengalami kondisi yang memprihatinkan karena bangunannya kini disegel oleh ahli waris pemilik tanah

Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
KOMPAS.COM/Fathor Rahman
BELAJAR DI TENDA - Siswa SDN Tamberu 2 masih belajar di tenda darurat di Desa Tamberu, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Jumat (31/10/2025). Para siswa dan guru terpaksa melakukan KBM di tenda lantaran bangunan digembok oleh ahli waris tanah bangunan sekolah. 

Ia berharap pemerintah segera menemukan solusi, baik melalui relokasi atau membeli tanah dari ahli waris.

"Saya berharap segera ada solusi dari pemerintah. Apakah relokasi atau membeli tanah ke ahli waris," tuturnya.

Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pamekasan, Achmad Zainullah, menyampaikan bahwa masih ada satu tenda yang belum terpakai.

"Tenda darurat masih tersisa satu," katanya.

Dia menjelaskan bahwa setelah dua tenda didirikan di SDN Tamberu 2, masih ada empat tenda yang tersisa, namun tiga di antaranya telah dibangun di Area Arek Lancor untuk dijadikan posko bencana.

"Satu tenda yang tersisa bisa saja segera didirikan. Tapi kami menunggu perintah pimpinan," tambahnya.

Baca juga: Progres Pembebasan Lahan Sekolah Rakyat di Mojokerto, Ditargetkan Tuntas Akhir 2025

Tetap ngeyel tutup pagar sekolah

Minggu (19/10/2025), ahli waris menutup pintu pagar SDN Tamberu 2 dengan alasan belum adanya ganti rugi tanah dari pemerintah.

Siswa dan guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tamberu 2, Desa Tamberu, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, masih dalam kondisi telantar.

Hal ini terjadi setelah sekolah disegel ahli waris pada Minggu (19/10/2025) sehingga 111 siswa terpaksa belajar di tenda darurat yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan, Halili, mengungkapkan bahwa situasi ini tidak hanya berdampak pada siswa, tetapi juga guru yang tidak memiliki tempat untuk beristirahat.

"Perlu adanya tambahan 1 tenda lagi untuk ruang guru," ujarnya pada Minggu (2/11/2025).

Halili menjelaskan bahwa saat berkunjung ke tenda darurat, ia menemukan bahwa tidak ada tempat istirahat untuk para guru.

Dengan hanya dua tenda yang ada, ruang tersebut hanya cukup untuk enam kelas, sehingga banyak guru terpaksa beristirahat di luar tenda.

"Saya berharap mereka pun diberi tempat. Saat jam istirahat, para guru juga perlu beristirahat," tegasnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved