Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Saldo MBG Rp 1 Miliar Lenyap setelah Kepala SPPG Terima Chat Palsu, Nurut Diminta Ganti Kata Sandi

Seorang Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjadi korban penipuan hingga dana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) lenyap.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
TribunLampung/Deni Saputra
SALDO MBG LENYAP - Foto ilustrasi uang. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terpaksa dihentikan total. Hal ini disebabkan hilangnya dana operasional sebesar Rp 1 miliar dari rekening lembaga, yang diduga penipuan digital melalui manipulasi data perbankan. 
Ringkasan Berita:
  • Kepala SPPG menjadi korban penipuan digital hingga membuat dana MBG Rp 1 miliar lenyap
  • Dapur SPPG Pangauban di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat kini berhenti beroperasi
  • Pemilik SPPG kini menunggu tindakan BGN

TRIBUNJATIM.COM - Seorang Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau Kepala SPPG menjadi korban penipuan hingga dana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) lenyap.

Saldo yang merupakan dana operasional MBG itu lenyap sebesar Rp 1 miliar.

Imbasnya, dapur MBG yang dikelola SPPG Pangauban di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terpaksa dihentikan total.

Diketahui, dana Rp 1 miliar itu berada di rekening lembaga, di mana pemegangnya, yakni kepala SPPG diduga menjadi korban penipuan digital dengan modus manipulasi data perbankan.

Baca juga: Kata BGN Soal Pemalsuan Label Halal Ompreng MBG di Ruko, Disebut Sengaja Dilakukan Pengusaha

Saldo yang raib tersebut sebelumnya dialokasikan untuk kebutuhan dapur MBG, program unggulan pemerintah dalam penanganan gizi anak sekolah.

Kini, dapur SPPG Pangauban tidak dapat beroperasi karena tidak memiliki dana untuk membeli bahan baku makanan.

“Benar kejadiannya seperti itu. Jadi kami tidak bisa beroperasi karena dana yang ada terkuras oleh penipu. Jelas ini kelalaian dari Kepala SPPG,” ungkap Pemilik SPPG Pangauban, Hendrik Irawan, saat dikonfirmasi pada Senin (3/11/2025), melansir dari Kompas.com.

Kejadian ini bermula ketika Kepala SPPG Pangauban yang berinisial MC menerima notifikasi dari sistem BNI Direct yang meminta penggantian kata sandi pada Kamis (31/10/2025).

MC kemudian menghubungi layanan chat resmi BNI melalui situs yang diyakini benar.

Tidak lama setelah itu, seseorang yang mengaku sebagai petugas BNI menghubungi MC dan mengirimkan tautan untuk mengganti kata sandi.

Dalam komunikasi tersebut, MC juga diminta untuk memberikan sejumlah data penting terkait rekening institusi.

Karena khawatir dana dibekukan, MC mengikuti instruksi tersebut tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.

Setelah itu, nomor pihak yang mengaku dari BNI tidak dapat dihubungi kembali.

“Jadi kata akuntan, ahli gizi, dan pegawai lainnya itu sudah mengingatkan telepon itu jangan langsung dipercaya, khawatir penipuan. Tapi tidak didengarkan, akhirnya kejadian seperti ini,” kata Hendrik.

Kehilangan saldo ini mengakibatkan seluruh kegiatan dapur MBG di Pangauban terhenti.

Ribuan porsi makanan yang biasanya disalurkan setiap hari tidak lagi bisa diproduksi akibat lenyapnya anggaran operasional.

Hendrik menyebutkan, pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan diarahkan untuk membuat laporan resmi ke Bareskrim Polri.

Proses klarifikasi terhadap kasus ini sedang berlangsung, termasuk pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terlibat.

“Jadi kami sudah melapor ke BGN dan meminta solusi baiknya bagaimana. Kami masih menunggu solusinya, untuk dapur tidak beroperasi karena tidak ada dana lagi,” tutup Hendrik.

Waspadai Penipuan

Melansir dari laman Kominfo, di tengah meningkatnya aktivitas digital harian, WhatsApp kini menjadi salah satu aplikasi komunikasi paling rentan disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber.

Belakangan ini, beredar modus penipuan baru yang memanfaatkan fitur penghubung perangkat (linking device) untuk mengambil alih akun pengguna tanpa disadari.

Menurut Museum Sandi dan laporan Cyber Blitz BSSN 2025, modus ini termasuk bentuk rekayasa sosial tingkat lanjut yang menargetkan pengguna dengan pesan yang tampak wajar, namun berisi jebakan digital berbahaya.

Penipuan ini bekerja dengan cara mengelabui korban melalui pesan dari kontak yang tampak dikenal — seperti teman atau keluarga — dengan pesan bernada akrab seperti:

“Hai, aku secara tidak sengaja menemukan fotomu! [tautan mencurigakan]”

Begitu tautan diklik, korban akan diarahkan ke halaman login palsu yang menyerupai situs resmi seperti Facebook atau WhatsApp Web.

Saat korban memasukkan data login, informasi itu langsung disedot oleh pelaku untuk membuat session atau QR WhatsApp palsu yang memberi mereka akses penuh ke akun korban.

Baca juga: Wali Murid Laporkan Temuan Sayur Basi di MBG ke Pihak Sekolah, SPPG: Proses Masak Sesuai Standar

Berdasarkan laporan Cyber Blitz BSSN (2025), berikut alur penipuannya:

  • Korban menerima pesan berisi tautan berbahaya dari kontak yang tampak tepercaya.
  • Tautan membuka halaman login tiruan (misalnya Facebook).
  • Kredensial korban disimpan oleh pelaku.
  • Pelaku membuat QR palsu dan menghubungkan akun WhatsApp korban ke perangkat mereka.
  • Dalam hitungan menit, semua isi chat, foto, dan daftar kontak korban bisa diakses.
  • Setelah itu, pelaku sering menggunakan akun korban untuk menipu orang lain, menyebarkan tautan palsu, atau bahkan melakukan pencurian dana digital.

Modus ini termasuk kategori serangan siber tingkat lanjut, karena menargetkan kepercayaan antar pengguna. Dampaknya bisa meluas:

  • Pencurian Identitas: Data pribadi seperti nama, foto, hingga dokumen pribadi dapat dicuri.
  • Penipuan Finansial: Pelaku bisa menyamar sebagai korban dan meminta uang dari teman atau keluarga.
  • Serangan Siber Lanjutan: Data yang dicuri bisa dipakai untuk peretasan akun lain atau penyebaran malware.

Menurut laporan Kaspersky 2025, sebanyak 70 persen kasus pengambilalihan akun di Indonesia bermula dari tautan mencurigakan yang dikirim lewat WhatsApp atau Instagram.

Tips Perlindungan Diri dari Penipuan WhatsApp

  •  Jangan pernah mengklik tautan mencurigakan, bahkan jika dikirim oleh orang terdekat.
  • Aktifkan verifikasi dua langkah (Two-Step Verification) di WhatsApp.
  • Gunakan hanya situs resmi untuk login: https://web.whatsapp.com
  • Pasang aplikasi keamanan (antivirus & anti-phishing).
  • Perbarui sistem operasi dan aplikasi WhatsApp secara rutin.
  • Jangan pernah membagikan kode OTP kepada siapa pun.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved